Gambar dari sini
Pernah gak mengalami adik dan kakak selalu bertengkar kayak
anjing dan kucing? Pastinya pernah ya. Kakak yang kadang suka usil , kalau
adiknya belum nangis kayaknya gak berhenti godain. Kadang hal yang sepele jadi
bahan pertengkaran. Kalau sudah begitu rasanya kepala pingin meledak saja.
Diberitahu , eh sebentar lagi ada yang teriak ngadu kalau dijahilin atau
terdengar adu mulut yang keras. Wajar gak sih adik dan kakak bertengkar? Wajar , karena mereka individu yang berbeda
yang suatu waktu mereka ada selisih pendapat, ada yang tidak disukai yang bisa
membuat mereka bertengkar. Tentu ada baiknya juga bertengkar karena anak-anak
belajar mengatasi konflik yang terjadi . Makanya orang tua jangan langusng
melerai dulu sambil melihat apa permasalahannya. Biarlah mereka mencari solusi sendiri
dulu atau bisa jadi penengah yang tak memihak salah satu.
Apa saja kemampuan yang akan diperoleh saat adik dan kakak
bertengkar?
Kemampuan menyelesaikan masalah.
Pertengkaran adik dan kakak tidak selalu buruk karena sebentar
kemudian mereka juga akan akur lagi. Tapi setiap bertengkar anak akan belajar
mengatasi konflik mereka sendiri. Menyelesaikan dengan solusi mereka yang berguna
kelak bagi mereka untuk selalu memecahkan masalah saat konflik.
Kemampuan berkomunikasi.
Saat mereka bertengkar mereka mengekspresikan dirinya dengan
cara berkomunikasi sehingga hal ini membuat mereka belajar berkomunikasi
.Apalagi setelah mereka selesai bertengkar komunikasi akan jadi lancar.
Pengendalian diri.
Anak belajar mengendalikan diri saat bertengkar dengan
saudaranya. Saat anak diharuskan berbagi ruang, mainan anak akan merasa kesal
dan anak diharapkan bisa mengendalikan emosinya. Dari sini anak belajar
mengendalikan diri mereka sendiri.
Belajar berempati
Saat bertengkar atau selisih pendapat, anak juga akan
belajar berempati dengan yang lain. Menghargai pendapat yang lain dan memahami
yang lain.
Belajar mendengar.
Walau saat bertengkar mereka tak mau saling mendengarkan apa
yang dibicarakn salah satu dari mereka tapi mereka akan belajar menguasai
dirinya untuk saling mendengarkan dan mendengarkan alasan dari apa yang mereka
perdebatkan
Jadi bertengkar tidak selamanya buruk ya. Dari pertengkaran
ini anak banyak belajar. Saudaranya sebagai guru terbaik bagi anak. Dengan
adanya saudara anak belajar bernegosiasi, berempati, bekerja sama dan saling
menyayangi satu sama lainnya. Jadi
bertengkar selama tak ada kekerasan fisik biarkanlah mereka menyelesaikan
sendiri, orang tua hanya mengawasi dan sekali-kali boleh ikut nimbrung dan menasehati.
Kemudian anak-anak diajarkan untuk saling memaafkan satu sama lainnya.
Saat anak-anak masih kecil memang terasa sekali kalau
anak-anak mulai bertengkar. Ditegur bukannya malah reda malah tambah. Rasanya
kepala mau pecah saja. Tapi seringkali membiarkan mereka bertengkar dan
memecahkan masalah mereka. Mengajarkan mereka juga untuk mengendalikan emsoi
mereka. Biasanya anak perempuanku kalau kesal suka corat coret di buku
hariannya untuk mnegungkapkan kekesalannya. Setelah itu akan reda sendiri dan
baikan lagi dengan kakaknya. Katanya orang hubungan adik dan kakak itu memang
unik. Saat dekat mereka bertengkar terus tapi kalau jauh pasti dirindukan. Nah,
setekah salah satu kuliah di luar kota ternyata mereka jadi jarang bertengkar
karena ketika bertemu lebih baik digunakan untuk kumpul berbagi cerita daripada
bertengkar. Apalagi sekarang tingggal di
dua kota yang berjauhan dan bisa kumpul hanya sebulan sekali, makanya jadi
jarang bertengkar. Jadi ibu-ibu nikmati saja kalau anak bertengkar karena ada
manfaatnya kok selagi tidak ada kekerasan fisik dan ada waktunya mereka gak
akan bertengkar lagi. Nanti, kalau anak-anak sudah gak bertengkar malah kita
rindu dengan teriakan anak-anak saat bertengkar.