Kamis, 12 Mei 2016

Jangan Menyerah





 Gambar dari sini

Peristiwa ini sudah lewat bertahun-tahun yang lalu, tapi masih aku simpan dalam memoriku. Mungkin ini bisa jadi memori yang bisa memberikan banyak pelajaran bagiku. Dari sejak aku masuk di bangku SMA, dalam diriku aku harus bisa kerja keras untuk bisa mencapai nilai yang baik. Tujuannya??? Apa lagi kalau bisa masuk perguruan tinggi negeri tanpa tes!!!!. Mulailah masa-masa aku harus pontang panting belajar agar bisa punya nilai tinggi. Apalagi aku sekolah di sekolah katolik yang kualitas pelajarannya tinggi di atas sekolah negeri terbagus sekalipun. Ternyata gak mudah. Banyak teman yang pintar jauh melebihi aku. Aku menyadari kalau kemampuan aku jauh di bawah mereka, tapi aku punya semangat untuk belajar lebih giat. Ditambah lagi sekolah swasta dapat jatah siswa yang diterima dengan jalur PMDK (Dulu jamanku jalur PMDK, mungkin sekarang jalur prestasi??) sedikit. Artinya aku harus berjuang lebih keras untuk itu.

Tiga tahun aku belajar sungguh-sungguh dan walau hasilnya hanya kecantol di tiga besar. Tapi paling tidak nilai rat-rataku bagus. Ada rasa percaya diri yang cukup tinggi dalam diriku. Tapi ternyata semua keinginan tak sesuai dengan harapan. Aku gagal masuk PMDK. Sedih??? Sedihlah ditambah lagi kepala sekolahku malah bilang padaku, kalau aku tak mungkin bisa masuk ke perguruan tinggi negeri. Bener-bener patah hati seperti diputusin pacar. Sedihnya bikin hati  nyesek apalagi terngiang-ngiang perkataan kepala sekolahku. Tapi justru kata-kata kepala sekolah itu bukan jadi bumerang bagiku tapi jadi pecut semangat baru.  Aku lebih giat lagi belajar untuk mendapatkan jatah masuk perguruan tinggi negeri lewat jalur ujian. Banting tulang, kalau perlu siang jadi malam, malam jadi siang. Aku kalap. Sampai-sampai mamaku menyuruhku untuk beristirahat jangan terlalu diforsir. Tapi aku sudah gak peduli lagi. terus belajar. Aku pasti bisa!!!!.

Di hari pengumuman , aku menatap nanar kalau namaku ada di deretan yang diterima di IPB, perguruan tinggi favorit siswa SMA. Ah, ada beban berat yang hilang dari dadaku. Plong rasanya. Pertama kali yang aku lakukan selain berdoa adalah menyambangi kepala sekolahku, Sr Tresnowati. Saat aku bilang kalau aku diterima. Beliau hanya tersenyum manis.Beliau berkata dia tahu aku akan berjuang untuk bisa masuk perguruan tinggi. Aku melongo!!! Jadi semua ini hanya gertak sambal beliau agar aku terpecut belajar lebih giat lagi. Dan aku tertawa keras sambil berteriak. “Aku suka cara suster!!!!!!!” dan aku peluk erat beliau dan minta maaf kalau selama ini aku suka bikin banyak ulah yang menyusahkan beliau.

Pengalamanku juga terjadi pada anakku yang bersekolah di sekolah katolik juga. Dia lulus sebagai lulusan terbaik jurusan IPS sekota Cirebon. Tapi dari pihak dinas Pendidikan kota tak mengakuinya ,malah yang dinobatkan dari sekolah negeri ternama pada waktu itu. Padahal niali anakku jauh lebih tinggi. Ada rasa nyeri di hatiku, tapi aku melihat anakku cuek saja. Tapi entah di dalam hatinya. Baliho foto anakku di depan gedung bimbingan belajar yang terkenal tapi semua itu tak mengubah sedikitpun pandangan dari dinas kalau anakkulah yang pantas menjadi pemegang nilai tertinggi. Ditambah lagi anakku juga tak diterima di jalur prestasi. Rasa patah hati terulang kembali dengan cara yang sama. Aku memberikan semangat untuk mencoba lewat jalur ujian saring. Tapi akhirnya berbuah manis, perjuangan anakku untuk belajar terus , membuahkan hasil bisa diterima di perguruan tinggi negeri dengan urutan nomer dua dari peserta-peserta lain. Sungguh bahagia hatiku. Saat kita patah /kehilangan satu impian, tak patut untuk menyerah atau down. Tapi masih dipacu semangat baru untuk meraih apa yang diharapkan. Jangan menyerah!!! Saat apapun yang membuat hati kita patah. Jangan pernah menyerah, masih ada jalan lain yang bisa kita tempuh untuk harapan baru di ujung sana. Sekali lagi Jangan Menyerah!!!!!!

                        Tulisanini diikutsertakan Giveaway – Pameran Patah Hati 


67 komentar:

  1. wah sukses ya mah GAnya jangan menyerah mantap dah....

    BalasHapus
  2. Akhirnya sukses mendapat pilihan terbaik ya, Mah. Yang penting jangan putus asa. :)

    BalasHapus
  3. jangan menyerah ya mah..,
    maju terus dan akhirnya kita akan smp ke tujuan

    BalasHapus
  4. mbakkk, kakak kelas ku ya ternyata, pokoknya jangan pernah menyerah sebelum mencoba, kegagalan hanyalah keberhasilan yang tertunda

    BalasHapus
  5. Kereeeen, sukses itu ada bagi yang sanggup berdiri setelah terjatuh, sangat menginspirasi sekali Mba Tira ceritanya :)

    BalasHapus
  6. Yang sulit adalah menyalakan lagi semangat membara di dalam diri ketika kekecawaan itu datang. Salut buat semua yang mampu mempertahankan semangat dikala rasa kecewa begitu besarnya hinggap di dalam diri.

    PR besar buat aku kelak ketika anak2 mulai beranjak dewasa dan mulai memasuki dunia persaingan hebat. Yang gak bisa dipungkiri pasti akan ada rasa kecewa yang hinggap atas suatu kegagalan. Harapannya sih gak akan pernah mengalami kegagalan. Tapi namanya hidup... :)

    Selamat ya mba.. :)

    BalasHapus
  7. jangan menyerah, kalimat sederhana tapi sangat bertenaga.
    Blogmu keren mba
    Salam kenal, hehehe

    BalasHapus
  8. iya mas Angki jangan pernah menyerah

    BalasHapus
  9. betuk mbak Ophi, pantang menyerah, pastilah sampai tujuan

    BalasHapus
  10. mbak Evrinasp, wah beda jauh ya angkatannya

    BalasHapus
  11. iya mbak Wian, mendidik anak menghadapi kegagalan itu perlu banget agar mereka juga siap untuk kecewa

    BalasHapus
  12. salam kenal kembali mbak Nefertite, namamu unik

    BalasHapus
  13. Mantap. Sebuah pecutan justru membangkitkan semangat.

    BalasHapus
  14. Salut sama perjuangannya deh mbak (y)

    BalasHapus
  15. Semangat Mbak!!! Jangan pernah menyerah. Salut pada dirimu.

    BalasHapus
  16. Ehm, diskriminasi asal sekolah ya, Mbak :( bersyukurnya, bisa terus semangat sampai jadi no 2 yang diterima di PTN dari sekian peserta (y)

    BalasHapus
  17. iya mas hadi, aku selalu begitu, ejekan atau yg bikin egoku keluar malah bikin aku menjadi semangat

    BalasHapus
  18. iya mbak Anisa, hanya semanagt dan doa akan menyertai kita agar mencapai tujuan

    BalasHapus
  19. iya mbak Airreni, biasa dinas lebih memperhatikan sekolah negeri dibanding sekolah swasta

    BalasHapus
  20. Kadang kita harus berterima kasih sama orang yang menghina kita ya Mbak, karena hinaan mereka bisa jadi cambuk untuk kita untuk lebih giat berusaha :)

    BalasHapus
  21. Ikutan sedih Mbak, saat baca anaknya yg seharusnya dapat pelajar dengan peringkat lulusan terbaik. Kayaknya ngga adil juga yak. Hiks. Semoga tidak patah semangat ya.

    BalasHapus
  22. kita semua layaknya memang harus begitu ya, mba, hinaan harus jd pecutan semangat bagi kita biar nggak gampang menyerah. toh, hasil tidak pernah menghianati proses.

    BalasHapus
  23. Untung nggak cepat nyerah yaa mbak, jadi impiannya tercapai

    BalasHapus
  24. Kadang orang harus dipaksa dulu biar keluar kemampuan terbaiknya...

    BalasHapus
  25. iya mbak Tarry, tapi juga jangan sampai kita marah, sabar dan terus pantang menyerah

    BalasHapus
  26. iya mbak Levina, sebelumnya juga anakku diperlakukan gak adil saat di SMP

    BalasHapus
  27. betul mas Irsyad, pecutan itu kadang membangkitkan semangat, asal tidak dg hati yang marah

    BalasHapus
  28. iya mbak Harie, aku juga jadi senang anakku belajar untuk mengalami kegagalan , sebab kelak saat dia terjun di hiudpnya kelak akan banyak menghadapai masalah yg harus dia hadapi dan harus pantang menyerah

    BalasHapus
  29. Jangan menyerah, perjuangan akan selalu berbuah manis ya mbak..

    BalasHapus
  30. Ayo jangan menyerah mba, semangat buat GAnya ya.

    BalasHapus
  31. semangat terus, jangan menyerah ya mamah tira :)

    BalasHapus
  32. iya jangan pernah menyerah, seperti lagunya d'masiv itu.hehe semangat terus dan terus..
    salam....

    BalasHapus
  33. dulu juga Alhamdulillah bisa masuk lewat jalur prestasi..rejeki luar biasa...inspirasi sekali mamah tira...semoga menang...

    BalasHapus
  34. ya lagunya D'masiv itu juga menyemangati kita yang sedang berjuang ya

    BalasHapus
  35. asyik juga ya mbak Widhie bisa masuk jalur prestasi

    BalasHapus
  36. Ayo semangat dan jangan pernah menyerah :)

    BalasHapus
  37. Ini keren :) aku pernah menyerah tapi sekarang nggak akan mau menyerah lagi, untuk apapun itu.

    BalasHapus
  38. melow bacanya... jadi keinget zaman skripsi hehhee

    BalasHapus
  39. Baca ini jadi nostalgia masa2 perjuanganku sendiri belajar ujian masuk PTN tanpa bimbel.
    Dan sekarang adik bungsukulah yg tengah menghadapi masa2 ini :).

    BalasHapus
  40. yuk mbak Uni , harus semakin semangat pantang menyerah

    BalasHapus
  41. Mas Rahman pastinya banyak aral ya lagi bikin skripsi

    BalasHapus
  42. Mas Noor, pastinya berat ya tapi tetap semangat

    BalasHapus
  43. Setiap perjuangan keras tentu akan membuahkan hasil yg manis ya mba. Suka sekali dg kisa mba ini.

    BalasHapus
  44. Kenapa dinas tak mengakui nya ???

    BalasHapus
  45. kadang memang harus digertak ya, hehee...ibuku juga suka gitu,

    BalasHapus
  46. langsung nyanyi, jangan menyerah..jangan menyerah..jangan menyerahnya dmassive hihii

    BalasHapus
  47. Jadi ingat patah hatinya ketika gak diterima di jalur undangan, mbak :"(
    Selamat ya buat anaknya, mbak, semoga Tuhan memberkati selalu ^_^

    BalasHapus
  48. Maz Toro, entahlah , mungkin karena sekolah swasta

    BalasHapus
  49. iya mbak Astin, gertak itu bisa bikin semangat dan bisa bikin down tergantung karakter orang

    BalasHapus
  50. yup, mbak Hanie, sekaarng ada lagunya D'Masiv dan aku suka dg lagunya

    BalasHapus
  51. iya mbak Happy, makasih, sekarang dia sudah semester 6

    BalasHapus
  52. Untung anaknya cuek ya.. kalau aku udah teriris-iris mungkin, hehehe

    BalasHapus
  53. tapi kita gak tahu isi hatinya, mungkin dia juga patah hatinya tapi dia pendam, takut ibunya sedih. makanya aku rangkul dia dan beri semangat tambahan

    BalasHapus
  54. Bunda ini keren. Baru masuk SMA tapi punya pikiran utk bisa berprestasi agar bisa kuliah di perguruan tinggi negeri. Saya dulu apaan, menyesal belakangan. Akan saya catat dan saya sampaikan nanti ke Kak Ghifa. Makasih Bunda.

    BalasHapus
  55. iya mbak Ika, karena nyadar kalau bapak hanya pns dan mama buka warung buat nambah2 uang belanja, jadi aku harus kerja keras

    BalasHapus