Minggu, 15 Februari 2015

Kitty, I Love You......






Kira-kira sepuluh jam lalu sebuah nomer tak dikenal menghubungiku. Dani. Aku harus berpikir lama untuk mengenal siapa dirinya . Hubungan denganku seperti apa, karena sudah lama sekali tak bertemu dengan Dani. Hampri 30 tahun yang lalu, saat aku dan Dani masih kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan. Sungguh terkejut Dani kembali menyapaku kali ini setelah sekian tahun aku dan Dani hilang kontak . Dani mengharapkan aku ikut bergabung dengan dirinya di tempat perlindungan hewan yang ditelantarkan. Ah , Dani ternyata sekian tahun tak membuatnya hilang  kepedulian dengan hewan –hewan yang ditelantarkan di jalanan.
            “Gimana Ta, mau gak ikut bergabung denganku lagi ?”tanyanya lagi. Aku terdiam lama, bukan aku tak mau tapi kesibukanku juga menyita waktu. Di sisi lain aku ingin sekali mengulang kegiatan-kegiatan pemeliharaan hewan terlantar yang dulu sekali pernah aku lakukan bersama Dani. Ada sesuatu yang kadang tersembunyi rapih di sudut hatiku. Cintakah???? Ya, aku terlanjur menyayangi hewan terutama anjing. Menurutku anjing itu hewan yang imut, lucu dan anjing akan selalu setia pada yang memeliharanya. Karena aku begitu menyayangi anjing, dulu aku mau bergabung dengan Dani untuk memelihara hewan –hewan peliharaan yang terlantar di jalanan . Dengan rasa cinta aku memelihara mereka. Hewan-hewan yang tadinya diterlantarkan menjadi hewan-hewan yang bersih, lucu. Kecintaanku pada hewan-hewan peliharaan itu seperti virus yang selalu menyerang diriku. Berkali-kali aku ingin berhenti karena mendapat tawaran kerja di tempat lain, tapi berulang kali aku menolaknya. Sampai aku menikah dan harus meninggalkan semua yang sudah aku rintis di rumah perlindungan bersama Dani. Dan mulai saat itu aku kehilangan kontak dengan Dani.
            “Ta, kamu masih ada di sana?” tanya Dani. Aku kembali tersadar dari lamunan .
            “Aku coba pikirkan lagi ya Dan.”tukasku.
            “Ok, aku tunggu Ta, selamat siang.” Aku termangu menatap ponselku.

            Siang itu aku menyempatkan waktu makan siangku untuk ke tempat perlindungan hewan milik Dani di daerah Cimahi. Aku memegang denah yang Dani berikan padaku.
            “Nin, kalau pak Tono tanya aku, bilang aku ijin keluar dulu,” tukasku pada temanku. Nina mengangguk.
            “Ta, kamu mau ke tempatnya Dani? Kamu mau membantunya?” tanyanya.
            “Gak tahu Nin, aku ingin melihat-lihat dulu. Entahlah , aku masih ragu,” tukasku. Nina dulu juga berteman dengan aku dan Dani, tapi dia kuliah di jurusan lain. Aku beranjak dari hadapan Nina.
            Dani menghantarkan aku melihat-lihat hewan-hewan yang sudah dipelihara dan belum diadopsi. Aku melihat anjing kecil, imut dengan bulu yang panjang, ikal. Aku ingat dengan Browny yang pernah aku perlihara , mirip.
            “Ini Kitty,”tukas Dani sambil menggendongnya dan menyerahkan padaku. Kitty menatapku dengan matanya yang lucu, mengedip-ngedip . Aku mengelus kepalanya dan tubuhnya yang dipenuhi bulu ikalnya. Kitty menggelinjang. Aku tergelak melihat tingkahnya. Dani menatapku.
            “Kamu masih seperti dulu Ta,”tukasnya. Aku tergelak. Aku tak mau melepas Kitty dari pelukanku.
            “Ya, ampun Dan , dia tidur,”teriakku. Dengan enaknya Kity berbaring di pelukanku. Matanya terpejam. Entah mengapa kecintaanku pada anjing mulai kembali terusik, apalagi melihat kelucuan dari Kitty.  Dan itulah yang dipakai Dani untuk membujuk aku untuk kembali bergabung dengannya.. Tapi aku masih saja mempertahankan egoku untuk mengatakan tidak padanya. Ada satu sisi yang aku tak mau bergabung dengannya lagi.
            “Aku kan masih pikir-pikir dulu Dan.” Dani menatap tajam. Aku memalingkan dari wajahnya . Aku tak mau terlihat seperti anak tolol di hadapannya. Aku tak tahu apakah Dani tahu kalau dulu sekali aku begitu iri terhadap dirinya. Dani begitu sempurna .Apa yang dia lakukan selalu berhasil,sedangkan diriku?????  Dani sukses dengan pekerjaanya dan bahkan dengan kegiatan dengan rumah pelindungan hewannya. Sedangkan aku, aku hanya menjadi bayang-bayang dirinya. Itulah sebabnya aku mengundurkan diri untuk mencari peruntungan di tempat lain. Sukses???? Entahlah, aku tak merasa diriku sukses, tapi Dani yang tetaplah Dani yang dulu. Sederhana . Aku pulang dengan bayang-bayang Kitty yang tertidur dalam pelukanku. Waktu akan pulang aku memeluknya sekali lagi.
            “Bye Kitty.....” Aku beranjak dari sana.

            Beberapa hari ini aku semakin gelisah. Perasaan rindu pada Kitty  begitu membuatku ingin kembali ke sana. Pegri tidak ya. Aku masih gengsi untuk kembali lagi ke sana???? Bayang-bayang kelucuan Kitty dan hewan lainnya yang ada di sana, membuatku gelisah.
            “Kalau mama memang masih ingin membantu rumah perlindungan hewan, lakukan saja,” tukas suamiku. Ternyata kecintaanku akan hewan tak pernah surut walau sudah 20 tahun lebih aku meninggalkan semua kegiatan itu tapi masih banyak cinta yang tersimpan untuk hewan-hewan terlantar. Kadang aku harus menghapus rasa cintaku tapi justru itu sangat menyakitkan. Apalagi kalau aku melihat anjing, kucing yang lucu-lucu , itu membuatku merasakan sakit di dadaku.
            “Aku masih ragu.” Suamiku memeluku perlahan.
            “Hilangkan rasa iri dirimu. Kamu sudah mendapatkan apa yang kamu ingin di tempat kerjamu. Apalagi yang mau kau buktikan pada Dani. Sudahlah itu sudah lama berlalu. Persaingan itu gak baik, apalagi Dani juga belum tentu mengajakmu lagi untuk hanya karena ingin memperlihatkan kalau dia sukses. Berpikirlah positif , ma ,” tukasnya lagi. Aku termangu. Hatiku tersentil oleh ucapan suamiku. Apa aku memang masih memendam rasa iri selama ini???? Sudah 20 tahun???? Aku seperti tersadar dalam mimpi yang panjang. Mengapa aku terjebak dengan kedengkian yang sekian lama menguasaiku???? Lihat banyak hewan-hewan yang terlantar yang butuh bantuan dan cintaku . Apa mereka akan menungguku sampai rasa dengkiku hilang????? Mereka tak bisa menunggu lagi. Mereka butuh kasih sayang dariku. Aku terlonjak dari dudukku.
            “Ada apa?” tanya suamiku terkejut.
            “Aku sudah memutuskan. Aku akan bergabung,”seruku. Entah tiba-tiba saja ganjalan yang ada di hati yang tersimpan lama di pojok hatiku, hilang seketika. Ah, Kitty tunggu aku ya!!!!!

            Setiap  jejak langkahku di jalanan adalah jejak cinta yang akan membawa hewan-hewan itu berakhir di tempat yang penuh dengan cinta. Kitty terlihat lucu di tengah anjing-anjing dan kucing-kucing yang lain. Aku serasa melihat mata cinta mereka menatapku dan mengucapkan padaku ucapan penuh kerinduan.
            “Selamat datang cinta kak Tita. Kami di sini menunggu cintamu untuk kami. Kami rindu belaian tanganmu.” Kitty mengibas-ngibaskan ekornya yang kecil.Merapat di tubuhku Kupandang langit yang membiru dengan teriknya matahari tak pernah aku surutkan langkahku. Mengambil hewan di jalan untuk dipelihara dan dilindungi dari kejahatan, . menyayangi mereka dengan cinta.  Tanganku tak pernah berhenti memberi makan, memberikan perhatian pada anjing dan kucing mungil yang datang dari penjuru wilayah. Di sini mereka berteduh. Di sini mereka berlabuh dalam tangan-tangan cinta yang dengan kerelaannya memberikan sedikit cinta yang dimilikinya untuk mereka. Kini aku merasakan perasaan yang jauh lebih tenang saat aku melihat bola-bola mata yang kembali ceria . Mereka juga butuh hidup dengan cinta, bukan di jalanan yang menempa mereka keras. Butuh secuil cinta. Dan aku ada untuk mereka. Kitty. Aku datang untukmu......I Love my baby dog, cat and...everything about animal!!







Sumber gambar : http://featherheartdesigns.blogspot.com/2011/01/double-bow-bridal-headpiece-at-sara.html
Sumber gambar anjing : https://febriyanadwirani.wordpress.com/category/all-about-anjing/



12 komentar:

  1. Kirain ada apa antara Aku dan Dani :D

    BalasHapus
  2. salah sangka kan??? He, he, tidak ada apa-apa kok

    BalasHapus
  3. saya sempat berkhayal, seandainya ada tmpt penampungan hewan2 yg terlantar..... ternyata memang ada ya... hanya sepertinya di kota saya tdk ada :(

    BalasHapus
  4. Mba, sy kurang suka sm hewan apalagi anjing.
    Dulu pernah mau digigit, jadi agak trauma :(

    BalasHapus
  5. Ada mbak Santi, baik yg dilakukan perorangan atau komunitas. Bahkan ada yang bekerja menyelamtakan hewan saat bencana. Waktu gunung merapi meletus ada komunitas yang membantu menyelamatkan ternak sapi2 penduduk. itupun tidak bisa semuanya

    BalasHapus
  6. mbak Pipit, sama dg anak2 saya pada takut sama anjing. aneh ya padahal bapak ibunya dokter hewan tapi mereka takut anjing

    BalasHapus
  7. kalau anjing kecil lucuu mb..apalagi yang bulunya lebat gitu..tapi kalo anjing besar aku takuutt.. :)))

    BalasHapus
  8. Waaah akupun suka banget anjing. Baik kecil maupun buesar. Malahan dulu suka dititipin anjing2 temen.. katanya kalo sama aku, mereka lebih terawat. hihi :')

    BalasHapus
  9. mbak Enny, kalau anjing kecil memang lucu tapi cengeng dan manja, kalau mau disuntik saja , sudah ribut duluan , kalau anjing besar cenderung kuat mentalnya

    BalasHapus
  10. mbak Pungky berarti orang yang penyabar dan penyayang...

    BalasHapus
  11. iya mak Keke, aku suka anjing yg imut2

    BalasHapus