Sabtu, 25 Juli 2015

Sepanjang Jalan Kenangan Asia Afrika





 Jalan Asia Afrika

Hampir semua orang mengenal jalan Asia Afrika bahkan sampai ke luar negeri. Ini ada hubungannya denagn konferensi Asia Afrika yang diadakan di gedung Merdeka yang ada di jalan Asia Afrika. Aku dan keluarga menyusuri jalan Asia Afrika untuk melihat kecantikan dari jalan ini. Setelah melihat eksotisnya jalan Braga kami  menyusuri jalan Asia Afrika. Jadi  jalan ini sudah tersohor sampai mancanegara. Dulunya jalan Asia Afrika merupakan bagian dari jalan Groote Postweg (Jalan Raya Pos) yang dibangun oleh HW Daendels tahun 1811. Daendels membangun jalan dari Anyer sampai Panarukan untuk bisa mempertahankan Hindia Belanda saat itu. Waktu pembuatan jalan itu melewati daerah Priangan, jalan itu berada 11 km ke arah utara Krapyak (kini Dayeuh Kolot yang artinya kota lama) merupakan ibukota kabupaten Bandung. Dan Daendels memerintahkan bupati Bandung untuk memindahkan ibukota ke jalan Groote Postweg ini. Dan yang dipilih di tepian sungai Cikapundung. Dulu sungai ini punya sumber air yang banyak. Saat selesainya mesjid Agung dan pendopo dibangun maka resmilah ibukota pindah ke jalan Groote Postweg ini Dimana masing-masing berada di sisi barat dan sisi selatan alun-alun. Dan jalan yang ditembus oleh jalan Groote Postweg dibangun dua gerbang (kacakaca) yaitu kacakaca Kulon/timur (Andir) dan kacakaca wetan/barat(simpang lima).

 

 Suasana jalan Cikapundung Timur yang dijadikan area terbuka yang nyaman

Dulu jalan ini merupakan jalan protokol karena sejumlah hotel mewah berdiri di jalan ini, seperti hotel Preanger dan Savoy Homan. Dan di persimpangan jalan Braga dengan jalan raya pos ini ada tempat untuk berkumpulnya komunitas kalangan atas di Bandung. Dikenal dengan gedung Societeit Concordia.


Tiang-tiang yang berjejer rapi sepanjang jalan Cikapundung timur



Setelah kemerdekaan, jalan raya pos ini kembali menjadi terkenal saat diadakannya konferensi Asia Afrika tahun 1955. Apalagi saat itu presiden Soekarno bersama dengan perdana mentri india Jawalharlal Nehru dan U Nu dari Birma berjalan kaki ke gedung Societeit Concordia tempat berlangsungnya konfernsi Asia Afrika. Kini  gedung Societeit Concordia menjadi Gedung Merdeka dan disisinya terdapat museum Konferensi Asia Afrika. Dan jalannya menjadi jalan Asia Afrika sampai sekarang.


Gambar tokoh-tokoh yang tereletak di samping gedung merdeka



Dari jalan Braga terus berjalan sampai perempatan yang ada tulisan Braga ke kiri dan akan sampai di jalan Cikapundung Timur. Dulu jalan Cikapundung timur ini diperuntukan  kendaraan tapi saat peringatan konfreresni Asia Afrika diubah oleh Pak Ridwan Kamil menjadi tempat pejalan kaki. Dan tempat ini menjadi menyenangkan . Karena sepanjang jalan Cikapundung ini berdiri tiang-tiang yang tinggi dan jalan yang didesain sedemikian rupa sehingga cocok untuk pejalan kaki. Kursi-kursi dan bola-bola batu cantik tersusun rapi di tepian jalan. Dan  berhadapannya terdapat sungai Cikapundung . Dan sisinya ditata rapi. Ada kolam dan kuris-kursi  dan meja berwarna merah yang tertata rapih untuk bersantai yang dinaungi oleh pohon besar. Bisa duduk lama  di sana apalagi kalau ada pertunjukan air mancur menari.  Waktu ke sana sih tak ada pertunjukan air mancur.


Bola-bola batu yang bertuliskan nama negara dan ditancapkan benderanya



Mendekati gedung merdeka, masih terlihat patung-patung pimpinan-pimpinan dari peserta konferensi Asia Afrika. Dan patung-patung ini  membuat kami  berhenti sejenak dan mulai berfoto dengan patung tersebut. Serasa benar-benar berfoto dengan pesohor dunia. Bekas-bekas perayaan konferensi Asia Afrika masih terlihat. Bunga-bunga yang ditempel di dinding begitu indah dan tersusun rapi. Dan poster besar di dinding juga masih tertempel rapi. Dan di depannya terdapat bola-bola batu yang bertuliskan nama negara dan benderanya tertancap di bola batu tersebut.  Dan air mancur yang terletak dekat kantor PLN juga menambah apik jalan Asia Afrika ini. Dan perjalanan menyusuri jaaln Asia Afrika terhenti di alun-alun Bandung. Apik dan cantik kota Bandung. Impian Pak Ridwan Kamil untuk mengembalikan kota Bandung menjadi Bandung Parijs van Java dan kota kembang patut diacungi jempol. Mungkin yang perlu diperhatikan adalah masalah lalulintas yang masih macet dan semrawut.

24 komentar:

  1. Semakin penasaran dan pengen bangad menginjakkan kaki di kota bandung.

    BalasHapus
  2. lihat berita di tivi, yang tentang liputan KAA, jadi pengin banget ke Bandung. Eh setelah KAA, masih cantik ya :)

    BalasHapus
  3. Masih mbak Sari, aku juga lihat jauh setelah KAA, cantik ....

    BalasHapus
  4. Keren banget ya Kang Emil bisa jadiin kota secantik ini. Jadi pengin jalan2 juga ke Bandung nih. Baru sekali doang saya ke sana Mba, itu pun langsung ke Lembangnya ajah, nggak jalan2 di Bandung nya.

    BalasHapus
  5. Memang menyenangkan menyusuri jalan Braga dan Asia Afrika..Saya memulai perjalanan dari Taman Vanda di depan Bank Indonesia, lalu menyusuri jalan Braga, Asia Afrika sampai Alun-Alun.
    Ga terasa capenya karena sambil foto2 juga, hehehe

    BalasHapus
  6. kawasan sepanjang jalan Asia Afrika Bandung tempat penuh kenangan cinta dengan mojang Bandung anu manclis geulis maratan langit yang sekarang telah menjadi ibue anak-anak, Asia Afrika tempat kami mengikat janji...hlaaaa

    BalasHapus
  7. iya mbak Uniek, memang keren kang Emil sih, aku mau dia dipindah ke Cirebon deh, biar Cirebon punya banyak taman yang bisa mengurangi panasnya cirebon

    BalasHapus
  8. oh iya mbak Nur, betul seharusnya dimulai dari taman Vanda, kalau yg bawa mobil parkir di balkot. Aku malah baru mulai dari braga. salah euy

    BalasHapus
  9. Cilembu tea, wah asiknya dapat mojang priangan kan geulis-geulis

    BalasHapus
  10. ayuk bu guru, ngidam yang bagus tuh....

    BalasHapus
  11. Bandung selalu menyimpan keindahan, membuat mata selalu takjub, semoga saya bisa menikmatinya suatu saat nanti

    BalasHapus
  12. iya betul mbak Wahyuni, mudah-mudahan harapan bisa berkunjung ke Bandung bisa terwujud

    BalasHapus
  13. Papaku kantornya di jalan Asia Afrika ini, deket hotel-hotel itu. Jadi tiap ke Bandung, selalu 'ninggalin' kenangan di jalan ini :')

    Terakhir aku ke sana sebulan sebelum KAA, jalanannya masih dibagusin, sekarang udah jadi yaaa. Asik banget buat jalan kaki :D

    BalasHapus
  14. betul mbak Pungky, walau lama berjalan tidak terasa karena tempatnya menyenangkan

    BalasHapus
  15. waaah, kebetulan akhir mei lalu aku sempat main-main ke sini cuma belum ditulis di blog, hihi.
    Bandung sekarang makin cantiik memang, wajar kalau tambah macet yah teh :D

    BalasHapus
  16. Waaahhh...Bandung makin keren sajaaa...

    BalasHapus
  17. oh gitu ya mbak Ranii, dibuat saja tulisannya , kan pasti beda rasa

    BalasHapus
  18. wha ajdi pengen ke situ lagi mah hehe

    BalasHapus
  19. sok atuh mas Angki , kalau mau sore sampai malam sensasinya lebih indah

    BalasHapus