Kamis, 23 Juni 2016

Musibah Datang Keajaiban Tiba





Gambar dari sini 
 
Peristiwa ini sudah lama terjadi tapi aku selalu mengingat betapa dari peristiwa ini aku banyak belajar bersyukur dan ikhlas. Ternyata anugerah Allah itu benar-benar bagai mukjijat. Sore itu adalah suasana kegembiraan karena anak pertamaku lulus SMA dengan nilai yang baik. Kabar gembira itu begitu memenuhi relung hatiku. Sungguh bagiku ini kegembiraan yang  patut dirayakan. Suamiku berjanji akan makan di luar. Tapi tanpa disangka-sangka aku mendapatkan kabar kalau suamiku kecelakaan.  Saat aku melihat suamiku terbaring di ruang IGD dengan kaki yang lunglai karena patah tulang mulai dari bagian paha sampai ke tulang kering, rasanya seluruh tubuhku lemas. Tak ada satupun kata yang terucap , hanya kebingungan . Saat aku dipanggil oleh dokter bedah, dia mengatakan banyak hal mengenai kondisi kaki suamiku. Malam ini juga harus dioperasi untuk penutupan luka dan tulang yang hancur. Seminggu kemudian harus dipasang pen untuk memulihkan patah tulangnya. Waktu itu dokter mengatakan biaya pasang pen saja sudah 30 juta, belum biaya operasi, dokter, obat-obatan dan kamar rawat. Aku tercenung . Dokter memberikan tenggat waktu aku untuk berpikir apakah mau operasi atau mau dibawa ke alternatif.

Sore itu juga adik iparku datang menjenguk. Dia mendesak aku untuk membawa suamiku ke alternatif saja, karena biaya yang tak mahal.  Bukan aku membayangkan biaya operasi tapi aku sadar bulan ini anak pertamaku harus membayar uang masuk kuliah di Bandung. Uang yang ditujukan untuk biaya sekolah mau tak mau harus untuk biaya rumah sakit. Terbayang anakku harus tak sekolah??? Hanya karena tak ada uang untuk membayar uang masuknya??? Tapi kalau dibawa ke alternatif di daerah Bogor, aku membayangkan jauh perjalanan dari Cirebon dan kalau aku menunggu di sana , dengan siapa anak-anak. Bagaimana mereka hidup sehari-hari, karena aku di Cirebon tak punya sanak saudara. Penyembuhan patah tulang itu bukan sehari dua hari tapi membutuhkan waktu berbulan-bulan, sungguh dilema besar bagiku. Adik iparku terus mendesak untuk membawa suamiku tapi aku bertahan untuk tetap di rumah sakit. Aku pasrah, aku merasa kelak ada jalan keluar untuk semuanya.

Operasi suamiku berjalan lancar walau aku harus menunggu dengan berdebar-debar karena operasi yang begitu lama. Aku sendiri heran , aku begitu tenang dan aku lihat suamiku juga sabar dalam menghadapi semuanya ini. Semua ikhlas dan sabar. Waktu untuk membayar uang masuk semakin dekat, dengan nama Allah aku bayarkan uang masuk ke perguruan tinggi di Bandung. Aku tak berpikir lagi, aku harus membayar biaya rumah sakit dari mana.  Setelah hampir satu setengah bulan di rumah sakit, akhirnya suamiku diijinkan pulang , walau harus setiap minggu untuk kontrol dan belajar berjalan. Saat aku ambil semua biaya administrasi dan melihat berapa yang harus aku bayarkan, aku terkejut. Tanganku bergetar kuat. Biaya operasi yang seharusnya 30 juta dan ditambah biaya dokter dan obat-obatan ternyata hanya sebesar 15 juta dan biaya tambahan obat yang tak ada di askes sebesar 4 juta. Jadi biaya keseluruhannya 19 juta.  Sungguh suatu keajaiban yang aku terima dari Allah. Sungguh aku bersyukur,betapa Allah begitu mengasihi keluargaku. Keajaiban dari Allah itu selalu ada ,jika kita sabar dan ikhlas.Aku bersyukur untuk kebesaran Allah ini.




57 komentar:

  1. Bu hastira, semoga samara keluarganya, amin

    BalasHapus
  2. Dalam keadaan dilema memang butuh keyakinan dan keberanian mengambil satu keputusan, saya salut dengan ketabahan dan keyakinan ibu ambil keputusan penting saat injury time :)

    BalasHapus
  3. ketabahan dan selalu semangat ya mba

    BalasHapus
  4. iya mbak Herva, waktu itu aku berdebat keras dengana dik iparku. Entah mengapa aku ngotot tetap di rumah sakit itu. Ah, keyakinanan aku terbukti

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah ya Mbak, kesabaran & kesetiaan seorang istri sehingga doanya dikabulkan Allah.

    BalasHapus
  6. Memang Allah yang menentukan segalanya Mbak. :) Selalu ada yang tak diduga

    BalasHapus
  7. Alhamdulillah ya mba, semuanya bisa dilalui dengan baik semoga sehat semuanya aamiin

    BalasHapus
  8. Keputusan yang sulit ya Mbak. Akhirnya kesabaran Mbak, ada hasilnya. Diberi kemudahan oleh Allah SWT.

    BalasHapus
  9. betul mbak Anisa, selalu ada keajaiban yang terjadi

    BalasHapus
  10. iya Mbka Nurul sampai harus agak gontok2an sama adik iparku. Jadi puya rasa bersalah padanya

    BalasHapus
  11. Subhanallah, Mbak :") Saya baca ini speechless. Semoga keluarga selalu dalam naungan Allah, ya, mbak ;)

    BalasHapus
  12. header blognya cakep banget (maaf oot)
    wah ehbat ya mbak..nikah sambil kuliah
    barakallahuntuk pernikahannya

    BalasHapus
  13. disaat kita pasrah, distulah keajaiban datang ya mbak

    BalasHapus
  14. alhamdulillah, kadang kepasrahan diiringin ikhtiar kpd Allah memberikan jawaban yg tak disangka2 datangnya ya mbak.. semoga suami lekas pulih.. jadi inget suami yg pernah patah tulang fan hrs dipen, byk yg nyaranin diurut aja, tapi akhirnya ttp pilih dioperasi aja

    BalasHapus
  15. a.e.zen, yang masuk kuliah itu anak pertama saya, bukan saya kok

    BalasHapus
  16. iya mbak Lia, kalau paath tulangnay sperti suamiku yang gak beraturan , jangan sekali2 ke alternatif , karena nanti sembuhnya jadi gak normal. Waktu anak lakiku kecelakaan, patah tulangnya gak berantakan dan ke alternatif diurut dan bisa normal kembali.

    BalasHapus
  17. semoga sehat kembali ya mbak seperti sedia kala, alhamdulillah biayanya tidak terlalu membengkak, soalnya teman ada yang ngalamin hal yang sama biayanya sungguh sangat besar

    BalasHapus
  18. Kisahnya mrntentuh sekali Mba.. Keajaiban itu bisa datang tanps kita ketahui..tentunya aras ijin Allag SWT.. Semua yg terjadi dlm hidup kita adalah rahasia Allah.. Semoga lekas pulih ya suaminya.. Aku 3 thn yll pasang oen di tulang selangka kanan..tp pen sdh dibuka.. Gak berani lg bawa motor apalagi nyetir.. Kayaknya aku trauma di jalan..

    BalasHapus
  19. ini pengalaman yang pernah kami alami juga walau gak sebesar itu biayanya. Semoga mbak sekeluarga terus dilindungi Allah dan diberi kenikmatan berumahtangga :)

    BalasHapus
  20. Aku merinding bacanya. Matematika Allah itu memang beda. Semoga Allah melindungi kita semua. Aamiin.

    BalasHapus
  21. iyaps betul merinding.
    semua emang Allah yang mengatur.tinggal kita gimana ngejalaninya

    BalasHapus
  22. Bersyukur ya, Bu, semua akhirnya dapat dilalui dengan baik. Saat sperti itu, memang dibutuhkan kemantapan hati untuk mengambil keputusan, lalu berdoa dan tawakkal kepada-Nya. Semoga ke depan sehat selalu ya, Bu.

    BalasHapus
  23. Semua selalu ada porsinya ya, Mbak? Baik musibah maupun keajaiban :) Allah maha segalanya :')

    BalasHapus
  24. kalau aku ada diposisi mba pasti bingung bgt. good luck giveawaynya ya mba

    BalasHapus
  25. iya mbak Evrinasp, entah mengapa biaya menjadi berkurang padahal pertama kali dokter mengatakan pennya saja sdh 30 juta, belum yang lain2nya

    BalasHapus
  26. astaga mbak Rita juga pernah dipasang pen dan sdh dilepas. Suamiku sih belum dilepas, masih takut mbak

    BalasHapus
  27. betul mbak Lusi, amtematika Allah itu beda bahkan uang kuliah anakku sepeserpun gak berkurang sehingga masih bisa daftar ulang

    BalasHapus
  28. betul pak Akhmad, saat itu benar mantap dengan pilihanku tak ada keraguan sedikitpun

    BalasHapus
  29. entah mengapa aku begitu mantap mbak Ria

    BalasHapus
  30. Terharu sekali Mba, bener ya Mba, Allah memberikan masalah sekaligus dengan jalan keluarya. Samawa Mbak, amiin

    BalasHapus
  31. waduh mbak besar jg ya biayanya
    insyaAllah Allah nggak akan meninggalkan hambaNya yang ikhlas dan berserah diri
    alhamdulillah kalo operasi suami berjalan lancar

    BalasHapus
  32. iya mbak Ria, pennya saja sudah mahal, belum biaya operasi , dokter, ruang rawatnya perharinya dan obat2an. Alhamdulilah dilancarkan

    BalasHapus
  33. Pertolongan memang bisa datang dari mana saja ya Mbak, asalkan sewaktu mendapatkan masalah, ada sabar dan ikhlasnya kita. Terima kasih sharingnya Mbak, saya jadi mendapatkan cipratan inspirasi

    BalasHapus
  34. sabar dan ikhlas. Suamiku dalam posisi yg benar bahkan polisipun memihak suamiku tapi kami tak menuntut yang menabrak yg salah tak menyalakan lampu sesn mau belok kanan.Bahkan tak menuntut ganti rugi rumah sakit tapi digantikan Allah dengan cara ajaib

    BalasHapus
  35. Jadi teringat dengan ungkapan... Ketika satu pintu teerutup maka pintu yang lain terbuka..

    Tuhan selalu memberi jalan yg ajaib ya..

    BalasHapus
  36. Bener banget selalu belajar bersyukur dan ikhlas di setiap kejadian :-)

    BalasHapus
  37. sukses mamah smeoga terus kita ucap kalimat tarjih

    BalasHapus
  38. Alhamdulillah ya mba. Bisa kurasakan perasaanmu. Semangat mba

    BalasHapus