Selasa, 15 Juli 2014

Merajut Asa Bersama Bocil







Entah mengapa, setelah usiaku senja dan anak-anak sudah beranjak dewasa, ada dalam hati kecilku, keinganan untuk lebih banyak berbagi buat orang terutama buat anak-anak dan remaja. Tapi aku sendiri masih bingung , harus dimulai darimana, dimana , apa yang bisa aku berikan . Banyak sekali tanya di hati yang kadang sering menggelitik dengan tanya-tanya kecil yang semakin hari semakin ingin kujawab. Di sisi lain aku seperti ada dilema yang kadang aku sendiri sulit untuk memutuskannya.Aku mengajar di sebuah sekolah menengah atas juga bukan untuk mencari  uang tapi untuk bisa berbagi buat para remaja sekarang agar mereka punya karakter yang mumpuni bukan hanya soal akedemik saja tapi mereka remaja yang beruntung karena berasal dari keluarga yang mempunyai ekonomi cukup, tapi alangkah lebih afdol jika aku lebih bisa berbagi bagi anak-anak dan remaja dari keluarga kurang yang beruntung, sehingga semangat berbaginya akan lebih terasa lagi.

            Akhirnya aku mulai mencari di kota tempat tingalku tempat-tempat dimana aku bisa berbagi , ternyata cukup banyak yang kudapat dengan visi dan misi yang hampir sama. Akhirnya dengan datang dan sering melihat kegiatan mereka, aku tertarik dengan sosok perempuan putih, tinggi dan senyum selalu menghiasi wajahnya. Sosok tersebut bernama Mbak Rini Sugiarti. Pertama kali bertemu , aku disambut dengan tak lupa mbak Rini mencium tanganku. Mbak Rini mengelola Yayasan Al Kahfi Cirebon yang memberikan suatu wadah bagi anak-anak dan remaja yang kurang beruntung untuk belajar di sana. Tempat tinggal dengan tipe rumah 36 yang kecil , mbak Rini gunakan untuk kegiatan anak-anak dan remaja. Karena tempat yang kecil, sehingga waktu belajar masih harus dibagi antara anak-anak dan remaja agar ruangan tak terlalu penuh. Untuk anak-anak kecil saja , ruangan yang kecil saja sesak ,apalagi bila anak remaja juga ikut berkumpul. Akhirnya aku memutuskan untuk mengajar ketrampilan di yayasan ini . Mengapa????

 Padahal masih banyak lembaga lainnya yang juga kompeten dalam hal yang sama tapi aku melihat sosok mbak Rinilah yang membuatku memutuskan untuk bergabung di sini. Wanita yang masih muda dan jauh dari orang tuanya, sendiri saja mengelola rumah belajarnya. Banyak kesulitan yang harus dia lalui dengan seringnya berpindah-pindah tempat karena kontrakan rumah tak bisa diperpanjang. Belum lagi tempat yang sekarang sudah tak cukup lagi dengan bertambahnya anak dan remaja yang belajar di sana. Suatu hari saat aku datang ke sana , mbak  Rini memperlihatkan sebuah rumah kontrakan baru untuk anak remaja sehingga tak perlu lagi bergabung dengan anak-anak kecil lagi. Aku sendiri bertanya , dari mana mbak Rini mendapakan uang untuk mengontrak rumah seharga itu yang cenderung tinggi karena ada di perumahan yang ada di dalam kota. Selain dari donatur tetap , mbak Rini bersama dengan anak remaja door to door untuk meminta dana sumbangan untuk kelangsungan dari rumah belajarnya.  Aku mendengar sendiri dari penuturan mbak Rini bagaimana sulitnya meminta uluran tangan dari masarakat, belum rasa lelah dan kadang sakit hati dan yang lebih menyakitkan bila dicurigai dan mendapat kata-kata yang menyakitkan hati. Mbak Rini tetap tegar dan dia harus siap untuk dicaci maki demi kelangsungan rumah belajarnya. Inilah bentuk kekaguman aku terhadap sosok mbak Rini, yang mau susah payah mencari dana untuk anak-anak bisa belajar di sana dan memberikan santunan pada mereka tiap bulannya.  Ketika aku tanyakan , selama di Cirebon sudah pergi kemana saja, kepalanya menggeleng dengan cpeat, ternyata baginya tak ada waktu untuk dirinya sendiri . Aku membayangkan wanita semuda mbak Rini biasanya nongkrong dengan teman-temannya di  kafe, memghabiskan waktu bersama tapi seluruh hidupnya dia tujukan untuk rumah belajarnya sepertinya dia mengabaikan kepentingan pribadinya . Tak banyak anak muda seperti dia, sungguh aku salut sekali dengan kesahajaan yang terpancar dari wajah cantiknya.



Hari-harinya merajut asa bersama bocah cilik dan anak remaja lainnya , begitu menyentuh hatiku, rasanya aku dibandingkan mbak Rini yang masih muda sangat jauh , padahal aku sering sekali gembar gembor ingin berbagi tapi nyatanya aku tak ada apa-apanya dibandingkan mbak Rini, .Aku percaya dari ketulusan hatinya , semua hal yang telah dilakukan mbak Rini sudah banyak berguna bagi anak-anak dan remaja di sana dan aku yakin rajutan asanya akan terus mengalir di tengah orang-orang lain yang tak peduli, sosok yang patut di contoh, muda memberikan inspirasi bagi orang lain. Terimaksih mbak Rini, semangatmu memberikan inspirasi tersendiri bagiku.....

http://emakgaoel.blogspot.com/2014/07/kontes-semangat-berbagi-blog-emak-gaoel.html






13 komentar:

  1. andai banyak lagi pemuda dan pemudi seperti mbak rini....?
    semoga sukses dan barokah untuk mbak rini.
    untuk mba tira,salam kenal,salam blogger....sukses selalu mba

    BalasHapus
  2. Inspiratif sekali mbk...sukses selalu untuk mbk rini :)

    BalasHapus
  3. Semoga apa yg dilakukan mbak rini membawa barrakah untuk semua dan menjadi contoh nyata bg generasi lainnya....bahwa dimanapun dan bgmpun kt bs berbagi...gak hrs menunggu kaya dan mampu ya mak Tira

    BalasHapus
  4. mas Reo sebetulnya banyak cuma belum terekspos keluar

    BalasHapus
  5. mak Irowati, betul contoh itu perlu, biar banyak org bisa mengaca padanya, betul bebagi itu bisa dg mudah kita lakukan tinggal niat saja

    BalasHapus
  6. iya mak Hana, makasih , mudah2an apa yg sdh dilakukan mbak Rini bisa terus berkembang

    BalasHapus
  7. Wah subhanallah mulia sekali mbak...semoga sukses dan lancar buat bocil dan semua yg dsna dikasih keberkahan aamiin^-^

    BalasHapus
  8. makasih mas Angki, semoga berkah

    BalasHapus
  9. hebat, ya, Mbak Rini. Masih muda tapi kepedulian sosialnya tinggi

    BalasHapus
  10. iya mak Myra, jauh dr orangtua hanya untuk bisa berbagi

    BalasHapus
  11. setiap hal tentang berbagis elalu keren walau yg dibagi hal yg sederhana

    BalasHapus
  12. sama-sama mak Winda, salam hangat dari kota udang

    BalasHapus