Selanjutnya
perjalanan di Belitung sampai di sebuah museum di kota Tanjung Pandan tepatnya
di jalan Melati 41A. Rasa penasaran aku begitu memuncak saat sudah sampai pintu
masuk museum. Tapi ternyata setelah membayar tiket masuk, tak didampingi dengan
pemandu wisata, sehingga dengan cepat aku berkeliling sebentar untuk melihat
koleksi museum. Dan ada beberapa yang aku tidak tahu karena tak tertulis di
tulisan di setiap koleksi atau ada sesuatu yang tak jelas yang aku tanyakan ke
penjaga tiket. Ternyata pengetahuannya juga mumpuni saat aku tanya. Mungkin
karena saat itu tak ada pegawai lain selain dia tentunya penjaga karcis juga
kebingungan. Kalau dia jadi pemandu wisata , yang menjaga tiket masuk tak ada.
Akhirnya ya aku bolak balik ke depan untuk menanyakan sesuatu padanya.
Dulu museum ini
dikenal dengan museum geologi . Pendiriannya disuruh oleh mentri perindustrian
dasar dan pertambangan bapak Chaerul Saleh kepada perushaan tambang Bangka Belitung
untuk membuat museum. Dan akhirnya berdirilah sebuah museum yang dibangun oleh
geolog asal Austria Dr R Osberger yang semula akan dibangun di Kelapa Kampit
tapi akhirnya di Tanjung Pandan untuk memudahkan akses . Museum ini berada di
tempat bekas kantor dari NV Billiton Maatchappij. Nah , yang tertarik di
halaman museum ini terdapat lokomobil terbuat dari besi baja yang dibuat tahun
1908, dua patung singa yang diambil dari
rumah kapiten Ho A Jun.
Masuk ke dalam
museum kita disuguhi ruang penuh dengan aneka keramik tua dari Tiongkok seperti
kendi,mangkoik dengan beraneka ragam bentuk dan corak yang ditemukan di Belitung.
Keramik-keramik ini memang sudah kuno karena ada yang berasal dari dinasti
Yuan, Wangsa Tan dan lain sebagainya. Juga terdapat koleksi benda dari logam tembaga dan kuningan seperti bokor,
baki segiempat,wadah buah tempat
perhiasan. Di dalam kotak juga terlihat batu satam, batu yang merupakan ciri
dari pulau Belitung dimana batu ini tak terdapat di pulau lainnya. Banyak
terdapat jenis senjata tajam tradisional yang dipajang di sana. Dan di ruang utama terdapat awetan ikan Arapaina.
Ikan arapaina ini adalah ikan air tawar terbesar di dunia. Dan diduga masih
hidup di sungai Lenggang di Belitung Timur dan dikenal dengan ikan ampong atau
ikan buaya.
Ada lagi berekong
sejenis biawak dengan tubuh ramping, kulit lebih halus dan gerakannya sangat
lincah. Hidupnya di tepian hutan sungai dan makan katak. Ada lagi buaya awetan
dan penyu besar. Terdapat miniatur Kapal Keruk (KK) Dendang, satu dari 30 KK
yang pernah digunakan di Belitung. Ada juga maket tentang tata cara penambangan
timah. Yang dimulai dari sumur Palembang sampai ke pemakaian kapal keruk dan
peleburan biji timah . Dan di museum juga diperlihatkan jenis batuan dan biji
logam seperti batu kawi, timah, kalsit, radio larit, kwarsa, bijih nikel,
siderit, hematit, piryt,dan masih banyak lagi. Koleksi lainnya terdapat
dimetrodon yaitu mamalia berkaki empat yang hidup di jaman 280-265 tahun yang
lalu. Dia punya sirip di bagian punggungnya dengan panjang tubuhnya 3,8 meter
dengan berat 200 kg. Juga terdapat macam –macam gading gajah.
Kemudian di
bagian belakang dari museum terdapat halama luas dengan pohon-pohon besar.
Ternyata ada kebun binatang mini. Dan kebanyakan kandang-kandangnya banyak yang
kosong dan tak terpelihara kebersihannya. Tampak suram . Binatang yang ada di
sana, buaya, kancil ( kancil ini bersembunyi di balik semak-semak yang tinggi
sehingga tak terlihat oleh kita yang ada di depan kandangnya.) Hampir saja aku
kira tak ada hewannya. Sungguh memprihatinkan tempat kebun binatang kecil ini,
sangat tak terurus dan sedikit bau. Dan saat
aku kembali ke bagian depan tempat penjualan tiket, penjual tiketnya tersenyum
kecut saat aku memberitahu kalau di belakang itu tempat yang kesannya kumuh dan
tak terurus. Aku juga agak kecewa saat di sini tak ada pemandu sehingga banyak
hal yang sebetulnya aku sendiri kurang tahu tapi tak ada orang yang bisa aku
tanyakan. Sayang sekali . Padahal wisata edukasi ini seharusnya segera dibenahi
agar bisa menarik banyak wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Ini
pekerjaan rumah dari pemerintah setempat untuk mewujudkan museum sebagai tempat
wisata edukasi yang patut dikunjungi.
Wah aku hobi banget mba lihat2 keramik tua Tiongkok, cuma belum pernah lihat-lihat di museum. Asik banget ya ke museum ada kebun binatang mini gitu, jadi bisa sekalian y mba
BalasHapusPingin lihat keramik antiknya tuh, kalau biasanya cuma bisa lihat dai TV. Hehe.
BalasHapusMuseum barang antik nih, aku jadi penasaran.
BalasHapusTerus kondisi hewan nya bagaimana di kebun binatang mini itu..
BalasHapusKoleksi museumnya benar-benar antik semua. Mamah Tira beruntung banget bisa menyaksikan koleksi2 antik itu dari jarak yang sangat dekat.
BalasHapusMakasih udah berbagi Mah.
sayang banget ya mbak, padahal koleksi nya bagus, tapi fasilitasnya kurang memadai.
BalasHapusiya mbak amalia, sayangnya banyak museum yg masih belumterawat
BalasHapusiya mabk anisa, ada keramik yang pecah dan tertutupi kerak
BalasHapussilahkan mampir ke sana mbak diana
BalasHapuskemana lagi, ya gitu deh suram, dan kotor, sedih ya
BalasHapusbetul mas darul, aku tertarik dengan proses penambangan timah
BalasHapusbetul mas sabda , begitulah kebanyakan museum
BalasHapusBelitung ternyata memiliki museum yang bersejarah ya, selain terkenal dengan keindahan pantai-pantainya
BalasHapusMbak..untuk binatang yang tidak terurus itu kita bisa laporkan lho ke KLHK, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kan, termasuk menyia-nyiakan binatang..apalagi yang dilindungi.
BalasHapusKasihan.
Keramik tua dari Tiongkok itu tentunya sangat bernilai ya, Bu.
BalasHapusSesekali berkunjung ke museum jadi ide wisata yang menarik.
BalasHapusbetul mbak mutie
BalasHapusoh begitu ya mbak dian, aku juga miris lihatnya teruatam kancil duh lihat bola matanya jadi sedih
BalasHapusjelas pak akhmad
BalasHapusbetul mabk edwina, dan museum ahrsu dibagusin agar semakin banyak orang datang dan mendapatkan edukasi yang baik
BalasHapuskebun binatang mininya lebih baik gak ada aja ya mba dari pada gak terawat, binatangnya biar bebas aja gitu cari makan sendiri :(
BalasHapusKeren mbak jalan-jalannya.
BalasHapusSaya sudah lama gak berkunjung ke museum, jadi ingin meluangkan waktu untuk berkunjung ke museum nih Mbak...
Salam,
senangnya masuk museum itu, kita jadi belajar dan tau ttg sejarah ya mba... :)
BalasHapusaku juga suka barang2 antik
BalasHapusTerakhir masuk museum itu SMA hahahaha. Rindu rasanya berkunjung di museum2 yang ada di Indonesia setelah membaca tulisan ini
BalasHapusWuahh..waktu ke Belitung fokus explore keindahan alamnya. Ternyata ada museum juga di wilayah kotanya
BalasHapusbetul mbak mega, sedih lihatnya
BalasHapusmas titik asa, saya kalau ke suatu kota pasti selalu cari museum buat dilihat
BalasHapusiya mbak santi, dari kecil aku sudah dibiasakan ibuku pergi ke museum
BalasHapuskesannya indah ya mbak prananingrum
BalasHapusmas dani, kalau sma pastinya karena ada tuags dari guru sejarah ya
BalasHapusada mbak siti, kalau aku selalu cari museum kalau berkunjung ke suatu tempat
BalasHapusWaini, keramik tiongkoknya yg bikin mata berbinar ��
BalasHapusiya mabk farida , ada yang bagus dan ada yang tertutup kerak, ada yang sebagian pecah
BalasHapusSayangnya museum ini kurang ada nama informasi di tiap koleksinya,ya ...
BalasHapusPadahal terbilang lengkap koleksinya.
Sewaktu-waktu kapan kak Tira travelling ke museum keraton Surakarta atau museum keraton Yogyakarta akan ditemui koleksi museum tertata sangat apik.
iya masa himawan, di sana juga ada tuisannya tapi kan masih ada banyak pertanyaan di benak saya tapi gak ada guidenya
BalasHapusKalo pergi ke tempat yang penuh nilai sejarah itu, saya suka ngebayangin langkah-langkah orang disana kala itu. Apa yang mereka lakukan. Kehidupan masa lalu seperti apa
BalasHapusKadang ada rasa rindu juga, Bu
betul mbak dila, suak membayangkan kejadian di masa lampau ya
BalasHapusSayangnya masih banyak museum yang kurang terawat atau memberikan informasi setengah-setengah :)
BalasHapusbetul mbak keke, apalagi kalau sudah kumuh itu miris rasanya
BalasHapus