Jalan Asia Afrika
Hampir
semua orang mengenal jalan Asia Afrika bahkan sampai ke luar negeri. Ini ada
hubungannya denagn konferensi Asia Afrika yang diadakan di gedung Merdeka yang
ada di jalan Asia Afrika. Aku dan keluarga menyusuri jalan Asia Afrika untuk
melihat kecantikan dari jalan ini. Setelah melihat eksotisnya jalan Braga kami menyusuri jalan Asia Afrika. Jadi jalan ini sudah tersohor sampai mancanegara.
Dulunya jalan Asia Afrika merupakan bagian dari jalan Groote Postweg (Jalan
Raya Pos) yang dibangun oleh HW Daendels tahun 1811. Daendels membangun jalan
dari Anyer sampai Panarukan untuk bisa mempertahankan Hindia Belanda saat itu.
Waktu pembuatan jalan itu melewati daerah Priangan, jalan itu berada 11 km ke
arah utara Krapyak (kini Dayeuh Kolot yang artinya kota lama) merupakan ibukota
kabupaten Bandung. Dan Daendels memerintahkan bupati Bandung untuk memindahkan
ibukota ke jalan Groote Postweg ini. Dan yang dipilih di tepian sungai
Cikapundung. Dulu sungai ini punya sumber air yang banyak. Saat selesainya
mesjid Agung dan pendopo dibangun maka resmilah ibukota pindah ke jalan Groote
Postweg ini Dimana masing-masing berada di sisi barat dan sisi selatan
alun-alun. Dan jalan yang ditembus oleh jalan Groote Postweg dibangun dua
gerbang (kacakaca) yaitu kacakaca Kulon/timur (Andir) dan kacakaca wetan/barat(simpang
lima).
Suasana jalan Cikapundung Timur yang dijadikan area terbuka yang nyaman
Dulu
jalan ini merupakan jalan protokol karena sejumlah hotel mewah berdiri di jalan
ini, seperti hotel Preanger dan Savoy Homan. Dan di persimpangan jalan Braga
dengan jalan raya pos ini ada tempat untuk berkumpulnya komunitas kalangan atas
di Bandung. Dikenal dengan gedung Societeit Concordia.
Tiang-tiang yang berjejer rapi sepanjang jalan Cikapundung timur
Setelah
kemerdekaan, jalan raya pos ini kembali menjadi terkenal saat diadakannya
konferensi Asia Afrika tahun 1955. Apalagi saat itu presiden Soekarno bersama
dengan perdana mentri india Jawalharlal Nehru dan U Nu dari Birma berjalan kaki
ke gedung Societeit Concordia tempat berlangsungnya konfernsi Asia Afrika.
Kini gedung Societeit Concordia menjadi
Gedung Merdeka dan disisinya terdapat museum Konferensi Asia Afrika. Dan
jalannya menjadi jalan Asia Afrika sampai sekarang.
Gambar tokoh-tokoh yang tereletak di samping gedung merdeka
Dari
jalan Braga terus berjalan sampai perempatan yang ada tulisan Braga ke kiri dan
akan sampai di jalan Cikapundung Timur. Dulu jalan Cikapundung timur ini diperuntukan kendaraan tapi saat peringatan konfreresni
Asia Afrika diubah oleh Pak Ridwan Kamil menjadi tempat pejalan kaki. Dan
tempat ini menjadi menyenangkan . Karena sepanjang jalan Cikapundung ini
berdiri tiang-tiang yang tinggi dan jalan yang didesain sedemikian rupa
sehingga cocok untuk pejalan kaki. Kursi-kursi dan bola-bola batu cantik
tersusun rapi di tepian jalan. Dan berhadapannya terdapat sungai Cikapundung .
Dan sisinya ditata rapi. Ada kolam dan kuris-kursi dan meja berwarna merah yang tertata rapih
untuk bersantai yang dinaungi oleh pohon besar. Bisa duduk lama di sana apalagi kalau ada pertunjukan air
mancur menari. Waktu ke sana sih tak ada
pertunjukan air mancur.
Bola-bola batu yang bertuliskan nama negara dan ditancapkan benderanya
Mendekati
gedung merdeka, masih terlihat patung-patung pimpinan-pimpinan dari peserta
konferensi Asia Afrika. Dan patung-patung ini
membuat kami berhenti sejenak dan
mulai berfoto dengan patung tersebut. Serasa benar-benar berfoto dengan pesohor
dunia. Bekas-bekas perayaan konferensi Asia Afrika masih terlihat. Bunga-bunga
yang ditempel di dinding begitu indah dan tersusun rapi. Dan poster besar di
dinding juga masih tertempel rapi. Dan di depannya terdapat bola-bola batu yang
bertuliskan nama negara dan benderanya tertancap di bola batu tersebut. Dan air mancur yang terletak dekat kantor PLN
juga menambah apik jalan Asia Afrika ini. Dan perjalanan menyusuri jaaln Asia
Afrika terhenti di alun-alun Bandung. Apik dan cantik kota Bandung. Impian Pak
Ridwan Kamil untuk mengembalikan kota Bandung menjadi Bandung Parijs van Java
dan kota kembang patut diacungi jempol. Mungkin yang perlu diperhatikan adalah
masalah lalulintas yang masih macet dan semrawut.
Semakin penasaran dan pengen bangad menginjakkan kaki di kota bandung.
BalasHapusdan tetap bikin kangen selalu
BalasHapuslihat berita di tivi, yang tentang liputan KAA, jadi pengin banget ke Bandung. Eh setelah KAA, masih cantik ya :)
BalasHapusMasih mbak Sari, aku juga lihat jauh setelah KAA, cantik ....
BalasHapusKeren banget ya Kang Emil bisa jadiin kota secantik ini. Jadi pengin jalan2 juga ke Bandung nih. Baru sekali doang saya ke sana Mba, itu pun langsung ke Lembangnya ajah, nggak jalan2 di Bandung nya.
BalasHapusMemang menyenangkan menyusuri jalan Braga dan Asia Afrika..Saya memulai perjalanan dari Taman Vanda di depan Bank Indonesia, lalu menyusuri jalan Braga, Asia Afrika sampai Alun-Alun.
BalasHapusGa terasa capenya karena sambil foto2 juga, hehehe
kawasan sepanjang jalan Asia Afrika Bandung tempat penuh kenangan cinta dengan mojang Bandung anu manclis geulis maratan langit yang sekarang telah menjadi ibue anak-anak, Asia Afrika tempat kami mengikat janji...hlaaaa
BalasHapusiya mbak Uniek, memang keren kang Emil sih, aku mau dia dipindah ke Cirebon deh, biar Cirebon punya banyak taman yang bisa mengurangi panasnya cirebon
BalasHapusoh iya mbak Nur, betul seharusnya dimulai dari taman Vanda, kalau yg bawa mobil parkir di balkot. Aku malah baru mulai dari braga. salah euy
BalasHapusCilembu tea, wah asiknya dapat mojang priangan kan geulis-geulis
BalasHapusJadi pengen ke bandung malahan nih
BalasHapusayuk bu guru, ngidam yang bagus tuh....
BalasHapusBandung selalu menyimpan keindahan, membuat mata selalu takjub, semoga saya bisa menikmatinya suatu saat nanti
BalasHapusiya betul mbak Wahyuni, mudah-mudahan harapan bisa berkunjung ke Bandung bisa terwujud
BalasHapusPapaku kantornya di jalan Asia Afrika ini, deket hotel-hotel itu. Jadi tiap ke Bandung, selalu 'ninggalin' kenangan di jalan ini :')
BalasHapusTerakhir aku ke sana sebulan sebelum KAA, jalanannya masih dibagusin, sekarang udah jadi yaaa. Asik banget buat jalan kaki :D
betul mbak Pungky, walau lama berjalan tidak terasa karena tempatnya menyenangkan
BalasHapuswaaah, kebetulan akhir mei lalu aku sempat main-main ke sini cuma belum ditulis di blog, hihi.
BalasHapusBandung sekarang makin cantiik memang, wajar kalau tambah macet yah teh :D
Waaahhh...Bandung makin keren sajaaa...
BalasHapusoh gitu ya mbak Ranii, dibuat saja tulisannya , kan pasti beda rasa
BalasHapusiya mbaaak Handdriati....
BalasHapuswha ajdi pengen ke situ lagi mah hehe
BalasHapussok atuh mas Angki , kalau mau sore sampai malam sensasinya lebih indah
BalasHapusMau ke sini juga .....
BalasHapusmari mampir mbka Anisa
BalasHapus