Pelabuhan Cirebon ini ada di kawasan kota tua Cirebon. Sebelumnya pernah sekali ke sini saat pertama datang ke kota Cirebon untuk melihat sunrise. Dan kali ini datang untuk kedua kalinya . Sepanjang jalan saat masuk pelabuhan banyak didominasi dengan bangunan tua peninggalan Belanda. Makanya area ini merupakan area kota tuanya Cirebon. Katanya sih nantinya akan dijadikan kawasan wisata. Tapi ini hanya mimpi kali ya, karena beberapa walikota bilang seperti ini tapi sampai walikota yang sekarang belum ada perubahan pelabuhan dan area kota tua lainnya.
Pelabuhan Cirebon termasuk pelabuhan penting yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia atau pelindo Pelabuhan Cirebon ini merupakan pintu gerbang kegiatan usaha bagi kawasan Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah. Letaknya yang startegis yaitu di jalan lintasan jalan raya nasional dan perlintasan kereta api. Fasilitas di sini juga mumpuni, ada 18 dermaga di pelabuhan ini walau gak sepopuler pelabuhan lainnya yang ada di pulau Jawa. Fasiliatsnya juga cukup lengkap seperti ada kapal tunda, kapal pandu,dermaga, gudang, perkantoran, rumah sakit, fasilitas air bersih dan area lapangan peti kemas yang luas.
Tahun 1865 Belanda membangun pelabuhan Cirebon ini, tapi ada yang berpendapat kalau pelabuhan Cirebon ini sudah ada sejak berdirinya kota Cirebon tahun 1371. Karena kota Cirebon ini sejak lama sering didatangi oleh kapal-kapal besar seperti kapal Portugis. Belanda sendiri baru membangun pelabuhan tahun 1865 dengan awal membangun parit yang mengelilingi pelabuhan. Tahun 1919 Belanda menambah jumlah gudang-gudang baru karena komoditi banyak yang berasal dari Kuningan, Majalengka, Indramayu sudah tak muat lagi. Tahun 1927 kantor pelabuhan dibangun untuk melengkapi sarana. Status pelabuhan Cirebon menginduk pada pelabuhan Tanjung Enas Semarang dan masih berlaku sampai masa penjajahan Jepang dan kemerdekaan Indonesia.. Tahun 1951 pelabuhan diberi hak otonomi dari segi operasional dan organisasi hinga terbentuklah PN Pelabuhan yang nantinya jadi pelindo.
Bangunan tua yang ada di pelabuhan ini masih digunakan untuk gudang dan kantor. Masih kokoh dan masih asli hanya catnya sudah kusam. Mungkin perlu dicat ulang tapi jangan sampai mengubah bangunannya agar keasliannya masih terjaga. Malah beberapa ada tulisan nama kantornya jaman Belanda. Suasana hening dan hamparan air yang tenang dan banyak pohon yang rindang bikin suasana tenang dan damai. Memang paling enak mengunjungi saat pagi hari dan sore hari saat panas matahari tidak terik saekali. Wisata sejarah masih dalam angan-angan yang belum terlaksana sampai walikota sekarang. Jika saja kota tua ini dibenahi dengan baik akan jadi kawasan wisata yang bakal diminati wisatawan karena kota tua itu seperti magnet untuk dikunjungi wisatawan. Hal ini karena kota tua akan memberikan banyak wawasan dan bayangan masa lampau kehidupannya dengan bangunannya. Apalagi ditambah dengan kawasan kuliner yang tentunya bikin wisatawan betah . Semoga jangan jadi angan-anagn saja tapi dilaksanakan karena tentunya dengan banyaknya wisatawan akan memberikan banyak kontribusi di segaka sektor.