Setelah
ibadah dan prosesi umroh sudah selesai, maka tibalah untuk menuju kota Madinah.
Sebelumnya pergi ke kota Jeddah dulu untuk beberapa tempat yang bisa
dikunjungi. Salah satunya ya tempat belanja yaitu Pasar Balad
Corniche.Sebetulnya kata kurnis atau corniche itu berasal dari bahasa Perancis
yaitu route a corniche yang mempunyai arti ruas jalan di tepi terjal. Akhirnya
malah berubah arti menjadi kawasan terbuka yang luas di tepian badan air. Di
sana ada toko yang murah untuk berbelanja oleh-oleh untuk sanak keluarga.
Penjualnya orang Indonesia sehingga memudahkan untuk transaski dan tawar
menawar. Apalagi orang Indonesia di sana terkenal suka sekali belanja sehingga
di sini begitu dimanjakan dengan pelayanan maksimal. Waktu itu sih belanja di
toko Ali Murah. Karena aku kurang suka kurma, aku membeli coklat kurma. Jadi
coklat menyelubungi kurma dan dibagian dalam kurma ada kacang almond. Tadinya aku kira itu biji
kurma tapi ternyata bukan .Tapi aku sendiri lebih suka melihat di kota Jeddah
beberapa tempat yang punya sejarah yang membuka wawasan kita tentang banyak
hal.
Makam
Siti Hawa
Makamnya
terletak di pusat kota Jeddah di kawasan pemakaman kuno. Dikenal dengan nama
Moqbara Umma Hawwa yang artinya makamnya bunda Hawa. Wanita dilarang masuk ke
area pemakaman tersebut. Dari luar terlihat makamnya memanjang sepanjang 25 meter. Dari sana
menuju Laut merah. Tentu kita tahu bagaimaan laut merah ini sangat erat
hubungannya dengan nabi Musa.
Laut
Merah
Laut
merah ini memisahkan benua Afrika dengan benua Asia.Dan kota Jeddah ini
terletak di tepi laut Merah sisi timur. Laut merah menyimpan banyak cerita
tentang kebesaran Allah . Yaitu saat umat Bani Israel diburu pengusaha Mesir.
Laut merah membelah dan menenggelamkan Firaun bersama pasukannya.Secara geografis laut Merah ini
yang berhubungan dengan laut Arab di sebelah selatan sedang di sisi utara
terdapat terusan Suez yang menghubungkan laut Merah dan laut Mediterania. Dan
kisah nabi Musa ini diperkirakan terjadi 3500 tahun silam. Dan berdasarkan
penelitian tempat penyeberangan nabi Musa ada di Nuwaiba semenanjung Sinai
Mesir. Bisa dibayangkan ya, bagaimana kekuatan yang harus ada untuk menyibakan
air laut dengan lebar lintasan 900 meter
dengan jarak 1800 meter. Keajaiban yang hanya Allah yang bisa membuatnya. Laut
merah di kota Jeddah ini memang dibuat oleh pemerintah Arab sebagai kawasan
wisata . Banyak terdapat gazebo untuk duduk-duduk sambil melihat hamparan laut.
Di kawasan laut Merah itu juga terdapat mesjid Terapung.
Mesjid
Terapung.
Mesjid Terapung di laut Merah ini awalnya
bernama mesjid Fatimah. Nama ini tak ada
hubungannya dengan putri dari Nabi Muhammad tapi nama ibunda dari pembangun
mesjid ini. Tapi banyak yang mengaitkan dengan putri nabi sehinnga diubah namanya
menjadi mesjid Ar-Rahmah pada tahun 2010 bulan Desember. Disebut terapung
karena mesjid ini berada di atas laut Merah. Di mesjid ini menyempatkan untuk
solat. Bangunan utamanya yang luas diperuntukan untuk solat para pria sedangkan
untuk wanita di sisi ruang buat pria di bagian luarnya. Sungguh menyedihkan
tempat solat untuk wanita. Di luar dan saat itu angin dari laut berhembus
kencang sehingga hembusan kencang terasa ke badan kita.
Selain
itu kita juga mengelilingi kota Jeddah dan di sana juga terdapat tempat untuk
mengolah air laut menjadi air minum. Juga terdapat tempat hukum gantung bagi
orang-orang yang bersalah . Dan tempatnya
sangat tertutup. Setelah selesai mengelilingi kota Jeddah sudah saatnya
berangkat menuju kota Madinah. Kota Madinah
dengan mesjid Nabawinya yang indah . Perjalanan yang cukup panjang lima jam.
Hanya melewati padang pasir dengan bukit bebatuan yang kering kerontang.
Beberapa saja terlihat rumah penduduk.
Kebayang gak ya waktu nabi Muhammad hijrah dari Mekah ke Madinah melewati jalan
yang terjal dan gurun dan bukit berbatuan. Terasa berat pastinya. Dan berhenti
di rest area yang begitu menyedihkan . Hanya terdapat satu toko kecil , mesjid
dan toilet . Dan setelah lima jam perjalanan akhirnya sampailah di kota Madinah.
Di kota ini akan banyak beribadah di mesjid cantik nan indah, mesjid Nabawi.
Wah ternyata ada ya mbak coklat kurma yg dalam'y kacang, kalo aku pernah di kasih oleh2 tp bukan coklat tetapi kurma yg dalam'y kacang. Awalnya aku pikir juga itu biji kurma ternyata kacang
BalasHapusada mbak, malah di madinah ada kurma yang dilapisi bolu tp tipis
BalasHapuscoklat kurma saya paling suka, bu :)
BalasHapusenak ya mbak inna
BalasHapusya..Allah semakin bertambah hasrat utk berkunjung ke mekah dan madinah. peradaban zaman nabi dan rasul tersimpan abadi disana
BalasHapusSubhanallah indah sekali ya mbak kota Madinah...apalagi ada coklat kurma, jadi kepengen....
BalasHapusKacang almond kesukaanku tuh mba, ternyata ada juga coklat kurma ya. Pengen umrah juga dan bisa menjelajahi semuanya neh.
BalasHapusMba, saya jd makin ingin kesana. Semoga bisa, aamiin
BalasHapusKapan ya bisa menginjakan kaki kesana? Jadi pengen cepet2 kesana��
BalasHapusMau dong, coklat kurmanya...
BalasHapusKalo makamnua 25 meter, seberpa tinggi a Bunda Hawa?
BalasHapusSenangnyaaa, semoga suatu saat bisa umroh dan berwisata juga di laut merah :D
BalasHapusiya mbak sie thi, banyak cerita tenatng perjalanan nabi di sana
BalasHapusiya mbak sri coklat kurmanya enak sekali, ada juga kurma yang dilapisi cake yg tipis
BalasHapusiya mbak liswanti, aad juga kurma yang dilapisi cake tp tipis lapisannya itu juga enak
BalasHapusamin mbak yuniar
BalasHapussemoga bisa kesana ya mbak kurnia, amin
BalasHapusboleh mas adi, main ke tempat saya, masih banyak
BalasHapusmbak ida katanya org jaman dulu tinggi2 dan semakinke sini memendek, aku pernah lihat makan sultan di banjarmasin juga panjang tp gak sepanjanag makamnya Hawa, krn sultan ini hdp sesudah Hawa berpuluh2 tahun kemduian
BalasHapusamin mbak april
BalasHapusKacang & kurmanya khas, sukaa :)
BalasHapustuh kan memang enak mbak enny
BalasHapusSampai laut merah!?
BalasHapusKeren mbak. Jarang ada yang menceritakan kisahnya ketika sampai di sana dan mengikuti jejak-jejak sejarah Islam :-)
Alhamdulillah turut senang, Bunda... Semoga aku juga bisa segera umroh seperti bunda...
BalasHapusCoklat kurmanya sepertinya enak ya bun...
subhanallah, tempat impian semua muslim. mudah2an bisa nyusul umroh dan jalan2 ke laut merah juga. Aamiin
BalasHapuslaut merah , warnnya nggak merah ya mbak. Kirain merah hehehe, selmat beribadah mbak
BalasHapuswww.borusiallagan.com
Alhamdulillah ya Mbak, sudah diberikan kesempatan dan rejeki untuk pergi ke Tanah Suci. Semoga aku dan keluarga disegerakan dan dimudahkan menuju ke Baitulloh, aamin
BalasHapusmbak nasirullah, aku selalu suka dg sejarah dan lika liku tentang asal muasal suatu tempat, makanya saat di laut merah aku teringat dg kisah nabi Musa ini, kalau dilihat sih lautnya gak begitu bagus dibanding laut2 yg ada di Indonesia, tp sejarahnya yg bikin kita bergetar lihat laut ini, membayangkan dulu laut ini bisa membelah
BalasHapusenak mbak retno, alternatif bagi yang gak suka kurma, anakku gak suka kurma tp kalau coklat kurma suka
BalasHapussemoga mbak vanisa
BalasHapusgak mbak yohana, hanya nama saja tp sejarahnya selalu melekat di laut merah
BalasHapusamin mbak astin
BalasHapusmasjid terapungnya terlihat bagus banget ya Bunda...
BalasHapusSemoga saya juga dimudahkan untuk segera umroh
kalau dibandingkan dg mesjid 2 di indo lebh bgs di indo, ini menariknya ada di atas laut merah mbak entik
BalasHapusYa Allah inginnya ke rumah Allah...jd iri sama mak..semoga jd motivasi buat mengumpulkan bekal ke rumah-Nya
BalasHapussemoga mak kania bsia ke sana dan melihat juga banyak sejarah pejalanan nabi
BalasHapusSubhanallah semoga saya bisa kesini bersama keluarga aamiin
BalasHapusamin mbak sandra
BalasHapusWah, kapan ya bisa ke Laut Merah :D pengen banget bisa kesana mbak.
BalasHapusGa kebayang seperti apa Laut Merah hehehe semoga suatu hari nanti aku bisa ke sana kayak mbak Tira :) Aamiin.
BalasHapusiya mbak riska, walau pantainya gak sebagus panati di indonesia tapi kejadfian yang terjadi di sana dulu bikin kita takjub
BalasHapusamin mbak nurul
BalasHapusWaaah senangnya bisa sekalian wisata di wilayah2 Timteng lainnya. Rombongan umroh ibuku barusan cuma mampir bbrp jam di Bangkok :)
BalasHapusiya mbka lusi, wisata religinya semua asyik
BalasHapusMasjid Terapung ini bucketlist wajib ya kalo pas umroh. Btw jadi penasaran deh mbak, knp ya wanita dilarang masuk ke makam Siti Hawa, hmmmm.
BalasHapusiya mbak dwi selalu dibawa ke mesjid terapung, kalau larangan itu gak tahu kenapa ya, guidenya juga gak cerita
BalasHapus