Minggu, 23 Oktober 2022

Mesjid Merah Mesjid Tertua Di Kota Cirebon

 


Mesjid Merah yang terletak di kelurahan Panjunan dan kecamatan Lemahwungkuk kota Cirebon merupakan mesjid tertua di kota Cirebon. Bentuknya unik walau mesjidnya kecil tapi arsitekturnya unik tidak seperti mesjid biasa. Ada perpaduan kultur/budaya dari beberapa daerah. Kalau kita masuk ke mesjid, kita akan melewati pintu masuk berbentuk candi bentar yang kita tahu ada di daerah Bali yang beragama Hindu. Atap mesjidnya bukan berupa kubah tapi sungkup seperti kebanyakan rumah-rumah daerah Jawa. Dan banyak piring-piring keramik di dinding mesjid sebagai hadiah dari Tiongkok. Betapa budaya begitu melekat pada mesjid merah ini. Kenapa di sebut dengan mesjid merah karena dindingnya berwarna merah . Juga karena pada waktu itu solat jumat dipindahkan ke mesjid agung Cipta Rasa sehingga di mesjid merah ditiadakan sehingga diberi nama merah (dilarang).

 


Dulu Cirebon sebagai bandar perniagaan karena letaknya di pantai. Jadi Syekh Syarif Abdurakhman datang ke Cirebon sambil menyebarkan agama Islam bahkan dia juga berguru pada Syekh Nurjati. Selain itu Syekh Syarif ini punya kemampuan membuat gerabah dari tanah liat dan keahliannya ia transfer pada penduduk sekitar. Dimana wilayahnya dikenal dengan daerah Panjunan.Akhirnya Syekh Syarif ini bertemu dengan Pangeran Cakrabuana dan beliau disuruh mengembangkan daerah Panjunan ini. Dan Akhirnya Syekh Syarif ini membangun tajug untuk orang-orang solat. Tajug ini yang menjadi cikal bakal dari mesjid merah. Dan tajug ini menghadap ke laut. 500  tahun kemudian jadilah mesjid Merah ini tapi sudah tak menghadap laut lagi dan menjadi bangunan yang unik. Mesjid ini dipakai untuk solat 5 waktu tapi tidak solat Jumat.

 


Bangunan yang unik ini menjadi ciri khasnya. Perpaduan budaya yang unik sekali. Pada tembok terlihat ornamen bunga matahari. Ada 17 pilar dari kayu jati yang menyangga mesjid ini yang artinya ada 17 rakaat solat 5 waktu. Ada inskripsi beraksara Arab di salah satu palang kayu. Dulu di sampaing mesjid ada menara tapi saat renovasi dihilangkan. Di sisi kiri terdapat bentuk makam sebagai patilasan dan di sebelah kanan ada tempat wudhunya. Dimana air berasal dari sumur tua yang tak pernah berhenti mengalir. Ada beberapa pintu berukuran kecil. Kalau mau masuk kita harus menundukan kepala . Itu artinya kita harus tunduk sama Allah dan gak boleh sombong. Ada mihrab berupa tembok putih. Ceruk pengimanannya berupa ukiran bunga dengan cungkup di atasnya. Keramik-keramik yang terdapat di dinding mesjid juga unik. Sebagian besar motifnya berasal dari Tiongkok. Ada beberapa keramik yang menceritakan pertemuan antara orang Eropa dan bangsawan Cina. Sehingga terlihat keramik bercorak Eropa juga.

 


Ada ruang tertutup di balik Mihrab Hanya dibuka pada saat Idul Fitri dan Idul Adha. Dalam ruangan ini ada ruang kosong dengan pilar kayu dan dinding yang ada keramiknya. Satu mimbar berbahan kayu dan berukir dan ditutupi kain putih agar tidak kotor. Katanya ruangan ini tempat pertemuan para wali uuntul saling bersilahturahmi dan beribadah juga. Selain itu juga mendengarkan kotbah dari Sunan Gunung Jati dan strategi penyebaran agama islam.

 


 

Jadi yang datang ke kota Cirebon, mesjid Merah ini patut dikunjungi karena sejarahnya dan keunikan bangunannya

 


 

8 komentar:

Admin mengatakan...

Nuansanya seperti di kerajaan zaman dulu yang kuno dan klasik. Bersejarah banget pastinya masjid ini, apalagi punya keunikan dengan warnanya yang serba merah. Terima kasih sharingnya!

Tira Soekardi mengatakan...

Betul, walau susananya juga adem

Tanza Erlambang - Sawan Fibriosis mengatakan...

tua dan unik bentuk Mesjidnya, tak seperti Mesjid yang diketahui oleh umum....

Tlisan menarik, tambah wawasan.... Thank you for sharing

celotehnur54 mengatakan...

Unik ya, Mbak Tira. Bangunannya klasik, tapi tidak dijadikan tempat salat Jumat. Terima kasih telah berbagi. Selamat beraktivitas.

Ekopriantoblog.id mengatakan...

Konsep bangunannya bagus dan dominan warna merah...ini sih bukan lagi bergaya klasik tapi lebih ke gaya jaman kerajaan...

Tira Soekardi mengatakan...

Betul, walau kecil tapi unik

Tira Soekardi mengatakan...

Iya, dulunya menghadap laut ini mesjid.

Tira Soekardi mengatakan...

Iya yah, karena sesudahnya dibangun mesjid cipta rasa deket keraton

Posting Komentar