Dari danau
Kaolin melanjutkan perjalanan lagi sampai kota Tanjung Pandan. Salah satu yang
dikunjungi adalah rumah adat Belitung. Rumah yang menjadi ciri kearifan lokal
di sana. Biasanya banyak filosofi yang ada dalam setiap bagian rumah adat. Untuk memperkenalkan rumah adat Belitung pada
wisatawan, dibangunlah rumah adat tahun 2006 yang letaknya di samping rumah
bupati di jalan Achmad Yani Tanjung Pandan.Tadinya tanah di samping rumah
bupati ini adalah sebuah toko milik warga Tionghoa yang dibeli dan dibangun
rumah adat. Tujuannya agar tamu bupati bisa sekalian melihat rumah adat
Belitung. Rumah adat berupa rumah panggung yang terbuat dari kayu ulin.
Memasuki area
rumah adat akan terlihat bangunan besar
yang menempati tanah seluas 500 meter persegi. Bangunan ini terdiri dari tiga
bagian yaitu ruang utama, loss dan dapur. Untuk menuju teras butuh naik tangga.
Rumah adat Belitung ini harus punya anak tangga dalam jumlah yang ganjil. Untuk
bangsawan boleh lebih dari tiga anak tangga kalau rakyat biasa hanya boleh tiga
anak tangga saja.Ruang pertama yang ada adalah teras dengan ada bangku kayu di
dekat jendela yang terbuka. Jendela yang cukup lebar sehingga membuat sirkulasi
udara leluasa. Sebelumnya ada gemericik kembang goyang karena tertiup angin.
Kembang goyang ini terbuat dari besi tipis , sebenarnya sih terbuat dari daun
lais. Di teras rumah gunanya menerima tamu pria dan hanya sebatas di teras saja
sedangkan tamu perempuan bisa langsung masuk ruang utama atau dapur. Memasuki ruang berikutnya adalah ruang utama
yang cukup besar. Ruang besar tanpa sekat-sekat kamarnya. Orang tua dan anak
tidur di ruang utam adengan menggunakan alas tikar atau kasur tipis.Di ruangan ini juga
diadakan pesta pelamaran, perempuan yang melamar memakai kebaya panjang dan
pria yang dilamar memakai pakaian kancing lima bertopi singing. Berisi banyak
ornamen-ornamen rumah khas Belitung. Seperti lemari berisi baju adat Belitung,
di kanannya terdapat kamar pengantin. Dan dinding-dindingnya dihiasi
foto-foto Belitung pada waktu jaman
dulu. Dan lantainya beralaskan tikar.
Ruang loss,
adalah ruang penghubung antara ruang utama dengan dapur. Ruang loss ini berupa
jembatan. Ruang loss ini berguna untuk
menetralkan aktivitas di dapur dengan kegaitan di ruang utama. Ruang loss ini
memilik panjang 3 meter. Ruang terakhir
adalah dapaur, ruang yang berhubungan dengan masak memasak yang selalu kotor
sehingga selalu ada di bagian belakang. Di dapur juga digunakan sebagai ruang
pemnyimpan makanan . Di sana juga ada alat-alat pertanian yang disimpan di
dapur. Dan yang paling belakang ada ruang penjaga rumah atau jaman sekarang sih
asisten rumah tangga. Ruang penjaga inilah yang membedakan rumah rakyat biasa
dengan yang bangsawan. Rumah bangsawan pastinya ada rumah penjaganya.
Ruang-ruang
yang terbuka tanpa sekat membuat adem saat berada di dalam ruangan. Kayu yang
halus membuat kaki nyaman menginjak di sana. Jendela yang lebar memudahkan
angin masuk sehinga sirkulasi udaran menjadi bagus. Kebetulsan saat datang ke
sana , ada acara makan-makan karena di bagian dapur banyak orang yang memasak. Sempatkan untuk melihat sendiri rumah panggung
, rumah adat Belitung yang mempunyai arsitektur yang punya filolsofi sendiri.
Kesan mendalam dari rumah adat Belitung yang ternyata tidak mirip dengan dengan
rumah adat Palembang secara geografis letaknya berdekatan. Dan dengan kebaikan
bupati, rumah adat ini sekarang menjadi destinasi wisata yang harus dikunjungi.
Rumahnya luas ya. Wah, unik ya ada ruang lossnya yang lumayan panjang ya.
BalasHapusBerada di dalam rumah semacam itu rasanya adem ya, Bu, meski tanpa AC.
BalasHapusRumahnyaa luaass ya..sirkulasi udaranyaaa..jadi seger dan adem pastinya rumahny .
BalasHapusSelalu suka dengan rumah adat..unik
Jumlah anak tangga memiliki arti dan ada ketentuannya ya Mbak. Hem kupikir hanya bagaimana bangunan itu dapat berdiri saja. Jadi kepikiran juga nich, ada bangian penetralisir dapur dan bagian ruang utama. Keren juga ya, kalau dibuat semacam jembatan penghubung dapur dan ruang depan. Itu kalau tanahnya luas, ya Mbak.
BalasHapusRumahnya klasik yaa, luas lagi. Pasti adem deh kalau nyantai di sini.
BalasHapusTidak jauh beda dengan rumah adat Palembang
BalasHapusrumah nenek saya sampai sekarang masih terjaga seperti itu
semakin banyak anak tangga, berarti statusnya sosialnya semakin tinggi?
BalasHapusRumah kayu begini selalu adem ya, Mbak
BalasHapusbetul mbak pipit, luas karena ruangnya tak bersekat
BalasHapusbetul pak akhmad
BalasHapusbetul mbak rika, jendela besar ,rumahnya tingi shg srkulasi lancar
BalasHapusoh iya mbak astin, anak tangga tiga itu tiap daerah beda, kalau di lombok suku sasak juga mau masuk ke rumah anak tangganya tiga, yang mmepunyai arti yang berbeda dg yang di belitung
BalasHapusbetul mbak anisa
BalasHapusmas adi , sy pernah ke palembang dan lihat rumah limas, dengan di belitung agak beda pembagian ruangnya , gak sama
BalasHapusbetul mbak sari
BalasHapusiya mbak keke
BalasHapusIni di kampungnya laskar pelangi ya. Unik rumahnya
BalasHapusmas saiful, ini adanya di kota tanjung pandan
BalasHapusWah, ternyata di belitung juga perempuan yg melamar ya kayak di minang ��
BalasHapusTernyata rumah adat sama dimana-mana ada beda antara rumah rakyat dan bangsawan...
BalasHapusTapi bagus idenya, dibangun rumah adat di samping rumah Bupatinya..biar mememudahkan tamu/wisatawan untuk berkunjung ke rumah adat setempat
liat ruang los di rumah adat belitung rasanya nyaman banget ya mbaa.. dingin dingin angin sepoy gimana gtu,, xixixi sayangnya jauh nih darisini ke belitung.. harus ngumpulin uang dl ya mba ehee
BalasHapusrumah adatnya luas banget ya Mbak
BalasHapusRumah adat daerah paling aku semangat datengin mbak kalau pergi jalan ke daerah-daerah di Indonesia waktu kerja dulu. Kalau aku jadinya lebih suka rumah adat daripada museum .. heheh
BalasHapusbetul mbak farida
BalasHapusbetul mbak dian, bupatinya baik, masuk ke sana gak ada tuh penjagaan ketat spt di rumah bupati lainnya, keluar masuk mobil begitu saja
BalasHapusiya mbak vika, sebagai ruang penetralisir
BalasHapusiya mbak firda, rata2 rumah adat itu los gak ada sekat shg tampak luas
BalasHapusoh begitu ya mbak amalia, aku juga suka krn rumah adat itu banyak filosofinya, tp aku juga suka museum
BalasHapusMemang kelihatan banget ya di dalemnya, apalagi dari luar kelihatan cantik.
BalasHapusBangganya jadi orang Indonesia ya ini salah satunya rumah adat pun berbeda-beda hehe.
BalasHapusbetul mbak liswanti, kebanyakan rumah adat luas karena tanpa sekat
BalasHapusbetul ,bak krunia, begitu banyak rumah adat di indonesia dengan segala keunikannya
BalasHapusModelnya rumah panggung yaa, kayak kebanyakan rumah ada di pulau sumatera yang memiliki ruang yang luas untuk berkumpul bareng
BalasHapusPengen banget nih pulau laskar pelangi ini
BalasHapusbetul mas ruvai, ruang besar tanpa sekat untuk keluarga besar
BalasHapussemoga bisa ke sana ya mbak rina
BalasHapusBelitung adalah salah satu destinasi yang ingin sekali saya datangi, semoga one day bisa ke sana yaa.
BalasHapusamn semoga bisa ke sana ya fillyawie
BalasHapusWah asik sekali nih, semoha bisa kesana๐ธ
BalasHapusamin mbak sandra
BalasHapusRuang loss nya kelihatan luas ya ... rasanya pasti adem duduk disitu karena sirkulasi udaranya lancar.
BalasHapusDesainnya cerdas ๐
Seneng kalo ada cagar budaya yang dilestarikan dan dirawat dengan baik ๐ kalo nginep di situ kir-kira boleh gk ya? Haha
BalasHapusbetul mas himawan, sirkulasi udara jadi lancar dan gak panas
BalasHapusmbak hilda kalau nginep gak tahu ya, tapi kalau rombongan mau makan bersama ala belitung bisa disediakan tp harus pesan dahulu
BalasHapus