Sebelumnya
sudah diceritakan bagaimana sejarah dibangunnya benteng ini dengan banyak
cerita dalam pemanfaatan benteng ini. Di sini akan aku lengkapi cerita benteng
ini. Kenapa? Karena selain di dalam ada bangunan-bangunan yang dulunya berguna
untuk benteng pertahanan , di sini juga terdapat museum dalam bentuk diorama.
Diorama ini banyak menceritakan tentang perjuangan bangsa Indonesia mearih kemerdekaan.
Jadi
di dalam benteng ini selain bangunan yang ada di sana terdapat juga
- 1. Koleksi realia. Koleksi berupa benda yang benar-benar nyata yang berperan dalam proses sejarah . Seperti senjata, peralatan rumah tangga, pakaian , naskah , peralatan dapur dan sebagainya.
- 2. Koleksi foto, miniatur,lukisan atau benda hasil visualisasi.
- 3. Koleksi adegan peristiwa sejarah dalam bentuk diorama
- 4. Ruang pengenalan. Studio mini dengan kapasitas 50 orang untuk melihat film dokumenter.. Lama film sekitar 10-15 menit. Bisa ditonton sebelum menjelajahi ruang diorama.
- 5. Media interaktif. Di dalam diorama terdapat media layar sentuh dimana pengunjung bisa melihat peristiwa sejarah di sana.
- 6. Ruanga adiovisual. Ruang ini digunakan untuk melihat film-film perjuangan koleksi dari museum ini. Tapi pemutaran film ini hanya ada pada hari tertentu , yaitu pada hari minggu jam 10 dan 13 dan hari jumat jam 13 pada minggu kedua, ketiga dan keempat saja.
Untuk
dioroma terbagi menjadi 4 bagian yaitu
Diarama
terdapat 4 bagian yang dipisahkan dalam dua gedung yang berbeda.Setiap diorama
terdapat satu adegan dalam suatu peristiwa penting dalam sejarah.
- 1. Ruang diorama satu mewakili sejarah mulai dari perang Diponegoro sampai masa pendudukan Jepang. Terdiri dari 11 diorama.
- 2. Ruang diorama dua mewakili peristiwa dari awal kemerdekaan sampai agresi militer yang pertama. Terdiri dari 19 diorama.
- 3. Ruang diorama tiga mewakili masa setelah perjanjian Renvile sampai pengakuan kedaulat RIS. Terdiri dari 18 diorama.
- 4. Ruang diorama empat mewakili mulai dari sejarah negara kesatuan Republik Indonesia sampai orde baru. Hanya terdiri dari 7 diorama.
Kalau
kita mengeliling diorama-diorama tersebut akan tergambarkan perjalanana sejarah
perjuangan untuk meraih kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan. Dan
sepanjang mengelilingi diorama, pengetahuan tentang sejarah akan semakin luas
dan mengingat kembali pelajaran sejarah yang pernah diajari dulu waktu sekolah.
Nah, yang aku juga masih bingung, adalah lampu yang temaram malah cenderung
gelap malah jadi kadang bikin seram. Kenapa gak pakai lampu yang terang
sekalian saja. Sama keluhan aku saat mengunjungi museum Sonobudoyo juga masalah
lampu yang temaram. Kebayang kalau lihat
sendirian ya, bikin serem gitu loh. Belum suasana yang sepi sekali. Nah, bisa
dijadikan tujuan untuk kunjungan ke museum ini, untuk mengenalkan sejarah bangasa
kita pada anak-anak, agar mereka mengerti sejarah bangsa kita dan menghargai
jerih payah pejuang kita. Karena kita yang menikmati hasil perjuangan mereka.
Agar anak-anak menghargai pahlawan –pahlawan kita. Tidak ada salahnya untuk mengunjungi museum
ini. Ok, selamat berkunjung dan menggali sejarang bangsa ini.
Dengan melihat diaroma kita bisa sedikit membayangkan kejadian2 penting saat itu yah.
BalasHapusSaya suka sekali ttg sejarah mba
bang day, sama dong. dari kecil sama ibuku aku sering dibawa ke museum.
BalasHapusBerkunjung ke museum sejarah memang jadi bikin merinding. Teringat susahnya perjuangan para pahlawan dulu.
BalasHapusWisata ke museum bikin kita lebih bersyukur dengan nikmat kemerdekaan
BalasHapusagak serem sih kalo ada patung tiruan dan miniatur dimuseum kayak matanya gerak gitu wkwk.
BalasHapustapi ada audivisualnya jg jadi bisa banyak belajar sejarah disini. keren...
dudukpalingdepan, masalahnya lampu yg temaram dan suasana sepi itulah yg bikin serem
BalasHapusbetul labollatorium
BalasHapusmemang iay aptungnya agak serem dan ditambah suasana yg temaram okapinote
BalasHapushahaha, kadang jadi imajinatif kalau patung ngelirik atau gerak saking minimnya pencahayaan
BalasHapusAiih jadi inget masa SD pas pertama kali liburan sekolah ke museum ini mbak :) itu foto penjahit sepertinya saya juga pernah foto
BalasHapusnah itu dia buleipotan
BalasHapusoh gitu ya mbak ericka, wah sudah lama juga ya
BalasHapusSaya juga suka memperhatikan diaroma. Di situ, kita bisa lebih berimajinasi ke masa lalu:)
BalasHapusKalau saja dulu pelajaran sejarah disampaikan menggunakan media diorama, mungkin nggak akan ada cerita murid ngantuk saat pelajaran sejarah 😥
BalasHapusWah pernh ada bbrp kali ke museum sejarah sperti lubang buaya dn bbrp lainnya, kesannya wmg mencekam yaa.. Sperti terbawa suasana jmn dulu.. Apalagi lampunya memang redup..makin tmbh serem
BalasHapusAku suka ajakin adik ke museum, seperti museum di Benteng Vredeburg ini. Nilai edukatifnya menyelaraskan belajar sambil bermain.
BalasHapuswah sama mbak erlina, sayangnya warna tubuhny aterlalu coklat ya
BalasHapusha, ah, mas prima, gurunya hrs pandai bercerita, saat saat smp aku suka pelajaran sejarah krn gurunya pandai bercerita, nah kalau sekarang kan bisa pakai media komputer , pakai animasi , bisa pakai power point , banyak deh tergantung gurunya
BalasHapusiya mbak heni,
BalasHapusbetul mbak latifah, sangat bermanfaat. hanya saja perlu museum bikin kegiatan agar masarakat amu ke museum
BalasHapusgambar yang terakhir itu nampak nyata banget ya mbak, salam kenal
BalasHapusWah museum selalu jadi tempat liburan yang mengedukasi ya Bun. Oh ya Bun hebat ikh rajin nulisnya ��
BalasHapusWeeeeeit, saya berkali-kali lewat depan benteng vredeburg, tapi nga pernah mampir :D
BalasHapusbener-bener baru tau kalau dalemnya begitu ._.
iya mas ibrahim tapi warna kulitnya terlalu coklat jd tampak serem
BalasHapusiya banget mbak yeni, banyak hal bisa kita pelajari
BalasHapusmakanya mapir mas febri, aku juag baru kali ini setelah sering lewat sana tanpa mampir
BalasHapusKenapa museum cahanya selalu redup ya? Hehehhe
BalasHapusSewaktu kesini saya sempatkan masuk ke studio mini dan nonton film dokumenter. Senang bisa belajar sejarah.
BalasHapusnah itu dia dari catatan, ini yang aku pertanyakan, malah jd serem
BalasHapuswah asyik dong mbak nur bisa nonton film dokumneternya
BalasHapusAku juga pernah berkunjung ke Benteng Vredeburg, bun. Kita jadi tau sejawah ya dan menambah wawasan. Waktu itu sempat nonton filmnya di sebuah ruangan.
BalasHapusbetul mbak nurul, aku suka banget cerita sejarah
BalasHapusAku suka wisata sejarah. Semoga pada suatu saat bisa ke sana.
BalasHapussemoga ya nynamuztyka
BalasHapusSemenjak aku tinggal di Cileungsi aku jadi jarang banget ke museum.. abis baca postingan ini aku pingin bikin plan ke Bogor dan jalan-jalan ke museumnya
BalasHapusnah di bogor museumdekat kebun raya itu perlu dikunjungi mbak annafi
BalasHapus