Kamis, 10 Maret 2016

Metamorfosis Hidup






Kehidupan selalu berubah dari tiada menjadi ada, bahkan dari ada menjadi tiada. Hidup itu fana tak abadi. Segala sesuatu cepat berubah karena pengaruh yang mengelilinginya. Baik atau buruk semua berpulang pada pribadi  masing-masing. Akan mengambil yang baik atau yang buruk, itulah hidup merupakan suatu pilihan. Begitu juga dengan hidupku ,banyak yang berubah dalam hidupku , sangat banyak malah. Alhamdulilah perubahan atau metamorfosis aku berjalan dengan mulus walau banyak tantangan juga. Tapi dengan kesabaran dan keikhlasan perubahan itu mengarah selalu pada kebaikan.

Inilah metamorfosis hidupku

  • ·         Dari anak pemalu menjadi anak yang penuh percaya diri.

 Aku masih ingat dulu saat aku masuk sekolah aku tipe anak yang pemalu. Sulit bergaul dengan anak yang lain. Tertutup dan lebih menjadi penyendiri. Ternyata sifat pemalu aku menjadi perhatian mamaku. Mamaku mendatangi ibu Ine , waktu itu beliau wali kelasku di kelas 4 SD. Mamaku meminta bantuan bu Ine agar aku bisa menjadi anak pemberani dan percaya diri. Aku ingat tiba-tiba saja bu Ine sering menyuruhku untuk maju ke depan , menyuruh aku mengambilkan sesuatu di ruang guru. Pertama-tama sih aku agak takut-takut tapi lama-lama muncul keberanian setelah sering kalinya aku disuruh oleh bu Ine. Alhasil mulai saat itu aku menjadi anak yang percaya diri bahkan menurutku terlalu percaya diri. Aku mulai banyak punya teman, aku mulai banyak dilibatkan di kegiatan sekolah. Bahkan di SD aku menjadi pengibar bendera. Tak menyangka ya, dari anak pemalu menjadi pemberani. Anak yang aktif di kegiatan sekolah. Ini terus berlangsung sampai aku kuliah. Aku aktif berkegiatan selain kuliah. Sungguh aku harus berterimakasih pada mamaku dan bu Ine. Tanpa dorongan mereka berdua, mungkin aku masih jadi gadis pemalu yang tak punya rasa percaya diri.

  • ·         Dari Dokter hewan menjadi pengajar.

Profesiku sebagai dokter hewan hanya aku lakonin selama dua tahun. Waktu itu aku terhambat dengan jam kerja di farm yang tak punya waktu. Kapanpun dibutuhkan harus selalu ada. Sedangkan aku waktu itu masih punya bayi yang harus banyak perhatian. Akhirnya aku buka praktek di rumah sambil mengajar. Ternyata dunia mengajar begitu mengasyikan. Apalagi aku bisa mengubah mindset anak kalau kimia itu adalah mata pelajaran mafia menjadi pelajaran yang menyenangkan. Anak-anak SMA itu aku jadikan sahabat  dan aku kreasikan metode pelajaran sesuai dengan apa yang anak remaja inginkan. Bukan di kelas saja bisa di halaman atau lapangan olah raga. Kalau perlu mengunjungi suatu tempat yang berhubungan dengan kimia. Tak dinyana aku juga banyak mendapatkan pasien yang semakin banyak datang padaku. Akhirnya aku kewalahan, apalagi pasienku kebanyakan anjing dan kucing dimana mereka ingin dikunjungi daripada mereka datang padaku. Tapi dunia mengajar lebih menarik bagiku, sehingga dengan pertimbangan yang matang aku memutuskan untuk tetap mengajar dan berhenti praktek. Walau sering ditelpon oleh pemilik hewan untuk datang tapi aku sudah tidak tetarik lagi untuk meneruskan praktekku. Mengajar sudah menjadi jiwaku akhirnya.

 



Keceriaan bersama murid-muridku. Belajar di lapangan. Foto di atas penelitian tentang air. Foto di bawah kunjungan ke pabrik semen

  • ·         Dari ibu bekerja menjadi ibu tidak bekerja.

Inilah hidup. Setelah anak-anak besar dan tinggal di luar kota, aku justru memutuskan untuk berhenti mengajar. Ada satu hal yang menurutku aku perlu berhenti mengajar sampai di sini. Berat sekali karena aku terlalu mencintai pekerjaanku. Tapi aku harus meninggalkan semua untuk sesuatu yang lebih baik. Aku percaya apa yang aku lakukan adalah demi kebaikan bersama dan aku tak pernah sekalipun menyalahkan siapapun.


  • ·         Hidup untuk berbagi.

Denga waktu yang luang aku mulai berbagi dengan anak-anak.. Berawal dari anak-anak Yayasan Al Kahfi aku mulai belajar menyelami dunia anak-anak. Ternyata mereka sangat menyenangkan. Kepolosan mereka, apa adanya tak basa –basi membuat aku masuk ke dunia anak-anak lebih dalam lagi. Ternyata aku mencintai dunia anak-anak. Akhirnya aku memutuskan bersama teman-teman membentuk komunitas anak-anak di desa Nanggela Kecamatan Mandirancan Kuningan. Di komunitas inilah aku mendedikasikan untuk mengajak anak-anak belajar sambil bergembira di hari minggu. Di garasi rumah mereka berkegiatan. Aku lebih menekankan ke pendidikan karakter lewat dongeng, membaca, menulis, memasak, jalan-jalan ke alam, melukis, baca puisi dan masih banyak lagi kegiatan lainnya. Selain itu juga aku mulai sering mengikuti kelas inspirasi. Karena di sana juga berhubungan dengan dunia anak-anak.  Sudah dua buku karyaku yang aku dedikasikan untuk anak-anak. Kumpulan dongeng anak  , Novel anak (segera terbit) dan aku sekarang lagi membuat kumpulan cerpen anak.  Selain itu juga aku juga memberdayakan ibu-ibu dari anak-anak yang belajar untuk bisa juga berkreasi dengan kerajinan tangan yang aku ajarkan. Pokoknya sekarang masanya aku mulai banyak berbagi untuk bisa punya manfaat bagi orang banyak

Aku sekarang dengan suamiku dan kedua anakku.

 Aku bersama anak-anak di komunitas Circle of Happiness yang aku bentuk

 Memberdayakan ibu-ibu di dekat rumahku

Inilah metamorfosis hidup yang aku alami. Masih banyak harapan-harapan yang ingin aku raih untuk ke depannya. Semoga metamorfosis ini berakhir dengan kebahagian sejati. Amin


69 komentar:

  1. berarti sekolah punya peran ya mak menjadikan anak pemalu jadi percaya diri. anakku jg nih pemalu, pengennya selain motivasi dr saya juga dari sekolahnya biar dia PD

    BalasHapus
  2. kehidupan mba Tira menginspirasi banget...
    Kalau dulu saya diajar sama guru yg seperti mba Tira, mungkin saya akan senang sama mata pelajaran kimia deh hehe...

    BalasHapus
  3. Mbak Tira kehidupannya berwarna sekalii...semoga sekeluarga selalu diberkahi Allah ya mbak...aamiin

    BalasHapus
  4. Barakallah Mbak Tira. Semoga Circle of Happiness selalu diselimuti kebahagiaan dan Mbak Tira selalu bahagia berbagi bersama mereka.

    BalasHapus
  5. Kehidupan mba tira bak pelangi, semoga kebahagian selalu bersama mba Tira dan orang" disekitarnya :)

    BalasHapus
  6. Yah... Aku malah masih pemalu dan belum bisa tampil dengan pede di depan orang banyak.

    BalasHapus
  7. mak Kania, tergantung gurunya. Ada guru yang memang care sama murid , ini bisa diajak kerjasama untuk meningkakan PD anak, kalau gurunya kurang care ya susah mak

    BalasHapus
  8. iya mbak Santi, remaja itu harsu dijadikan sahabat, jadi mudah membawa mereka mau nurut sama gurunya. Iya anak2 jadi maunya masuk IPA krn suka dg kimia

    BalasHapus
  9. masa sih mas Timur, bukannay banyak ikut organisasi???

    BalasHapus
  10. Wahhh jadi kupu-kupunya keren banget. Takjub dengan metamorfosisnya yang luar biasa. :)

    BalasHapus
  11. Waaah, mamanya dokter hewan kemudian jadi guru kimia. Anak-anaknya pasti pinter deh ini pelajaran kimianyaaa. Hehehe

    BalasHapus
  12. Mbak Tira inspiratif sekali..
    Barakallah ya mbak :)

    BalasHapus
  13. Wah...mengajar kimia juga ya Mbak? Iiih, dulu saya seneng banget dengan kimia dari zaman SMA hingga kuliah...

    BalasHapus
  14. iya mbak Anisa, banayk perubahan yang mengajarkan banyak kesabaran dan kelikhlasan

    BalasHapus
  15. gak mbak Andriana, anakku yg perempuan malah masuk IPS SMAnya

    BalasHapus
  16. iya mbak Levina, kimia itu asyik

    BalasHapus
  17. Waahh mba tira, ternyata dokter hewan yang bermetamorfosis ya.. saya juga melewati metamorfosis itu dlm hidup.. senang ya menjalani yang menjadi passion kita..

    BalasHapus
  18. keren mbak.. dulu saya juga pemalu waktu sd. bukan pemalu sih, tapi lebih tepat kalau dibilang.. jago kandang :)

    terus berdedikasi! :)

    BalasHapus
  19. Wah..takjub aku membaca metamorfosis yang Mbak Tira alami... Salut untuk dedikasi mbak... Semoga sukses di GA ini dan sukses di keseharian mbak yaa...

    BalasHapus
  20. Bu Tira. Metamorfosisnya menjadi kupu-kupu yang cantik ya. Saya ingin juga bisa bermanfaat untuk sekitar, namun saya masih belum berani. Takut dengan konflik ibu2, apalagi di Jawa, Surabaya. Tapi mungkin berjalannya waktu, saya bisa berani :)
    Makasih inspirasinya ya bu :)

    BalasHapus
  21. ha, ha betul mas Jeverson , jago kandang istilah yang keren

    BalasHapus
  22. iya mbak Heni paling mudah mah anak2. Ibu2 banyak yang rewel dan gak puasan tapi aku mah gak peduli lanjut saja, yg mau lanjut hayuuk maju bersama, kalau gak mau ya tinggal

    BalasHapus
  23. Ini salah satu bentuk perjuangan, salut deh... Bukan hanya bermetamorfosis namun berubah menjadi terbaik untuk keluarga. Salam

    BalasHapus
  24. ya ampun keren mba metamorfosis hidupnya :D

    BalasHapus
  25. caranya mamahnya mah tira bisa daku tiru nih mah, suatu saat kalau anak2ku pemalu begitu..
    makin kesini smngat amh tira utk berbagi smkin luwarbiyasak, salut sm semangatnya mah tira, :)

    BalasHapus
  26. kegiatannya dengan anak2 itu keliatan asyik banget ya. pengen berhenti kerja juga suatu hari nanti

    BalasHapus
  27. saya juga baru 6 bulanan berumah tangga, istri saya yang awalnya bekerja memilih untuk meninggalkan karirnya dan memutuskan ingin fokus punya anak dan merawatnya.. hmm salam kenal, blognya sudah saya follow, keren mbak..

    BalasHapus
  28. ah masa mbak Ana , padahal itu melewati amsa2 yang sulit apalagi saat memutuskan berhenti mengajar

    BalasHapus
  29. makash mbak Inda, perlu kerjasama ortu dg wali kelas anak

    BalasHapus
  30. asyik banget mbak Nur, kalau mereka sudah senang, mereka akan selalu dekat dg kita

    BalasHapus
  31. makasih mas Yudi, kalau aku meutuskan berhenti bekerja untuk banyak berbagi , anak2 sudah besar danmandiri

    BalasHapus
  32. metaforsis hidup memang asyik
    http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com

    BalasHapus
  33. wah metamorfosis hidup Mbak Tira menjadikan banyak pengalaman ya Mbak

    BalasHapus
  34. Kisah hidup yang menarik, Mbak Tira. Terus berbagi dan menebar manfaat ya

    BalasHapus
  35. sungguh berwarna hidupnya. paling suka liat foto keluarganya. bahagia terus ya ma :)

    BalasHapus
  36. Selalu suka liat foto2 anak2 circle of happiness :)

    BalasHapus
  37. Wah, sangat inspiratif sekali.
    Saya juga lagi gabung di dunia anak-anak ini, Bu. Menyenangkan ya.

    BalasHapus
  38. Bu dokter eh bu guru ... aku ngak suka pelajaran kimia. Menurut gw kimia itu rumit nya bikin pusing hehehe

    BalasHapus
  39. salut dengan semangatnya mamah tira :)

    BalasHapus
  40. Waw ternyata manusia juga bisa metamoprfosis. Muantappp.

    BalasHapus
  41. betul mbak rani membuat warna hidup aku seperti pelangi

    BalasHapus
  42. perempuan november terimakamakasih

    BalasHapus
  43. iya mbak Pipit dunai anak2 itu menyenangkan

    BalasHapus
  44. coba jadi muridku Maz Toro pasti suka banget

    BalasHapus
  45. bisa mbak Nurul, perubahan ke arah yang lebih baik

    BalasHapus
  46. asyiknya anak sekarang bisa jadi presenter

    BalasHapus
  47. honey sweet, iya . Tapi salah tempat komentarnya ya

    BalasHapus
  48. Subhanallaaah, semoga menjadi tabungan dunia akherat mbaaak

    BalasHapus
  49. semoga Allah terus limpahkan kesehatan dan hidayah selalu buat mamah tira aamiin...

    BalasHapus
  50. Keren mamahtira ^.^
    Saya juga pemalu sekarang masih pemalu xixi

    BalasHapus