Waktu
aku kecil di depan sekolah tepat di pintu gerbang ada mamang yang jualan
bandros. Nah pertama kali itulah aku berkenalan dengan camilan namanya bandros.
Karena itu bandros dijual ke anak SD yang uang jajannya juga minim , makanya
mamang penjualnya menjualnya perpotong kecil bukan satu lonjor besar. Bandros
sendiri kue yang berasal dari campuran tepung beras, kelapa parut dan santan .
Makanya rasanya gurih dengan rasa kelapa. Kue ini dicetak dengan cetakan yang
berbentuk setengah lingkaran dan
berjejer banyak. Biasanya dihidangkan dengan taburan gula pasir.
Ada
dua jenis bandros . Bandros manis dan asin. Yang dimaksud di sini ada yang
makan tanpa gula ada yang pakai gula . Dulu sekali jaman aku kecil pedagang kue
bandros selain ada di sekolah-sekolah, mereka juga berdagang keliling
rumah-rumah. Atau mangkal dekat pusat perbelanjaan. Rasanya masih sama . Bahan
–bahan yang dibutuhkan untuk buat bandros seperti tepung beras, santan, daun
pandan , garam kelapa parut dan telur air dan gula pasir yang dicampur jadi satu.
Sebagian tepung beras, santan , daun pandan dan garam direbus sampai mengental.
Adonan yang mengental ini dicampur sedikit demi sedikit dengan sebagian tepung
beras dan kelapa parut yang juga sudah diaduk terlebih dahulu. Telur mulai
dimasukkan dan air sedikit demi sedikit sampai rata . Nah, baru adonan masukkan
dalam cetakan bandros . Birakan sebentar sampai matang. Gurih rasanya.
Lepas
dari SMA , mulai dari kuliah , bekerja dan akhirnya menikah aku tak kembali
lagi ke Bandung malah menetap di luar kota. Akibatnya aku putus hubungan dengan
kue bandros. Sudah bertahun-tahun tak mencicipi lagi yang namanya bandros.
Apalagi kebanyakan bandros juga mulai menghilang dari pasaran. Penjual keliling
bandros juga sudah mulai berkurang. Tapi beberapa tahun terakhir ini bandros
mulai membooming kembali. Ini berkat ide kreatif dari urang Bandung. Bahkan banyak penjual
bandros kini mulai berinovasi untuk membuat bandros yang punya cita rasa ala barat. Jadi jangan kaget sekarang di Bandung banyak
bermunculan mulai dari warung tenda, lapak-lapak pinggir jalan sampai resto
kelas yang wah banyak menjual kue bandros dengan banyak variasi. Mulai dari
toping dari keju, irisan susis, susu, oreo atau paduan dari satu toping atau
beberapa toping.
Waktu
aku jalan-jalan di taman lansia di daerah jalan Cisangkuy. Tampak penjual kue
bandros. Waktu aku menghampirinya, aku lihat bandrosnya dijual dengan beraneka
ragam toping. Walau yang asli tanpa toping juga dijual Tergantung selera.
Mungkin orang-orang yang ingin merasakan kembali bandros asli bisa terpenuhi.
Penasaran aku juga membeli bandros dengan berbagi rasa. Ada yang manis dan asin
dengan toping yang berbeda. Untuk lidahku aku cocok karena aku juga sudah
terbiasa dengan toping-toping yang ada. Menarik . Nikmatnya dimakan
panas-panas. Rasanya yang enak dan sudah lama tak makan bandros , apalagi
sekarang ditambah toping yang beraneka ragam,akhirnya aku membeli lagi. Bandros
green tea dengan toping oreo, coklat dan susu. Bandros gurih dengan rasa coklat
susu. Sungguh aku tepuaskan saat itu kembali merasakan nikmatnya bandros.
Dengan demikian bandros akan mengena untuk pasar anak muda gaul yang sudah
terbiasa dengan makanan ala barat. Badros masih bisa diketemukan walau dengan
bentuk yang lain. Begitulah agar bisa lestari perlu penyesuaian agar masih
banyak diminati orang .
Jadi
saat itu aku bisa mengobati rasa kangen Bandung dengan kuliner yang sudah
begitu menyatu mulai dari aku kecil.Pengalaman hari ini membuat aku kembali
terkenang dengan masa kecilku menjadi langganan kue bandros di mamang penjual
depan sekolah. Apa kabar ya mamang itu. Apa dia sekarang akan terperanjat
dengan bandros yang sudah dikreasikan menjadi lebih ciamik dan rasa yang jauh
lebih enak.