Kamis, 25 Februari 2016

Bandros Versi Barat







Waktu aku kecil di depan sekolah tepat di pintu gerbang ada mamang yang jualan bandros. Nah pertama kali itulah aku berkenalan dengan camilan namanya bandros. Karena itu bandros dijual ke anak SD yang uang jajannya juga minim , makanya mamang penjualnya menjualnya perpotong kecil bukan satu lonjor besar. Bandros sendiri kue yang berasal dari campuran tepung beras, kelapa parut dan santan . Makanya rasanya gurih dengan rasa kelapa. Kue ini dicetak dengan cetakan yang berbentuk setengah lingkaran  dan berjejer banyak. Biasanya dihidangkan dengan taburan gula pasir. 

  
Ada dua jenis bandros . Bandros manis dan asin. Yang dimaksud di sini ada yang makan tanpa gula ada yang pakai gula . Dulu sekali jaman aku kecil pedagang kue bandros selain ada di sekolah-sekolah, mereka juga berdagang keliling rumah-rumah. Atau mangkal dekat pusat perbelanjaan. Rasanya masih sama . Bahan –bahan yang dibutuhkan untuk buat bandros seperti tepung beras, santan, daun pandan , garam kelapa parut dan telur  air dan gula pasir yang dicampur jadi satu. Sebagian tepung beras, santan , daun pandan dan garam direbus sampai mengental. Adonan yang mengental ini dicampur sedikit demi sedikit dengan sebagian tepung beras dan kelapa parut yang juga sudah diaduk terlebih dahulu. Telur mulai dimasukkan dan air sedikit demi sedikit sampai rata . Nah, baru adonan masukkan dalam cetakan bandros . Birakan sebentar sampai matang. Gurih rasanya.

Lepas dari SMA , mulai dari kuliah , bekerja dan akhirnya menikah aku tak kembali lagi ke Bandung malah menetap di luar kota. Akibatnya aku putus hubungan dengan kue bandros. Sudah bertahun-tahun tak mencicipi lagi yang namanya bandros. Apalagi kebanyakan bandros juga mulai menghilang dari pasaran. Penjual keliling bandros juga sudah mulai berkurang. Tapi beberapa tahun terakhir ini bandros mulai membooming kembali. Ini berkat ide kreatif  dari urang Bandung. Bahkan banyak penjual bandros kini mulai berinovasi untuk membuat bandros yang  punya cita rasa ala barat.  Jadi jangan kaget sekarang di Bandung banyak bermunculan mulai dari warung tenda, lapak-lapak pinggir jalan sampai resto kelas yang wah banyak menjual kue bandros dengan banyak variasi. Mulai dari toping dari keju, irisan susis, susu, oreo atau paduan dari satu toping atau beberapa toping.

Waktu aku jalan-jalan di taman lansia di daerah jalan Cisangkuy. Tampak penjual kue bandros. Waktu aku menghampirinya, aku lihat bandrosnya dijual dengan beraneka ragam toping. Walau yang asli tanpa toping juga dijual Tergantung selera. Mungkin orang-orang yang ingin merasakan kembali bandros asli bisa terpenuhi. Penasaran aku juga membeli bandros dengan berbagi rasa. Ada yang manis dan asin dengan toping yang berbeda. Untuk lidahku aku cocok karena aku juga sudah terbiasa dengan toping-toping yang ada. Menarik . Nikmatnya dimakan panas-panas. Rasanya yang enak dan sudah lama tak makan bandros , apalagi sekarang ditambah toping yang beraneka ragam,akhirnya aku membeli lagi. Bandros green tea dengan toping oreo, coklat dan susu. Bandros gurih dengan rasa coklat susu. Sungguh aku tepuaskan saat itu kembali merasakan nikmatnya bandros. Dengan demikian bandros akan mengena untuk pasar anak muda gaul yang sudah terbiasa dengan makanan ala barat. Badros masih bisa diketemukan walau dengan bentuk yang lain. Begitulah agar bisa lestari perlu penyesuaian agar masih banyak diminati orang .

Jadi saat itu aku bisa mengobati rasa kangen Bandung dengan kuliner yang sudah begitu menyatu mulai dari aku kecil.Pengalaman hari ini membuat aku kembali terkenang dengan masa kecilku menjadi langganan kue bandros di mamang penjual depan sekolah. Apa kabar ya mamang itu. Apa dia sekarang akan terperanjat dengan bandros yang sudah dikreasikan menjadi lebih ciamik dan rasa yang jauh lebih enak.

 

Kamis, 18 Februari 2016

Kelezatan Kuliner Palembang





tekwan
Dulu pernah bermimpi bisa menginjakan kaki di pulau Sumatera .Ternyata mimpi itu bisa diwujudkan juga. Pertama kali menginjakan kaki di pulau Sumatera adalah saat aku berkunjung ke Palembang. Dan aku kepincut dengan kuliner dari Palembang. Lidahku cocok dengan masakan Palembang. Walau belum semua aku coba,tapi pada saat itu semua yang aku coba sangat cocok di lidahku. Tak ada penolakan sekalipun dari lidah dan perutku.



Pertama aku mencoba kuliner tekwan. Kebetulan aku menginap di hotel Max One , tepat di depannya ada resto yang menjual tekwan. Tekwan Hj  Cik Lan di jalan Dr Sukamto no 88  Berhubung dekat maka yang pertama kali aku coba adalah tekwan. Menurutku sih mirip dengan bakso. Tekwan sendiri adalah sup khas Palembang yang dibuat dari ikan dan sagu yang dibuat bulatan-bulatan kecil dengan kuah udang dengan rasanya yang ciamik. Biasanya dilengkapi dengan soun, jamur, irisan daun bawang, seledri dan bawang goreng. Menurut sejarahnya tekwan itu punya dua arti. Arti pertama adalah tekwan sebagai akronim bekotek samo kawan yang artinya ngobrol-ngobrol dengan teman. Ini punya arti saat makan tekwan ini pastinya sambil berbincang-bincang dengan teman atau keluarga. Arti yang kedua adalah akronim dari bahasa Inggris Take One , yang memiliki arti ambil satu-satu. Umumnya bahan utamanya adalah potongan ikan tengiri yang dicampur jadi satu dengan putih telur dan ditambah sagu , diberi garam sampai terbentuk adonan . Dari adonan ini dibuat bulatan-bulatan kecil seperi bakso. Makannya enak dalam keadaan panas. Sungguh nikmat, apalagi saat itu sedang hujan . Kehangatan terasa saat kuah tekwan masuk ke dalam tubuh.


pindang patin
Kedua yang menarik perhatian aku adalah kuliner pindang patin.Waktu melihat jembatan Ampera yang membelah sungai Musi, akan tampak River Side Restaurant yang terdapat di sisi sungai Musi. Dari sana pemandangan melihat jembatan Ampera sangat jelas. Dan salah satu kuliner yang ada di sana adalah pindang patin. Berhubung belum pernah merasakan pindang patin, makanya aku memesan pindang patin. Aku memesan bukan kepala pindang patin tapi badannya dengan alasan akan lebih mudah menyantapnya. Pindang patin ini berbahan dasar ikan patin yang direbus dengan bumbu pedas dan biasanya ditambah irisan buah nenas . Hal ini untuk memberikan rasa segar. Sangat nikmat dimakan dalam keadaan hangat . Gurih, agak pedas  dan asam segar.Yang uniknya lagi pindang patin disajikan dengan sambal mangga. Menambah cita rasa pindang patin sendiri. Asam dan segar. Sambil menikmati pemandangan sunga Musi dan jembatan Ampera. Tapi agak sedikit pusing saat ada kapal yang melewati resto ini karena resto ini ikut bergoyang .

 Sambal mangga pelengkap kuliner pindang patin

Terakhir aku mencoba kuliner pempek. Sebetulnya kuliner ini sudah tak asing lagi bagiku, karena aku sering makan kuliner ini, karena banyak yang berjualan di kota-koat besar di pulau Jawa. Tapi ternyata di Jawa mungkin sudah banyak dimodifikasi. Cara makan empek-empek di Palembang tidak sama dengan di pula Jawa. Di jalan Sudirman terdapat empek-empek candy yang terkenal. Bahkan bisa dibeli untuk oleh-oleh. Nah, penyajian empek-empek ini dengan saus yang berwarna kehitam-hitaman yang dikenal dengan cuko. Nah cuko ini dibuat dari air yang dididihkan dan ditambah gula merah, cabe rawit tumbuk, bawang putih dan garam secukupnya. Cuko katanya bisa melindungi gigi dari karies, karena  dalam satu liter larutan kuah ini ada 9-13 ppm fluor. Selain itu ke dalam kuah dimasukan irisan dadu mentimun. Di sana bisa memesan untuk dimakan atau bisa memesan untuk oleh-oleh . Biasanya untuk oleh-oleh sudah dipak sedemikian rupa sehingga aman untuk dibawa bahkan lewat pesawat sekalipun.  Nah, cara makannya, empek-empeknya dicocol ke dalam kuahnya yang diletakan di mangkuk kecil.


Memang belum semua kuliner Palembang yang aku coba. Tapi paling tidak tiga kuliner di atas sudah mewakili betapa lezatnya makanan di Palembang. Untuk lidah orang Jawa seperti aku, tak ada kendala sama sekali. Jadi tunggu apa lagi, saat liburan tiba tak ada salahnya untuk bekunjung ke Palembang. Pesona kulinernya menawan hati , cocok di lidah. Dijamin perut tak pernah kelaparan. Keindahan kota Palembang bisa disamakan dengan kelezatan kulinernya....

http://suzannita.com/lomba-blog-wonderful-sriwijaya/


Kamis, 11 Februari 2016

Peduli Lingkungan Dengan Kreativitas



Tema Lingkungan sekarang semakin banyak didengungkan. Mengapa? Secara tak sadar pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin banyak dan tidak diikuti dengan kesadaran untuk menjaga lingkungannya ,membuat lingkungan semakin hari semakin mengkawatirkan. Mulai penggiat-penggiat lingkungan  menyerukan untuk semua masarakat baik lokal maupun dunia untuk mulai menjaga alam . Agar alam dan lingkungan tetap terjaga .Ini bisa berdampak buruk pada kelangsungan hidup banyak orang. Tapi peduli apa. Banyak orang berpendapat demikian, karena orang-orang ini belum terkena dampak yang luar biasa bagi dirinya. Mungkin anak, cucunya kelak. Itulah mengapa orang tak peduli lagi untuk memelihara alam. Walau di Al Quran juga jelas kalau kita harus menjaga dan memelihara alam dari kerusakan seperti pada Surat Ar Rum (30) ayat 41-42 tentang larangan membuat kerusakan di muka bumi, tapi ternyata itu tak membuat orang sadar akan bahaya jika alam rusak. Mau tak mau alam berkaitan dengan kehidupan manusia. Semua hanya memikirkan diri sendiri.

Banyak komunitas penggerak lingkungan yang sudah banyak bergerak. Sudah banyak yang mereka lakukan. Mulai dari propaganda, melalui seminar maupun ajakan untuk bertindak menyelamatakan lingkungan. Kesadaran akan lingkungan masih jauh dari harapan. Memang kesadaran itu harus mulai dari diri sendiri. Untuk bisa menjadi teladan daripada mulut nyinyir mungkin bisa melakukan kegiatan sederhana di rumah. Bisa dibayangkan untuk sampah saja kadang kita harus nyinyir dengan orang lain yang seenaknya saja membuang sampah. Mulailah dari diri sendiri , dari hal yang paling sederhana yang bisa dilakukan dari rumah dan sekelilingnya, di kantor . Mudah saja, mulai bisa memilah-milah sampah, mengajarkan anak-anak untuk peduli lingkungan dan masih banyak contoh yang bisa kita lakukan dari rumah.

Salah satunya adalah berkreasi dengan sampah anorganik yang terbuang di tempat sampah. Banyak loh sampah yang bisa dimanfaatkan untuk kerajinan tangan. Bahkan nantinya bisa punya nilai ekonomi. Tapi paling tidak mulailah berkreasi dengan sampah di rumah kita yang masih bisa dimanfaatkan. 

Contoh-contoh yang bisa dibuat dari sampah rumah tangga.

  • 1.      Kerajinan tangan dari koran atau majalah bekas.




  • 2.      Kerajinan tangan dari plastik kresek





  • 3.      Kerajinan tangan dari tutup botol




  • 4.      Kerajinan tangan dari bungkus makanan ringan





  • 5.      Kerajinan tangan dari bungkus buah




  • 6.      Kerajinan tangan dari klobot jagung





  • 7.      Kerajinan tangan dari botol plastik




Dengan membuat kerajinan tangan sederhana dari sampah rumah tangga ,paling tidak kita peduli dengan lingkungan. Sampah rumah tangga sebagian sudah bisa didaur ulang menjadi barang yang bisa dipakai atau bisa dijual atau bisa digunakan untuk sovenir atau untuk memberi hadiah. Mudah kan?? Tak perlu ragu, mulailah memilah-milah sampah rumah tangga yang ada di rumah dan sampah yang masih bisa digunakan, dimanfaatkan menjadi barang yang punya nilai manfaat. Mulai dari diri sendiri, siapa tahu ada yang mencontoh kerajinan kita memanfaatkan sampah rumah tangga untuk barang yang berguna. Dari contoh yang sederhana , bisa berdampak besar, karena orang akan melihat, mengamati dan akhirnya mulai mengikutinya , apalagi kalau sudah ada hasil yang nyata. Jadi tunggu apa lagi, sebarkan banyak kebaikan untuk peduli dengan lingkungan dengan memberi contoh daripada nyinyir. Mudah bukan???