Minggu, 21 September 2014

Gedung Tua Ini Rumah Keduaku






Sering aku merengek pada ayahku agar aku disekolahkan di sekolah negeri.Mengapa??? Karena banyak teman-teman dan tetanggaku semua sekolah di sekolah negeri tapi aku harus gigit jari mendapatkan kenyataan  harus sekolah di sekolah swasta. Bermula saat masuk sekolah dasar di SD Merdeka , sekolah negeri yang top di kota Bandung , aku begitu gembira karena banyak tetanggaku juga bersekolah di sana, tapi belum satu minggu aku dipindahkan ke sekolah yang letaknya bersebelahan dengan SD Merdeka yaitu sekolah swata katolik St Angela dan aku harus menerima kenyataan kalau aku diturunkan menjadi tingkat TK Besar karena di St Angela masuk SD harus berusia 7 tahun. Betapa kesalnya aku , walau aku sering menangis tapi hal itu tak diindahkan oleh ayahku.





            Seiring dan sejalan aku tetap meneruskan di St Angela sampai SMA dan sempat juga sih merengek minta pindah ke sekolah negeri saat SMA karena aku yakin bisa masuk sekolah negeri favorit dengan nilai-nilaiku yang cukup bagus , tapi tetap saja ayahku menolak mentah-mentah. Tapi beruntung ayahku tak pernah mengijinkan aku berpindah sekolah walau cukup bosan  juga dari taman kanak-kanak sampai sekolah menegah atas di sekolah yang sama. Kenapa aku bilang untung??? Hampir semua sekolah katolik selalu mempunyai kualitas baik dalam hal pembelajaran dan sarana yang mereka punya lengkap, mungkin di sisi lain biaya sekolahnya cukup mahal dibanding sekolah di sekolah negeri , tapi tetap saja di sekolah katolik itu ada tingkatannya sesuai dengan pekerjaan orangtua. Seperti ayahku yang pegawai negeri sipil, mendapat biaya uang masuk dan sekolah yang berbeda dengan teman yang oragtuanya pengusaha atau pemilik toko. Bangunan sekolahku ini termasuk gedung yang tua peninggalan jaman Belanda. Asri karena banyak tanaman yang berada di taman-taman yang ada di sekeliling kelas dan biara. Mungkin kalau dulu belum ada istilah sekolah hijau tapi sekolahku sudah menerapkannya dengan banyak tanamannya yang rimbun dan asri. Di sekolah ini bagai rumah kedua bagi aku karena banyak memberikan kenyamanan  dan bukan saja belajar materi pelajaran juga diajarkan kehidupan melalui banyak kegiatan yang bermanfaat.


 





            Pertama aku belajar toleransi di sekolah ini, banyak siswa yang berasal dari suku , keturunan, agama dan status sosial yang berbeda tapi semua siswa bisa berinteraksi dengan baik, jarang ada pembatas sekalipun. Belajar menghormati satu sama lain sudah dididik saat aku masuk di TK sampai SMA. Akhirnya aku  tak penah kesulitan untuk bisa berinteraksi dengan siapapun dengan latar belakang apapun  , karena sudah banyak belajar di sekolah ini. Juga aku diajarkan etika pergaulan dan tata sopan santun , karena ada pelajaran tersendiri yang dimasukkan dalam kurikulum dan tidak ada ulangannya tapi ada parameter tersendiri yang digunakan untuk menilai adakah perubahan tata krama siswa setelah sekolah di sini. Pendidikan karakter yang sekarang lagi banyak digembar-gemborkan di  sekolahku sudah sejak dulu melakukannya , salah satunya melalui retret. Di retret ini siswa diberi bekal dalam bentuk sharing, permainan bahkan praktek dalam menghadapi suatu masalah.  Benar-benar dibina agar punya karakter yang lebih baik.


 


            Selain itu kurikulumnya selain mengacu pada dinas pendidikan setempat, juga ada beberapa kurikulum yang tidak ada di sekolah lain. Seperti etika, pendidikan karakter , juga ada pendidikan ketrampilan. Pada pendidikan ketrampilan ini diajarkan mulai dari tataboga, tatabusana , merangkai bunga ala ikebana, dan ketrampilan lainnya.  Akhirnya ketrampilan yang aku dapat ternyata kelak sangat membantu aku dikemudian hari setelah aku dewasa dan berumah tangga.  Pada pelajaran bahasa inggris , sekolah kami berkiblat ke Negara Inggris  sehingga membuat siswi-siswsi sekolahku mempunyai skil berbahasa inggris yang lebih baik dari sekolah lain apalagi ditunjang dengan laboratorium bahasa yang canggih. Kualitas pendidikan dan nilai yang diberikan sangat ketat membuat siswa harus benar-benar belajar dengan sungguh-sungguh. Pernah ada salah satu teman tidak naik di sekolahku , tapi setelah pindah ke sekolah lain bisa menempati ranking dua.


 


            Selain itu kegiatan yang banyak menunjang kreativitas siswa berupa pentas seni, bazar dan pameran buku yang selalu diadakan setiap tahun. Semua siswa terlibat dan saling bahu membahu agar acara bisa lancar. Bazarnya sendiri kalau jaman sekarang yang aku lihat di sekolah-sekolah  dikenal dengan bisnis day, dimana setiap kelas mempunyai tenda sendiri untuk berjualan atau membuat permainan dengan ada hadiahnya  dengan modal yang dikumpulkan dari para siswa satu kelas. Bila kelasnya kompak dan jualannya menarik biasanya bisa menghasilkan keuntungan yang besar. Paduan suara di sekolahku cukup terkenal karena sering memenangkan lomba-lomba paduan suara.




            Banyak sekali manfaat yang aku dapat di sekolah yang tadinya membuatku sebal berada di sini tapi di kemudian hari aku bersyukur bisa menjadi bagian dari sekolah St Angela yang membawaku seperti sekarang. Hampir 32 tahun aku meninggalkan sekolah itu tapi banyak kenangan dan pelajaran yang aku dapat. Dua tahun yang lalu , pernah diadakan reuni 30 tahun lulus SMA , dan aku beserta teman-teman mengunjungi sekolah dan melihat suasana yang sekarang sudah jauh berbeda, tapi ada yang masih  dipertahankan. Dan beruntung sekali aku dapat bertemu dengan kepala sekolah saat aku di SMA. Beliau masih sehat di usianya yang sudah menncapai 80 tahun, bicaranya  masih lancar dan senyum manisnya juga masih sama seperti dulu dan aku banyak berhutang budi padanya.kalau bukan karena beliau aku tak mungkin bisa masuk perguruan tinggi negeri terkenal . Hanya dari sindiran dari mulut beliau yang memicu aku untuk membuktikan pada beliau kalau aku bisa.  Waktu aku tulis tulisan ini ada rasa rindu pada beliau, terakhir aku mengunjunginya saat aku memberikan beliau buku karya aku padanya.
            Dari tidak suka menjadikan sekolah ini sekolah impianku yang banyak mendidik aku banyak belajar kehidupan yang berguna untuk bekal aku terjun ke masarakat. Bagiku sekolah ini rumah kedua bagiku karena suasana yang nyaman dengan pepohonan yang rindang dan semua guru bisa mengayomi siswanya seperti anaknya sendiri. Inilah sekolah impianku.





 



11 komentar:

  1. Dari TK sampai SMA di sekolah yg sama itu teman2nya dah kayak saudara kali ya? Dari kecil sampai besar bersama terus soalnya

    BalasHapus
  2. uwaaa..betah ya mbk hehe.jadi inget waktu jadi pengawas UN tahun 2010, sekolahnya mirippp banget kayak gini,bangunannya bener2 bangunan jaman dahulu dan masih bagus dan terawat ^^

    BalasHapus
  3. Wah sekolahnya mamah tira kerenn euuyy salut mah.... ^-^.9 smga sukses GA nya mamah tira

    BalasHapus
  4. iya mak Ade, sudah kaya saudara, dan betul-betul mengenal baik sifatnya

    BalasHapus
  5. mak Hana ,bangunan sekolah ini termasuk heritage yang dipertahankan keasliannya

    BalasHapus
  6. mas Angki, keren sekolahnya , keren siswanya yang perempuan semua dan super aktif

    BalasHapus
  7. walaupun awalnya menolak sekolah disitu, tapi akhirnya mendapatkan manfaat ya mba...

    BalasHapus
  8. bangunan zmn Belanda...sayang dulu belum musim selfie ya bunda. hehe

    BalasHapus
  9. iya mbak Santi, dan sekarang baru terasa banyak hal yang saya peroleh dari sekolah tua itu

    BalasHapus
  10. iya mas Damarojat, gedung tua yang masih dipertahankan keaslian dan banyak kenangan indah di sana

    BalasHapus