Urusan rumah tangga mulai dari masak, berbenah dan masih banyak lagi adalah pekerjaan yang tak pernah selesai-selesai.Kebayang sekali ya pekerjaan rumah tangga itu berat, jangan disepelekan. Kadang kita sering jadi stres karena saking banyaknya pekerjaan yang belum terselesaikan di rumah. Untungnya paksu bukanlah orang yang harus selalu dilayani , paksu selalu membantu pekerjaan rumah tangga . Apalagi aku sendiripun bekerja. Waktu anak-anak masih di bawah 4 tahun aku menggunakan ART tapi setelah itu aku tak menggunakan lagi. Makanya setelah anak-anak masuk usia sekolah, aku dan paksu mulai membagi tugas apa yang harus dikerjakan anak-anak untuk membantu kami berdua dalam urusan pekerjaan di rumah. Aku memasukan piring kaca ke lemari dan aku ganti dengan piring plastik dan gelas plastik, agar anak-anak bisa mencuci sendiri piring setelah makan biar gak pecah. Dan keuntungan bagiku kalau lagi buru-buru nyuci piring , naruhnya gak harus hati-hati bisa cepat. Waktu itu belum ada magic com, jadi kedua anakku aku ajarkan menanak nasi secara manual. Mulai dari mengaron sampai mengkukus di dandang. Mereka punya kunci ruamh masing-masing sehingga pulang sekolah mereka bisa masuk ke rumah.
Dalam kehidupan sehari-hari ada pembagian dua jenis peran dalam rumah tangga yaitu
1. Peran tradisonal.adanya perbedaan tugas yang ketat antara suami dan istri. Suami bekerja di luar untuk mencari nafkah. Sedangkan istri melayani dan melakukan pekerjaan domestik termasuk pengasuhan anak.Terjadinya pembagian tugas yang ketat ini dikarenakan steriotipe akan peran laki-laki dan perempuan. Laki-laki dianggap maskulin , dominan yang cocok untuk bekerja di luar. Sedangkan perempuan yang lembut , feminin lebih cocok di rumah.
2. Egaliter.Dimana pembagian tugas sudah sangat fleksibel.Jadi peran suami atau istri tak ada sekat seperti pada pembagian secara tradisional lagi. Jadi tak ada yang salah saat suami membantu istri di rumah dan tak ada yang salah istri bekerja di luar rumah. Jadi di sini lebih diutamalan berbagi peran
Menurut penelitian pasanagn suami istri yang keduanya egaliter lebih bahagia dibandingkan keduanya tradisional. Hal ini karena mereka berdua bekerja sama dalam urusan domestik dan ini tanpa beban dan saling mendukung satu sama lainnya. Perlu kesadaran kalau pasangan adalah patnership dalam bahtera rumah tangga. Semua harus bisa dikerjakan bersama-sama. Dengan cara bagaimana. Dengan cara mendiskusikannya apa yang dikerjakan masing-masing, apa yang dikerjakan bersama. Bila salah satu ada yang tidak bisa karena sesuatu hal, bisa dibicarakan lagi. Jadi sangat fleksibel untuk dibicarakan antar pasangan, jadi tak terlalu saklek . Tergantung siatuasi juga. Kalau salah satu sakit agar pekerjaan di rumah bisa selesai, bisa untuk sementara makan pakai katering dulu. Masih banyak lagi sih yang bisa dibicarakan dalam pembagian tugas di rumah. Jangan jadi penghalang, fleksibel sehingga nyaman dalam melakukan aktivitas urusan domestik. Semua akan merasa terbantukan satu sama lainnya kalau dibicarakan baik-baik.
Apakah anak perlu diikutsertakan. Perlu banget. Aku sendiri sejak anak SD sudah membiasakan cuci piring bekas makannya sendiri dan membereskan kamar tidurnya sendiri dan juga setelah bermain dengan mainnanya harus dikembalikan pada tempatnya.Jadi bisa dilakukan pembagian tugas sesuai dengan tingkatan umur anak-anak. Aku merasakan sendiri anak-anak tumbuh dengan tanggung jawab besar karena mereka dibiasakan bertanggung jawab menjalankan tugas domestiknya di rumah. Setelah anak-anak menginjak remaja, dua anakku dibagi tugas tambahan yaitu satu nyapu seluruh rumah dan yang satu mengepelnya. Dan ini menurutku menjadi bekal anak-anak kelak kalau sudah beumah tangga, mereka sudah terbiasa dengan pekerjaan domsetik dan bisa memberi contoh agar dalam rumah tangga itu perlu kerja sama antar anggota keluarga agar pekerjaan di rumah terselesaikan. Dan ini harus dilakukan konsisten agar menjadi teladan bagi anak-anak kelak. Jadi pembagian tugas dalam urusan domestik seharusnya dimulai sejak awal menikah dan setiap bulannya bisa dievaluasi apa yang harus dirubah atau yang harus ditingkatkan sehingga semua terselesaikan dengan baik.
Saya sih setuju dengan adanya saling berbagi tugas, karena itu juga menjadi satu cara untuk membangun relationship lebih intens dan komunikasi terjaga
BalasHapusbetul sekali mbak siti
BalasHapusbener banget memang butuh dibagi kalau nggak bisa kacau. Nggak mungkin semuanya bisa kita handle sekaligus.
BalasHapusSetuju bu. Pembagian tugas dapat juga menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak.
BalasHapusbetul mama indri
BalasHapusiya mas eka anak2 juga akan lebih mandiri
BalasHapus