Gambar dari sini
Begitu banyak kadang pertanyaan-pertanyaan yang sepele tapi bakal menyebalkan untuk didengar. Kadang orang tak menggunakan empatinya saat mulai menanyakan. Kadang dengan alasan menasehati. Kadang dengan alasan menyampaikan ayat agama . Tapi empati dalam menyampaikan sering dilanggar. Dan pertanyaan nyinyir akan selalu ada. Kadang kebahagiaan kita gak bisa dipaksakan kepada orang lain. Kadang keberhasilan kita gak bisa dipaksakan pada orang lain, cara kita mendidik dan apapun gak bisa kita paksakan pada orang lain. Orang lain punya kebahagiaan sendiri, orang lain punya nilai-nilai sendiri yang dia yakini, orang lain punya cara tersendiri untuk menikmati hidupnya. Kenapa harus memaksa, kenapa harus sama dengan dirinya dan itu akan dinyinyirin terus menerus . Mungkin gak bisa hilang. Dan kita terpaksa untuk mendengarkan terus menerus dan menyiapkan jawaban atau diam.
Banyak contoh yang yang pasti juga dialami. Saat orang ribut dengan menayakan apakah sudah punya cucu? Oh , kalau punya cucu itu bahagia. Padahal aku sih bahagia-bahagia saja walau belum punya cucu. Bahagia bisa banyak berbagi buat anak-anak desa, mendongeng buat anak-anak yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Bahagia dengan keluarga sendiri dan aku tak pernah ngerecokin orang lain dengan cara mereka bahagia.Hanya karena orang lain selalu membanggakan cucu-cucu mereka dan mereka merasa bahagia dengan cucu mereka. Kenapa harus memaksakan kalau punya cucu itu bakal bahagia. Kok beum punya anak. Kan sudah menikah sekian lama? Terus sok menasehati banyak hal. Terlihat baik tapi belum tentu di hati orang yang ditanya. Mungkin dia sudah bergelut dengan segala pertanyaan yang membuat dirinya serba salah dan merasa tak bahagia karena belum punya momongan. Padahal itu akan menyakiti hati orang lain. Ada anak teman yang anaknya belum menikah , banyak dinyinyirin dan dinasehati dan dijodoh-jodohkan seperti barang saja. Orang yang nyinyirin itu gak ada berguna-gunanya sedangkan anak temanku sudah banyak menyekolahkan anak orang gak mampu sampai sarjana, sedang yang orang yang sibuk nyinyirin orang tapi tak pernah berbuat untuk banyak orang. Cuma modal nyinyir doang.Ada lagi yang mengomentari bayi orang lain dan sok menasehati. Terlihat baik tapi kadang itu menyakiti hati ibunya yang mungkin lagi baby blues.Duh, sepertinya hal gini gak akan selesainya . Banyak kali yang kadang pertanyaan sok yang menyakiti. Kok anaknya dimasukin sekolah katolik, kan begini dan begitu. Waktu aku masukan sekolah anakku ke sekolah itu. Padahal anakku dapat banyak ilmu jauh yang didapat dari sekolah negeri. Bahkan saat Uan banyak teman-teman dinegeri yang belajar dengan dirinya. Kenapa harus memaksakan kalau sekolah di negri itu hebat dan di swasta itu jelek. Padahal pilihan setiap orang berbeda –beda. Menghargai pilihan orang lain saja gak becus dan komen-komen yang kadang menyakiti apalagi bawa-bawa agama. Dan masih banyak pertanyaan nyinyir yang menurut aku gak ada pada tempatnya. Karena kebahagiaan kita, pilihan kita , kepercayaan kita, tidak bisa disamakan dengan orang lain. Dan kita perlu menghargai pilihan orang lain.
Nah, bagaimana kita menghadapi orang-orang seperti itu. Kalau aku sih disenyumin saja. Tapi kalau sudah ngeselin sih suka komentari dengan perkataan yang bikin orang itu tutup mulut. Tapi lebih banayk sihdiam, Karena bagiku setiap orang punya pilihan hidup dan orang lain tak berhak ikut campur dan mengomentari apalagi berghibah di belakang kita. Suka menasehati tapi berghibah di belakang. Hello!!!. Langkah-langkah aku sih kalau ada yang nyinyirin itu
- 1. Abaikan. Kenapa? Karena kalau kita masukan hati atau kita sambat atau kita ladeni gak akan habis-habisnya. Toh bakal capai sendiri nantinya.
- 2. Tetap bersikap baik. Makanya kalau ada yang nyinyir sih aku akan tetap baik, kalau aku balik nyinyirin orang itu berarti aku sama dengan dia. Tapi kalau sudah sangat menyebalkan ya tinggal jaga jarak saja biar hidup kita lebih damai.
- 3. Jadikan lecutan semangat. Semangat untuk bisa lebih baik dari apa yang dinyinyirin.
- 4. Balas dengan preastasi. Lebih kita fokus dengan apa yang kita lakukan berupa prestasi dan passion yang kita miliki. Bodoh amat dengan di luar sana
- 5. Terima diri apa adanya. Karena kita gak bisa memaksakan orang suka dengan kita. Kenapa kita harus berubah karena pendapat orang lain, Jadialh diri sendiri itu lebih membahagiakan.
So, aku sekarang lebih membahagikan diriku sendiri dengan banyak cara. Dan aku juga gak peduli dengan banyak pertanyaan nyinyir atau apapun yang orang sok tahu dengan kehidupan kita. Toh aku juga tak merugikan mereka. Makanya aku berusaha untuk mengisi hidupku dengan berbagi ilmu, berbagi kegembiraan dengan anak-anak, berbagi edukasi dengan dongeng. Dan berbagi cerita lewat blog, berbagi cerita jalan-jalan,Dan semua itu dilakukan dengan rasa senang hati. Toh yang suka nyiyirin juga gak membantu kalau kita susah, so mengapa mereka harus kita pedulikan?
senang baca poin 3) dan 4)....
BalasHapustips bermanfaat.....
# Have a nice day
Jujur, gedek sendiri sama orang yang suka nyinyirin mungkin kalau dinyinyirin aku gak bakalan diam. Balas dendam dong dengan membuktikkan kalau aku gak seperti yang mereka omongin, aku lebih luar biasa daripada mereka.
BalasHapussama2 mas tanza
BalasHapuswah mbak anisa aku lebih banyak jaga jarak sama orang spt itu , makanya aku jarang kumpul dg tetangga karena mereka tipe nyinyir
BalasHapusOrang kalo nyinyir ke aku, sepertinya kesel sendiri, Krn ga bakal aku perhatiin 🤣🤣. Orang2 yang begini itu aku anggab bakteri yg ga terlihat mba, ga pantes juga dikasih panggung. Apalagi kalo sampe aku balas nyinyirannya 🤣🤣.
BalasHapusKita anggab aja, orang2 yg mulutnya lemes gini, sbnrnya cuma iri melihat orang lain bahagia. 😄
betul mbak, aku juga suka didiamkan saja dan malah jaga jarak, walau kadang suka kepikiran juga kok sama tetangga jaga jarak, tp daripada auranya jelek
BalasHapussetuju banget ama point point di atas mba tira...
BalasHapusjujur baca ini aku jadi ga down lagi kalau ada yang sok tau tentang kita tapi babar blas ga tau tapi hobinya nyinyir mulu hihihi
sip mbak, aku juga suka kesel dg orang nyinyir
BalasHapusKalau saya sih kalau ada yg nyinyir pura pura gak denger...tapi kalau udah kelewatan baru deh diributin hhhi
BalasHapus