Kamis, 03 Juli 2014

Jemari Lentikku Membuktikan Aku Cinta Negeriku



Aku bangga dilahirkan di negaraku tercinta Indonesia. Betapa tidak hampir dari ribuan pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke kita mampu melihat pemandangan yang indah dari bentang alamnya dan boleh kita tahu kekayaan alam yang berlimpah. Sungguh kaya alam negara Indonesia. Tak kalah lagi begitu banyak seni yang berakar dari budaya setempat yang beraneka ragamnya dan bermuara pada adat istiadat setempat. Kurang apa lagi negara Indonesia???? Termasuk seni tarinya yang begitu indah dengan lentikan jemarinya dan pakaian yang mempesona merupakan daya tarik yang memikat orang luar untuk datang dan belajar.  Kini aku menyadari seni tari itu merupakan aset kekayaan budaya yang perlu dipertahankan oleh negara kita. Begitu banyak aset tarian mulai dari barat sampai ke timur Indonesia. Adakah generasi muda sekarang yang bangga dengan tarian yang mereka miliki???? Kadang banyak yang menyepelekan karena seni tari ini  dianggap sudah ketinggalan jaman dan tak sesuai lagi dengan jaman sekarang yang lebih banyak didominaasi dengan tarian rap, salsa, break dance dan sebangsanya yang lebih memikat kaum muda . Sungguh ironis dengan begitu kuatnya bangsa asing yang ingin mengakui seni kita sebagai miliknya dan banyak yang belajar tarian kita, di sisi lain negara kita seakan cuek terhadap seni budaya negara sendiri.

Aku sendiri dilahirkan di keluarga yang suka dengan seni tari. Ibuku sudah memasukkan aku ke sanggar tari . Karena ibuku orang Jawa, makanya aku diajarkan untuk bisa menarikan tarian Jawa . Dari sinilah kecintaanku terhadap seni budaya tumbuh dalam dadaku. Mungkin aku bukan penari yang terkenal dan bisa melanglang buana ke luar negri untuk mempromosikan seni tari Indonesia, tapi aku mampu memberikan contoh buat teman-temanku untuk menghargai dan mencintai budaya sendiri. Apalagi saat manggung selalu diiringi dengan gamelan dimana salah satu pemain gamelannya adalah ibuku sendiri. Bahkan aku sering manggung untuk pementasan sendratari kolosal di kota Bandung.  Setiap ada pertunjukkan tari selama aku sempat aku selalu melihatnya.   Semua aku lakoni sampai selesai kuliah.

Kini setelah aku tinggal di kota Cirebon, aku juga tertarik dengan seni dan budaya di kota Cirebon .Budaya kota Cirebon banyak terpengaruhi negara Tiongkok karena Sultan Gunung Jati menikahi putri Tiongkok yang menjadi mualaf.  Tari topeng tari yang begitu terkenal di kota Cirebon dengan banyak filosofi yang terkandung dalam tariannya.  Aku juga mulai mempelajari tari topeng ini dan anak perempuanku juga kuajak ikut serta.  Dan selama aku belajar aku mengamati yang belajar di sana adalah anak-anak kecil dan jarang sekali anak remaja. Menurut pelatih tari di sana, memang ketika mereka kecil mereka senang-senang saja berlatih tari di sanggar ini tapi setelah remaja ,mereka lebih tertarik pada tarian modern dari pada yang tradisional.  Walau aku di sanggar tari itu paling tua sendiri tapi tak membuatku malu , tapi aku ingin menunjukkan kalau aku yang sudah berumur masih ingin belajar seni tari tradisonal  dan agar mereka juga termotivasi untuk lebih bersemangat berlatih. Anakku yang perempuan sudah menguasai 5 jenis tari topeng Cirebonan dan sering tampil di panggung ke panggung di kota Cirebon , dan aku selalu menemaninya dengan setia. 



 
Tari Topeng Samba menggambarkan keceriaan anak yang masih mempunyai sifat kanak-kanak dan polos
(Waktu anak perempuanku mau tampil di suatu acara TV lokal)
 

Tari Topeng Tumenggung menggambarkan manusia yang dewasa dan sudah mendapatkan pengalaman hidup sehingga lebih arif dalam segala hal

(Ini waktu anak perempuanku tampil di acara sekolahnya)




Aku bangga dengan seni dan budaya Indonesia .Walau aku belum punya kontribusi yang besar untuk kemajuan seni dan budaya Indonesia, tapi paling tidak aku bisa menjadi penyemangat bagi kaum muda untuk mencintai kesenian tradisional. Kegiatan menariku tetap aku lakukan walau hanya menari di sanggar dan sekali-kali menari di acara kantor atau instansi saja.  Dan banyak manfaat yang  bisa aku petik dari menari yaitu rasa cinta yang luar biasa terhadap tanah kelahiranku Indonesia, membuat tubuh sehat dan menghaluskan jiwa, karena menari juga bisa menjadi terapi jiwa yang ampuh.  Jadi mau tunggu apa lagi, cintailah seni budaya negara sendiri, kapan lagi kalau bukan kita sendiri???? Lentikan jemari kita untuk Indonesia!!!!!!!



                             ArtikelIni Dikutsertakan Pada Kontes Unggulan Aku dan Indonesia

16 komentar:

  1. Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam Kontes Unggulan :Aku Dan Indonesia di BlogCamp
    Dicatat sebagai peserta
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
  2. Moga2 makin banyak anak muda yg menghargai n melestarikan tarian daerah Indonesia ya..syang bgt kl sampe warisan budaya kalah sama Kpop :(

    BalasHapus
  3. jarang banget pemuda yang menghargai budaya yang di miliki, semoga bisa berthan budaya samapai keturunan selanjutnya

    BalasHapus
  4. betul bang, aku lihat sendiri saat mau ada sendratari mencari personilnya aja susah banget, akhirnya yang itu2 lagi

    BalasHapus
  5. Betul mbak Muna, saya selalu mengajak anak remaja untuk belajar tari tradisional, mudah2an dg usaha kecil sy bisa membuat remaja lbh menyukai seni tradisional

    BalasHapus
  6. Salam hangat juga pakde dari kota udang Cirebon, jadi kangen ke Surabaya

    BalasHapus
  7. nice? memang budaya kita memang nice kok

    BalasHapus
  8. Mak....selamat yaa udah menang juara 1....kerennn :)

    BalasHapus
  9. Selamat mak menang kontes juara 1 :D

    BalasHapus
  10. terimaksih sobat-sobatku semua atas ucapannya, salam hangat dari Cirebon

    BalasHapus
  11. Mak selamat ya, saya jadi banyak belajar dari tulisan emak ini, benar-benar aksi nyata dalam mencintai Indonesia :'(

    salam kenal dari Depok, Jabar

    BalasHapus
  12. iya mak, kadang sedih juga melihat sanggar sepi anak muda yg mau ikut menari, salam kenal kembali mak

    BalasHapus
  13. wahhh trnyta dari basic penari juga ya mah hehe mantao mamah tira

    BalasHapus
  14. iya mas Angki saya menari sejak SD

    BalasHapus