Minggu, 11 Februari 2018

Rumah Adat Belitung





Dari danau Kaolin melanjutkan perjalanan lagi sampai kota Tanjung Pandan. Salah satu yang dikunjungi adalah rumah adat Belitung. Rumah yang menjadi ciri kearifan lokal di sana. Biasanya banyak filosofi yang ada dalam setiap bagian rumah adat.  Untuk memperkenalkan rumah adat Belitung pada wisatawan, dibangunlah rumah adat tahun 2006 yang letaknya di samping rumah bupati di jalan Achmad Yani Tanjung Pandan.Tadinya tanah di samping rumah bupati ini adalah sebuah toko milik warga Tionghoa yang dibeli dan dibangun rumah adat. Tujuannya agar tamu bupati bisa sekalian melihat rumah adat Belitung. Rumah adat berupa rumah panggung yang terbuat dari kayu ulin.




Memasuki area rumah adat akan terlihat bangunan  besar yang menempati tanah seluas 500 meter persegi. Bangunan ini terdiri dari tiga bagian yaitu ruang utama, loss dan dapur. Untuk menuju teras butuh naik tangga. Rumah adat Belitung ini harus punya anak tangga dalam jumlah yang ganjil. Untuk bangsawan boleh lebih dari tiga anak tangga kalau rakyat biasa hanya boleh tiga anak tangga saja.Ruang pertama yang ada adalah teras dengan ada bangku kayu di dekat jendela yang terbuka. Jendela yang cukup lebar sehingga membuat sirkulasi udara leluasa. Sebelumnya ada gemericik kembang goyang karena tertiup angin. Kembang goyang ini terbuat dari besi tipis , sebenarnya sih terbuat dari daun lais. Di teras rumah gunanya menerima tamu pria dan hanya sebatas di teras saja sedangkan tamu perempuan bisa langsung masuk ruang utama atau dapur.  Memasuki ruang berikutnya adalah ruang utama yang cukup besar. Ruang besar tanpa sekat-sekat kamarnya. Orang tua dan anak tidur di ruang utam adengan menggunakan alas  tikar atau kasur tipis.Di ruangan ini juga diadakan pesta pelamaran, perempuan yang melamar memakai kebaya panjang dan pria yang dilamar memakai pakaian kancing lima bertopi singing. Berisi banyak ornamen-ornamen rumah khas Belitung. Seperti lemari berisi baju adat Belitung, di kanannya terdapat kamar pengantin. Dan dinding-dindingnya dihiasi foto-foto  Belitung pada waktu jaman dulu. Dan lantainya beralaskan tikar.




Ruang loss, adalah ruang penghubung antara ruang utama dengan dapur. Ruang loss ini berupa jembatan.  Ruang loss ini berguna untuk menetralkan aktivitas di dapur dengan kegaitan di ruang utama. Ruang loss ini memilik panjang 3 meter.  Ruang terakhir adalah dapaur, ruang yang berhubungan dengan masak memasak yang selalu kotor sehingga selalu ada di bagian belakang. Di dapur juga digunakan sebagai ruang pemnyimpan makanan . Di sana juga ada alat-alat pertanian yang disimpan di dapur. Dan yang paling belakang ada ruang penjaga rumah atau jaman sekarang sih asisten rumah tangga. Ruang penjaga inilah yang membedakan rumah rakyat biasa dengan yang bangsawan. Rumah bangsawan pastinya ada rumah penjaganya.


Ruang-ruang yang terbuka tanpa sekat membuat adem saat berada di dalam ruangan. Kayu yang halus membuat kaki nyaman menginjak di sana. Jendela yang lebar memudahkan angin masuk sehinga sirkulasi udaran menjadi bagus. Kebetulsan saat datang ke sana , ada acara makan-makan karena di bagian dapur banyak orang yang memasak.  Sempatkan untuk melihat sendiri rumah panggung , rumah adat Belitung yang mempunyai arsitektur yang punya filolsofi sendiri. Kesan mendalam dari rumah adat Belitung yang ternyata tidak mirip dengan dengan rumah adat Palembang secara geografis letaknya berdekatan. Dan dengan kebaikan bupati, rumah adat ini sekarang menjadi destinasi wisata yang harus dikunjungi.



44 komentar:

  1. Rumahnya luas ya. Wah, unik ya ada ruang lossnya yang lumayan panjang ya.

    BalasHapus
  2. Berada di dalam rumah semacam itu rasanya adem ya, Bu, meski tanpa AC.

    BalasHapus
  3. Rumahnyaa luaass ya..sirkulasi udaranyaaa..jadi seger dan adem pastinya rumahny .

    Selalu suka dengan rumah adat..unik

    BalasHapus
  4. Jumlah anak tangga memiliki arti dan ada ketentuannya ya Mbak. Hem kupikir hanya bagaimana bangunan itu dapat berdiri saja. Jadi kepikiran juga nich, ada bangian penetralisir dapur dan bagian ruang utama. Keren juga ya, kalau dibuat semacam jembatan penghubung dapur dan ruang depan. Itu kalau tanahnya luas, ya Mbak.

    BalasHapus
  5. Rumahnya klasik yaa, luas lagi. Pasti adem deh kalau nyantai di sini.

    BalasHapus
  6. Tidak jauh beda dengan rumah adat Palembang
    rumah nenek saya sampai sekarang masih terjaga seperti itu

    BalasHapus
  7. semakin banyak anak tangga, berarti statusnya sosialnya semakin tinggi?

    BalasHapus
  8. Rumah kayu begini selalu adem ya, Mbak

    BalasHapus
  9. betul mbak pipit, luas karena ruangnya tak bersekat

    BalasHapus
  10. betul mbak rika, jendela besar ,rumahnya tingi shg srkulasi lancar

    BalasHapus
  11. oh iya mbak astin, anak tangga tiga itu tiap daerah beda, kalau di lombok suku sasak juga mau masuk ke rumah anak tangganya tiga, yang mmepunyai arti yang berbeda dg yang di belitung

    BalasHapus
  12. mas adi , sy pernah ke palembang dan lihat rumah limas, dengan di belitung agak beda pembagian ruangnya , gak sama

    BalasHapus
  13. Ini di kampungnya laskar pelangi ya. Unik rumahnya

    BalasHapus
  14. mas saiful, ini adanya di kota tanjung pandan

    BalasHapus
  15. Wah, ternyata di belitung juga perempuan yg melamar ya kayak di minang ��

    BalasHapus
  16. Ternyata rumah adat sama dimana-mana ada beda antara rumah rakyat dan bangsawan...
    Tapi bagus idenya, dibangun rumah adat di samping rumah Bupatinya..biar mememudahkan tamu/wisatawan untuk berkunjung ke rumah adat setempat

    BalasHapus
  17. liat ruang los di rumah adat belitung rasanya nyaman banget ya mbaa.. dingin dingin angin sepoy gimana gtu,, xixixi sayangnya jauh nih darisini ke belitung.. harus ngumpulin uang dl ya mba ehee

    BalasHapus
  18. Rumah adat daerah paling aku semangat datengin mbak kalau pergi jalan ke daerah-daerah di Indonesia waktu kerja dulu. Kalau aku jadinya lebih suka rumah adat daripada museum .. heheh

    BalasHapus
  19. betul mbak dian, bupatinya baik, masuk ke sana gak ada tuh penjagaan ketat spt di rumah bupati lainnya, keluar masuk mobil begitu saja

    BalasHapus
  20. iya mbak vika, sebagai ruang penetralisir

    BalasHapus
  21. iya mbak firda, rata2 rumah adat itu los gak ada sekat shg tampak luas

    BalasHapus
  22. oh begitu ya mbak amalia, aku juga suka krn rumah adat itu banyak filosofinya, tp aku juga suka museum

    BalasHapus
  23. Memang kelihatan banget ya di dalemnya, apalagi dari luar kelihatan cantik.

    BalasHapus
  24. Bangganya jadi orang Indonesia ya ini salah satunya rumah adat pun berbeda-beda hehe.

    BalasHapus
  25. betul mbak liswanti, kebanyakan rumah adat luas karena tanpa sekat

    BalasHapus
  26. betul ,bak krunia, begitu banyak rumah adat di indonesia dengan segala keunikannya

    BalasHapus
  27. Modelnya rumah panggung yaa, kayak kebanyakan rumah ada di pulau sumatera yang memiliki ruang yang luas untuk berkumpul bareng

    BalasHapus
  28. Pengen banget nih pulau laskar pelangi ini

    BalasHapus
  29. betul mas ruvai, ruang besar tanpa sekat untuk keluarga besar

    BalasHapus
  30. Belitung adalah salah satu destinasi yang ingin sekali saya datangi, semoga one day bisa ke sana yaa.

    BalasHapus
  31. amn semoga bisa ke sana ya fillyawie

    BalasHapus
  32. Wah asik sekali nih, semoha bisa kesana๐ŸŒธ

    BalasHapus
  33. Ruang loss nya kelihatan luas ya ... rasanya pasti adem duduk disitu karena sirkulasi udaranya lancar.

    Desainnya cerdas ๐Ÿ‘

    BalasHapus
  34. Seneng kalo ada cagar budaya yang dilestarikan dan dirawat dengan baik ๐Ÿ˜ kalo nginep di situ kir-kira boleh gk ya? Haha

    BalasHapus
  35. betul mas himawan, sirkulasi udara jadi lancar dan gak panas

    BalasHapus
  36. mbak hilda kalau nginep gak tahu ya, tapi kalau rombongan mau makan bersama ala belitung bisa disediakan tp harus pesan dahulu

    BalasHapus