Jumat, 29 November 2013

Kreasi Tutup Botol nan Cantik

Minum teh botol, cocacola selain menyisakan botolnya juga tutup botolnya yang kadang selalu dibuang begitu saja di tong sampah. Saya selalu membayangkan berapa banyak manusia membuang tutup botol dalam sehari, dalam sebulan , dalam setahun, wah banyak sekali ya.. Di depan komplek perumahan saya, banyak pedagang minuman yang berjualan di totoar. Setiap pedagang minuman selalu membuang tutup botol di tanah begitu saja sehingga terlihat banyak sampah tutup botol. Saya sebetulnya paling gemes kalau lihat sampah berserakan dan tidak dibuang ke tempat sampah.

Mulai lagi dengan kegiatan rutinku , mengambil sampah yang dibuang percuma dan masih bisa dimanfaatkan lagi . Saya minta ijin pedagang minuman di sepanjang jalan itu untuk mengambil tutup botol. Dan sudah biasa kalau saya lagi mungutin sampah banyak orang yang menoleh dan heran ada ibu-ibu cantik mungutin sampah. Tutup botol itu kemudian dibersihakan dan dijemur sehingga menjadi kering dan tidak ada kuman

Sesudah selesai, mulai otak berpikir keras, mau diapain tutup botol ini agar bisa dimanfaatkan dan tidak terbuang percuma di tempat sampah atau dibiarkan di tanah mengotori tanah. Ternyata hasilnya lumayan , bisa digunakan  untuk yang bermanfaat bahkan kalau mau dijual juga bisa , sehingga bisa digunakan untuk tambahan penghasilan, lumayan buat uang jajan.


Gantungan kunci dari tutup botol aqua

Gantungan hp dari tutup botol teh botol

Pembatas buku dari tutup botol cocacola

Sovenir pernikahan/ulang tahun dari tutup botol cocacola

Sovenir pernikahan/ulang tahun dari tutup boto, aqua


Selasa, 26 November 2013

Perjalanan ke Garut- Situ Cangkuang


Waktu  jalan-jalan ke Garut, yang pertama saya kunjungi adalah Candi Cangkuang. Untuk menuju ke candi Cangkuang , harus melewati situ yang dikenal dengan Situ Cangkuang. Disebut dengan cangkuang karena di daerah situ dan candi terdapat pohon cangkuang (Pandanus Furcatus) yang masih terdapat di daeah candi . Sungguh ketika hendak menyeberangi situ Cangkuang akan terlihat bentang alam dengan nuansa hijau karena banyak pepohonan yang tumbuh. Selain itu hamparan bunga teratai yang menutupi sebagian situ Cangkuang akan menambah keindahan dari situ ini,

Situ Cangkuang ini terletak di desa Cangkuang , kecamatan Leles, kabupaten Garut.. Situ ini berada di daerah perbukitan kecil dengan tinggi sekitar 695-706 meter di atas permukaan laut. Dan situ ini dikelilingi oleh gunung-gunung di empat penjuru mata anginnya seperti gunung Mandalawangi, gunung Kaledong, gunung Halimun, gunung Batara Guru, gunung Guntur dan gunung Cikuray dan inilah yang membuat situ ini sangat mempesona.


Selain itu sewaktu menyeberangi situ ini biasanya ditemani dengan  lagu-lagu sunda yang dinyanyikan pengamen setempat dengan apik. Rasanya hati damai sambil melihat pemandangan yang asri ditemani dengan iringan lagu yang lirik lagunya membawa suasana menjadi romantis. Hm...hm... Dan awan-awan yang bertaburan di langit membuat kabut-kabut tipis yang mewarnai langit yang cerah . Akibatnya situ ini menjadi tujuan wisata  yang menarik.


Romantisme akan terjalin dengan perpaduan alam yang indah dengan situs candi Cangkuang yang kokoh, yang sungguh membuat jalinan keindahan yang tak bisa terlupakan.......

Rabu, 20 November 2013

Mengikuti Acara Quarry Open Day di PT Indocement Tunggal Prakarsa Palimanan

 Berfoto dengan latar belakang Gunung Blindis sebagai area konservasi keanekaragaman hayati

Beberapa waktu yang lalu sekolah saya diundang unttk menghadiri Quarry Open Day. Datang ke sana, masih dengan tanda tanya besar, apa sih yang akan disampaikan di acara tersebut. Bersama 8 siswa saya berangkat ke acara tersebut. Ternyata acara Quarry Open Day itu adalah acara opening kompetisi ilmiah dan pendidikan tingkat nasional yang diluncurkan oleh Heidelberg Cement bagi pelajar, mahasiswa dan peneliti untuk mengajukan proyek-proyek dengan topik keanekaragaman hayati. Ternyata kompetisi ini dilaksanakan secara bersamaan di 21 negara dan di Indonesia di koordinir oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa.

Di kawasan area penambangan di PT Indocement ini ternyata ada kawasan konservasi  yaitu kawasan konvervasi keanekaragaman hayati yang ada  di Gunung Blindis dan konservasi air permukaan. Di Gunung Blindis yang terdapat di area penambangan di pabrik semen ini sudah diteliti dan ada beberapa spesies yang ada di dalamnya seperti beberapa jenis burung dari jenis burung pemangsa seperti alap-alap sapi hingga burung yang terbilang unik burung pelatuk bawang, kera ekor panjang dan Takur Tulung Tumpuk.

Melihat  foto-foto beberapa fauna yang ada di kawasan konservasi

Waktu kami diajak berkeliling ke area pabrik di sana jelas terlihat bekas -bekas kerusakan akibat proses penambangan, tapi di sisi lain ternyata proses penambangan itu tidak mempunyai dampak terhadap kelangsungan hidup hewan yang masuk area konservasi keanekaragam hayati. Dimana dengan area yang cukup luas banyak hal yang bisa diteliti oleh peneliti dan para ahli mengenai keanekaragaman hayati.

Memang sih waktu kunjungan ke lapangan terlihat berbagai bekas galian pertambangan yang dibiarkan saja begitu saja menjadi area yang panas dan gersang. Tapi di sisi lain Pt Indocement juga sangat memperhatikan terhadap lingkungan hidup bagi biota yang ada di kawasan penambangan. Dan dengan kegiatan ini merupakan bukti kalau perusahaan ini sangat menjaga kelangsungan hidup dari flora dan fauna  di sekitar daerah penambangan.

Mungkin yang harus diperhatikan adalah reklamasi bekas penambangan agar bekas penambangan tidak dibiarkan gersang dan panas , dan juga memperhatikan pengeluaran gas emisi yang bisa berpengaruh terhadap kelangsungan hidup flora dan fauna di sana..

Perlu kita acungi jempol bahwa PT Indocement yang konsen dengan  lingkungan hidup yang  ada di sekitar area penambangan. Dengan bekerjasama dengan IPB dan mengadakan kompetisi ilmiah bagi pelajar, mahasiswa, peneliti yang semuanya ditujukan untuk kelangsungan hidup flora dan fauna yang ada di area penambangan.

Pulang dari sana, satu hal yang bisa saya petik, ketika kita mengambil dari alam unuk kebutuhan manusia kita juga perlu menjaga lingkungan sekitarnya agar tidak turut rusak . Alam memberikan untuk manusia dan manusia juga yang  harus  menjaganya. Suatu timbal balik yang harus selalu dijaga, Keharmonisan antara alam dan manusia.


Jumat, 15 November 2013

Pemandangan Alami di Guci

Air terjun

Berjalan-jalan di tempat yang asri, sebetulnya bisa menghilangkan penat setelah sepekan kita bekerja. Saya tidak melewatkan akhir pekan dengan berkunjung ke daerah Guci. Kebetulan belum pernah kesana, akhirnya saya dengan suami berkunjung ke daerah Guci yang masih asri.

Guci adalah salah satu tempat wisata di kaki gunung Slamet di kecamatan Bumijawa, kabupaten Tegal. Ketinggian daerah Guci sekitar 1500 meter di atas pemukaan laut, udara sekitarnya sangat sejuk karena terdapat di daerah pegunungan dnegan suhu sekitar 20 C. Di sini juga ada ai panas yang konon dapat menyembuhkan beberapa penyakit.


Dulu Daerah Guci dikenal dengan nama Kaputihan yang mempunyai arti masih suci atau belum tercemar. Belum tercemar disini artinya belum tercemar dengan agama dan peradaban lainnya.Di sini tinggal Kyai Ageng Klitik yang mempunyai nama asli Raden Mas Arya Hadiningrat yang berasal dari Demak. Karena ada Kyai Klitik ini banyak warga yang datang dari luar daerah. Suatu saat ada utusan dari Sunan Gunung Jati yang bernama Syech Elang Sutajaya untuk melakukan syiar Islam, dan saat yang bersamaan di daerah itu terjangkit penyakit, bencana alam dan tanaman sering diserang oleh hama sehingga keadaan tersebut disebut dengan pagebluk. Akhirnya Elang ini mulai bersemedi memohon bantuan Allah SWT untuk memberikan petunjuk apa yang harus dilakukan untuk mengatasi bencana dan wabah ini. Dan akhirnya penduduk di sana disuruh untuk memperbanyak tasyakuran, sedekah dan yang terkena wabah gatal-gatal agar minum air kendi(guci) yang sudah didoakan oleh Sunan Gunung Jati. Pada saat yang bersamaan Sunan juga mendoakan sumber air panas yang ada di daerah tersebut. Akhirnya kendi (Guci) berisi air yang sudah didoakan disimpan di kampung Kaputihan dan selalu dijadikan sarana untuk berobat. Akhirnya daerah tersebut lebih dikenal dengan daerah Guci dan Kyai Klitik diangkat sebagai kepala dusun/kepala desa pertama di Guci.


Pemandian Guci Indah ini terdapat 10 air terjun yang mengalir. Dan diatasnya terdapat tigabelas pancuran sehingga disebut dengan pancuran tigabelas. Ada juga air tejun denagn air dingin yang dikenal dengan air terjun Jedor. Disana juga ada hutan wisata , bisa lakukan aktivitas kamping atau hiking. Dan air panas di sana dipercaya dapat menyembuhkan penyakit rematik, koreng serta penyakit kulit lainnya.

Hanya saja kawasan wisata di sana belum ditata dengan baik, sehingga bagi pengungjung agak kurang nyaman dan menarik. Sarana restoran dan hotel masih kurang baik, dan pemandian air panas juga kurang ditata dengan baik Bahkan saya dan suami juga terjebak dalam penginapan yang berselubung tempat mesum. Benar-benar pengalaman yang tidak ingin untuk dikenang karena malu disangka saya dan suami juga merupakan pasangan mesum Padahal hawa yang dingin sangat cocok dijadikan tempat peristirahatan. Bila dikelola dengan apik dan manajemen yang baik, bisa jadi Guci menjadi kawasan wisata yang banyak dikunjungi. Satu lagi papan-papan penunjuk arah ke daerah Guci juga sangat sedikit sehingga bagi yang belum pernah ke sana  mengalami kesulitan sehingga harus bertanya -tanya terlebih dahulu..

Tempat pemandian umum  yang belum ditata dengan baik dan kesadaran pengunjung agar tidak mengotori air panas dengan sabun mandi.


Rabu, 13 November 2013

Monas yang Kukenal Dulu dan Sekarang



Kembali pergi ke Monas secara tidak sengaja karena menunggu kereta yang ke Cirebon  masih lama setelah berlibur ke Bali. Terakhir saya ke Monas waktu anak-anak masih SD. Dari statsiun Gambir , tinggal jalan kaki walau harus lewat pagar. Disitu ada pagar yang sudah rusak sehingga ada ruang yang digunakan orang untuk melintas ke sana daripada harus memutar. Nah, waktu mau masuk ke lubang di pagar itu saya agak ragu apakah saya bisa melewatinya, tapi ada wanita yang hamil dengan perut yang sudah besar saja bisa masuk ke sana. Waktu saya coba ternyata sulit masuk karena bagian pantat saya yang besar. Akhirnya setelah dipandu anak-anak , akhirnya saya bisa melewati lubang di pagar tersebut.


Sampai di Monas, terlihat bangunan yang menjulang tinggi yang sudah menjadi ciri khas kota Jakarta. Bentuk bangunan Monas ini berbentuk Lingga Yoni yang melambangkan kesuburan berdasarkan kebudayaan Hindu. Monas ini dirancang oleh arsitek Soedarsono dan Frederich Silaban. Bangunan Monas ini terdiri dari lidah api yang terdapat paling atas yang terbuat dari perunggu yang dilapisi oleh emas yang tingginya 17 meter dan diameter 6 meter. Ada pelataran puncak yang bisa dicapai dengan naik lift yang luasnya 11x11 meter. Dari sini dapat melihat gedung-gedung yang ada di Jakarta yang menjulang tinggi. Sedang pelataran bagian bawah dengan luas 45x45 meter, dari sini dapat melihat taman Monas yang berupa hutan kota. Dari pelataran bawah ini ke bagian dasar tingginya 17 meter.

Di bagian paling bawah Monas ini terdapat ruangan yang luas yang tingginya 8 meter dimana terdapat museum nasional, di sini ditampilkan sejarah perjuanagn bangsa Indonesia dengan luas 80x80 meter dan pada keempat sisinya terdapat  diorama-diorama yang menampilkan sejarah Indonesia dari jaman kerajaan jaman nenek moyang sampai kemerdekaan dan pergolakannya.

Ternyata  ada sesuatu yang baru saya lihat , yaitu pengunjung sering bristirahat di bagian tengah di museum sambil makan dan minum dan yang membuat saya kaget adalah di pojok-pojok tiang penyangga di tempati muda-mudi yang mojok , mungkin karena suasana yang remang-remang dapat digunakan untuk "mojok" Alangkah sedihnya kalau namanya museum hanya dipakai untuk "tempat berpacaran" atau tempat santai  duduk dan makan dan minum. Alangkah baiknya mungkin pengelola bisa membuat cafetaria di bagian luar untuk pengunjung makan dan minum dan area tempat pengunjung untuk beristirahat sehingga di dalam musium tidak digunakan untuk beristirahat. Satu lagi yang perlu diperhatikan pengelola adalah masalah pedagang yang menjual pernak-pernik asesoris dan kaos agar diberi lapak-lapak yang baik sehingga tidak menjual di tanah di sepanjang jalan mnuju Monas dan ditata yang lebih rapih. Dengan demikian penampilan Monas akan lebih rapi dan tertata dengan baik. dan satu lagi kesadaran pengunjung untuk membuang sampah  pada tempatnya.
Ruang tengah dari museum nasional yang digunakan untuk beristirahat, "ironis'

Jumat, 08 November 2013

Ondel-ondel Betawi Masa Kini



Kebetulan saat menunggu kereta ke Cirebon yang masih lama, aku berjalan-jalan di lapangan Monas dan bertemu dengan ondel-ondel. Akhirnya aku memutuskan foto bersama dengan ondel-ondel dan memberikan uang pada keropak yang dibawanya. Seingatku ondel-ondel adalah salah satu bentuk kesenian dari Betawi .

Sejarahnya ondel-ondel ini sudah ada sebelum Islam tersebar di pulau Jawa.. Dulu sekali ondel-ondel ini digunakan sebagai penolak bala yang berfungsi untuk mengusir roh-roh halus yang mengganggu manusia. Makanya bisa dilihat wajah dari ondel-ondel yang menyeramkan.. Seiring dengan waktu akhirnya ondel-ondel ini digunakan sebagai sarana hiburan rakyat. Biasanya dipertontonkan pada acara hajatan orang Betawi, meramaikan pesta rakyat atau acara penyambutan tamu-tamu negara.

Ondel-ondel ini salah satu bentuk kesenian ynag termasuk teater tanpa tutur, karena dulunya berfungsi sebagai personifikasi leluhur sebagai pelindung.Sedang musik pengiringnya tergantung dari rombongannya. Ada yang diiringi dengan tanjidor, pencak silat Betawi, juga bisa  diiringi dengan bende, ningnong dan rebana ketimpring.

Bentuk ondel-ondel berupa boneka besar yang tingginya mencapai 2,5 meter dengan garis tengah 80 cm . Dibuat dari anyaman bambu yang dibuat sedemikian rupa sehingga bisa dipanggul. Bagian mukanya berbentuk topeng dengan rambut terbuat dari ijuk. Untuk warna, ondel laki-laki diberi warna merah wajahnya sedangkan yang perempuan warna putih.

Keberadaan ondel-ondel ini kurang diminati saat ini , sehingga hanya terlihat di acara pesta rakyat atau menyambut tamu yang jumlahnya sangat sedikit. Ironisnya seperti yang terlihat di lapangan Monas, hanya digunakan sebagai sarana meminta uang dengan berfoto dengan ondel-ondel.  Alangkah baiknya kalaupun dipakai sarana untuk mendapatkan uang esensi dari kesenian ondel-ondel masih ditonjolkan. Artinya lengkap dengan alat musik pengiringnya dan disajikan dengan apik sehingga seninya akan muncul.

Senin, 04 November 2013

Dongeng yang Sudah Ditinggalkan


Masih teringat daalm benakku, ibuku suka sekali mendongeng saat aku hendak tidur malam . Ceritanya macam-macam dan kadang imajinasiku sering membayang hal-hal yang indah dan sering bermimpi bisa jadi putri yang bertemu dengan pangeran ganteng. ternyata kebiasaan mendongeng saat ini sudah sangat kurang sekali dengan alsan orang tua sibuk dan harus pulang kerja sudah larut malam , sehingga tidak mempunyai kesempatan untuk mendongeng.

Dongeng kalau bisa disebutkan demikian adalah kisah yang diambil dari hal yang fiktif atau bisa juga kisah nyata yang dibuat menjadi alur cerita yang berisi pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berhubungan dengan makhluk lainnya. Kalau dilihat manfaat dari dongeng itu sendiri  banyak sekali , seperti akan mendekatkan orang tua dengan anak,mengembangkan kemamuuan otak , kemampuan berbahasa, meningkatkan minat baca, meningkatkan kecerdasan emosional, hal ini sangat penting sehingga anak tidak cerdas otaknya saja tapi dia bisa mengatur emosi jiwanya lebih baik. Selain itu membentuk anak mempunyai rasa empati yang tinggi.

Betapa penting dongeng bagi anak-anak , inilah yang mendasari aku untuk mendongeng bersama anak-anak di Yayasan Al Kahfi Cirebon. Saya menggunakan boneka yang dibuat dari dus bekas dan dibuat profil dari tokoh-tokoh yang akan diceritakan untuk anak-anak. Cerita ini saya buat waktu mengikuti even festival fiksi anak di kompasiana..Ternyata waktu saya mulai dengan dongeng , ternyata mereka terlihat belum biasa dengan aktivitas mendongeng.

Selesai mendongeng saya menyuruh beberapa anak untuk mengulang kembali dongeng tersebut, ternyata mereka bisa memeragakan kembali apa yang saya ceritakan walau di sana sini masih ada yang salah. Harapan yang paling bisa terlihat , mereka sudah bisa merekam apa yang mereka dengar dan mudah-mudahan pesan moral tentang peduli sampah bisa tercerna di otak mereka..

Ternyata sangat menyenangkan bisa mendongeng di sana, karena ini juga merupakan pengalaman pertama mendongeng buat orang lain, mudah-mudahan dapat kesempatan lagi untuk bisa mendongeng di tempat yang lain.. Oh ya ternyata , boneka yang kubuat diminta oleh anak-anak disana , walau berat tapi melihat kegembiraan mereka mendapatkan alat peraga tersebut, saya relakan hasil tangan yang kubuat dengan susah payah tentunya. Tapi melihat kegembiraan mereka, semua rasa capai hilang sudah.