Penasaran
kalau ada desa di Lombok yang berlantai kotoran hewan?? Dulu aku juga
penasaran, makanya saat bisa berkunjung ke Lombok aku tak lupa datang ke desa
di Lombok yang terkenal dengan rumah adatnya yang berlantai kotoran. Tadinya
mau ke desa Sade tapi katanya di sana sudah terlalu ramai didatangi wisatawan.
Akhirnya aku ke dusun Ende yang terletak di desa Sengkol, Kecamatan Pujut dan
kabupaten Lombok Tengah. Datang aku sudah disambut oleh pemandu yang akan
menerangkan tentang rumah adat di sana.
Dusun
ini masih bersifat tradisional. Mereka menjalani kehidupan dengan memegang
teguh tradisi dari leluhur mereka. Dusun Ende ini seluas 1 hektar. Mereka termasuk
suku Sasak yang kebanyakan beragama islam. Juga ada yang beragama islam Wetu
Telu yang ibadahnya berbeda dengan islam pada umumnya. Begitu juga ada yang
menganut kepercayaan yang dikenal dengan Sasak Boda. Rumah dari penduduk suku Sasak
ini beratapkan alang-alang. Dan dikenal
dengan bale tani karena kebanyakna dari mereka bermata pencaharian sebagai
petani.Atap rumahnya miring agar para tamu yang akan masuk ke dalam rumah harus
menundukan kepala . Tujuannya untuk menghormati pada pemilik rumah. Dinding rumahnya terbuat dari bedek/anyaman
kulit bambu/bilik, berpilar kayu dan berlantai campuran dari tanah liat dan
kotoran sapi/kerbau. Kotoran sapi/kerbau
ini digunakan untuk pengganti semen atau perekat tanah liat. Sebulan sekali lantai
akan dipoles lagi dengan kotoran kerbau/sapi . Tujuannya agar bagian yang
terkikis karena rusak bisa dibetulkan lagi sehingga tetap mulus. Biasanya dilakukan
pagi hari. Tujuannya agar saat sore hari setelah penduduk pulang dari ladang,
lantai sudah kering. Dan aku mencium lantainya sama sekali tak berbau kotoran
sapi/kerbau. Ah, lantainya sama persis dengan peluran pakai semen tak ada
bedanya. Dan tak menyangka kalau itu adalah
dari kotoran sapi/kerbau. Akhirnya aku bisa melihat sendiri lantai yang
terbuat dari kotoran sapi/kerbau. Makanya di sekitar rumah ada kandang sapi
yang nantinya kotorannya digunakan untuk melapisi lantai. Kotoran hewan ini bisa
berguna untuk mengusir lalat atau nyamuk dan bisa sebagai penghangat.Tata ruang
dari rumah adat ini berupa sesangkok dan dalem bale yang gak punya sekat . Anak
tangga untuk masuk ke rumah selalu berjumah tiga sehingga dalem bale lebih
tinggi dari sesangkok. Anak tangga bersusun tiga melambangkan keluarga batih ayah, ibu dan
anak atau perwujudan sistim pemerintahan dari kepala dusun, penghulu dan
pemangku. Bisa juga hubungan antara Tuhan, alam dan manusia. Sesangkok ini
semacam teras untuk terima tamu. Dan bale dalam punya banyak manfaat dari
tempat tidur dan menyimpan barang .
Dusun
ini hanya dihuni oleh 30 kepala keluarga. Rumah ini menghadap ke timur. Rumah
yang muda berada di paling bawah /timur sedang yang tua paling atas/barat.Kebanyakan
mata pencahariannya sebagai petani dan sebagian lainnya membuat kerajinan
tangan dan menenun. Suasana dusun ini
sepi dan hening. Memang masih sedikit wisatawan kemari dibandingkan dengan di Sade
tapi justru di sini benar-benar bisa menikmati suasana desa sebenarnay. Hening.
Dan kebanyakan rumah kosong karena warga beraktivitas di luar rumah. Ada anak-anak
yang main di sana berlarian tanpa menghiraukan wisatawan yang datang. Suasana
benar-benar nyaman dan penduduknya juga ramah
dan banyak pepohonan yang membuat menjadi asri dan segar. Kebanyakan
wanitanya menggunakan kain. Di sana juga terdapat galeri yang menjual kain hasil
tenunan warga, kerajinan tangan hasil buatan warga.Hasil penjualan dari galeri
ini nantinya dibagi rata oleh penduduk
desa itu. Juga terdapat lumbung padi yang unik. Lumbung padi ini menyimpan padi
untuk persediaan kalau musim paceklik. Dan padi diambil hanya pada tiap hari
senin dan hanya perempuan yang boleh naik dan mengambilnya. Hal ini karena
perempuanlah yang mengurus rumah tangga.
Di
dekat galeri aku menemukan ibu yang sedang mengendong bayinya. Saat aku
tanyakan ternyata wanita itu bukan asli penduduk sini tapi dari pulau Jawa dari
daerah Subang. Dia diperistri oleh laki-laki penduduk dusun Ende ini. Dan wanita
ini mau tak mau hidup dengan adat istiadat di dusun ini. Dia menunjukan rumah
yang dia gunakan. Bisa dibayangkan di Jawa mungkin rumahnya lebih bagus dari
ini tapi dia mau untuk mengikuti adat di tempat suaminya. Wah , perjalanan ke dusun ini yang begitu
berkesan bagiku. Suasananya , keramahtamahan penduduknya dan keasriannya.
Komplit.