Jumat, 11 Februari 2022

Lawang Satus Gedung Bersejarah Di Kota Tegal

 


Jalan-jalan ke Tegal ternyata ada bangunan yang menarik perhatian. Gedungnya mirip-mirip dengan Lawang Sewu di Semarang. Ternyata benar juga gedung ini disebut dengan Lawang Satus adik dari Lawang Sewu. Disebut adik karena betuk bangunan hampir mirip tapi di Tegal lebih kecil. Pada masa pemerintahan Belanda kota Tegal termasuk kota yang stratetgis yang ada di wilayah pesisir utara. Apalagi ditunjang sudah adanya jalur kereta api yang melewati kota Tegal. Ini ada buktinya adalah sebuah gedung yang dikenal dengan nama Semarang Chirebon Stroomtram Matchappij sebagai gedung perusahaan swasta kereta api. Juga dikenal dengan gedung Birao. Gedung ini tempat adiministratif yang berkaitan erat dengan perkeretaapian.

 


Gedung ini dirancang oleh seorang aristek yang bernama Henri Maclaine Pont. Dia seorang keturunan Belanda yang tinggal di Jakarta. Saat membangun gedung ini Henri membangun sesuai dengan tipe gedung-gedung Belanda pada umumnya tapi juga memperhatikan tempat dari gedung yang ada di sekitarnya seperti mesjid,dan tempat tinggal residen pada saat itu. Nah, Henri membangun gedung ini hampir sama dengan yang di Semarang karena merupakan kantor perkeretaapian juga yang dimiliki kantor yang sama hanya beda kota. Persamaan yang bisa dilihat adalah pertama tingginya. Hal ini agar tekesan megah.  Selain itu kesamaan dalam pelengkung-pelengkungnya, gang di sekitar kantor serta tangga utamanya.Selain itu pembangungan gedung ini juga memperhatikan lingkungan sekitarnya. Menyesuaikan dengan sinar matahari,iklim dan gaya hidup masarakat lokal saat itu. Henri menggunakan bahan lokal seperti kayu jati, pasir lokal,batubara.

 


Henri meletakan gedung Birao ini dari Timur ke Barat memanjang.Hal ini agar jendela dan pintu menghadap utara dan selatan.Pengaturan jendela menghadap utara agar aliran udara lancar. Hal ini disebabkan karena dari arah utara angin laut datang di siang hari dan angin laut malam hari datang ke jendela di arah selatan.Bangunan ini terdiri dari 2 lantai dengan pelengkung-pelengkung ala Greco-Romawi dan diselingi dengan 4 menara dengan tangga di dalamnya.Jadi pengunjung mudah datang dari sebelah barat atau timur. Pintu dan jendela yang lebar pada umumnya agar sirkulasi udara lancar. Setiap ruangan juga terdapat gang baik di lantai satu maupun dua sebagai penghubung, serta isolasi cahaya matahari karena ruang-ruang tak terkena sinar matahari langsung.

 


Gedung ini yang awalnya sebagai gedung atau kantor perkeretaapian yang mengopearsikan jalur Semarang –Cirebon yang melewati Pekalongan dan Tegal. Pada masa penjajahan Jepang, dijadikan markas bala tentara Jepang.Setelah kemerdekaan tepatnya pada tanggal 10 September 1945 gedung ini menjadi saksi bersejarah pergerakan orang-orang Tegal melawan penjajah. Di sana mereka mengibarkan bendera merah putih di atas gedung Birao ini.

 


Kini gedung ini sudah menjadi cagar budaya yang harus dilestarikan dan dikelola oleh PT KAI dan letaknya dekat dengan statsiun  Tegal. Bangunan ini memiliki panjang 120 meter dan lebar 42 meter dan tinggi 36 meter.Luas bangunannya 7106 meter pesrsegi. Memang saat dilihat sih nyata gedung khas Belanda. Di beberapa kota banyak gedung yang memang konsepnya seperti ini. Ternyata akhirnya bisa mampir ke Gedung Lawang Satus ini. berdiri di depannya terasa gagah. Warna putihnya juga menambah kegagahan gedung ini. Apalagi di depannya diberi trotoar yang lebar dengan tempat duduk, jam besar dan bola-bola sehingga menambah kecantikan gedung ini.

 

Jadi jalan-jalan ke Tegal gak usah jauh-jauh dari Gedung Lawang Satus. Karena di sana ada Taman Pancasila, alun-alun Tegal dan masih banyak bangunan kuno di sekitaran sana. Juga jangan lupa kulineran Tegal yang enak banget berada di sekitar sana. Jadi kapan mau ke Tegal?

8 komentar:

  1. Wah keren, nih, tapi di lawang satus ceritanya gak bakal seseram di lawang sewu kan ya? Hehe, kemakan film horror, hemm pengen liburan berdua aja kayak gini.

    BalasHapus
  2. Wah mantap. Bangunan Belanda masih ada sampai sekarang.

    BalasHapus
  3. mungkin sama saja mbak anisa, wong gedung tua dan dulu juga tempat pergerakan pejuang

    BalasHapus
  4. iya bertul dan kondisinya masih bagus mbak nur

    BalasHapus
  5. wah mantab ceritanya bu, jarang jarang ibu-ibu nulis artikel tentang kehidupan sehari hari hehe.
    yanacircle
    sarjanatua.com

    BalasHapus
  6. masa sih, bukannya justru ibu2 yang suak nulis cerita sehari2

    BalasHapus
  7. Sebelum baca kalimat pertama di postingan ini, pas liat fotonya udah berucap "eh kok bangunannya mirip lawang sewu, nama awalnya jg sama."

    Setelah baca kalimat pertamanya, lah iya bukan perasaanku aja berarti.

    Bangunan2 peninggalan jaman belanda dulu tuh keren2 ya bu. Bener2 baru tau di Tegal ada wisata menarik ini.

    BalasHapus
  8. betul, terlihat gagahj. di cirebona da gedung negara yang mirip gedung merdeka

    BalasHapus