Minggu, 14 April 2019

Museum Kailasa Di Antara Candi-Candi




Waktu sampai di Dieng , sebelum masuk kawasan candi terlihat bangunan dan ternyata bangunan tersebut adalah museum. Museumnya dikenal dengan nama museum Kailasa. Tepatnya terletak di desa Dieng Kulon, kecamatan Batur dan kabupaten Banjarnegara. Museum ini berkaitan dengan candi-candi yang berada di sekitar museum.Nama Kailasa ini berasal dari nama salah satu gunung yang tinggi tempat dewa Syiwa tinggal. Hal ini berkaitan dengan museum ini karena kepurbakalaan Dieng berhubungan dengan pemujaan dewa Syiwa. Lokasi bangunan museum ini ada di bawah kaki bukit Pangonan . Dan katanya warga sering ditemukan peninggalan sejarah. Tepatnya di arah depan candi Gatotkaca.


Bangunan museum Kailasa seluas 560 meterpersegi dan mencakup dua bangunan. Bangunan utama yang terdapat di depan, bangunan yang pertama dibangun tahun 1984 dan bangunan kedua diresmikan tahun 2008. Bangunan museum Kailasa ini terbagi menjadi tempat menyimpan benda cagar budaya, tempat informasi, bangunan toilet/mushola dan bangunan untuk tempat pertunjukan. Selain itu ada gazebo-gazebo di bagian atas untuk duduk-duduk sambil melihat pemandangan dari atas desa disana dan candi Arjuna.Museum ini memang dijaga ketat karena banyak peninggalan cagar budaya yang mempunyai nilai tinggi. Ada ruang khusus yang tidak boleh sembarang orang masuk ke sana. Seperti arca Kudu paling unik dan tidak ditemukan di bagian manapun di Indonesia. Arca Kudu ini berbentuk kepala manusia dengan ornamen yang sederhana yang ditemukan di beberapa candi di India. Juga ada Kala Makara yang katanya ada unsur mistisnya. Saat malam hari sering berubah menjadi kobaran api, makanya ditaruh di tempat yang khusus dan tidak sembarang orang bisa melihat dengan alasan keamanan.


Untuk bangunan sebelah atasnya selalu dibuka. Tempat penyimpaann arca-arca, panel tentang seluk beluk Dieng.dalam bentuk gambar, cerita dan dokumentasi tentang geologi, flora dan fauna dan kehidupan sehari-hari, kepercayaan, kesenian dan adat istiadat Dieng. Arca-arca yang ada di bangunan ini seperti arca mala, makara,kemuncak/atap candi,lingga dan yoning. Juga terdapat tungku untuk menaruh sesaji,nandi atau tunggangan Dewa Syiwa dan Dewi Durga yang berkepala sapi dan bertubuh sapi, mahakala batu penutup,kinara kinari (makhluk kayangan), siva trisirah atau Dewa Syiwa berkepala tiga. Semua benda yang disimpan dalam museum ini berasal dari candi-candi yang terdapat di dataran tinggi Dieng. Disimpan dalam museum untuk segi keamanan atau tak diketemukan posisinya dalam candi. Selain itu dapat mengetahui terbentuknya dataran tinggi Dieng setelah letusan gunung Prahu Tua, juga terdapat banyak informasi tentang budaya dan kesenian yang tumbuh di masarakat. Juga terdapat ruang untuk menonton film. Film mengenai seputaran kehidupan masarakat Dieng. Pada dinding museum juga terdapat panel-panel berupa gambar yang menceritakan seluk beluk Dieng, kepercayaan, keseniannya  dan adat istiadatnya.


Koleksi di museum Kailasa ini semakin bertambah karena kesadaran masarakat memberikan laporan atau menyerahkan kalau ketemu dengan benda yang bersejarah. Walau terlihat sederhana , tapi wawasan yang bisa didapat dari suatu museum itu sangat besar. Dan aku juga termasuk orang yang sangat suka untuk datang ke museum.Jadi saat kesana , klop dengan kesukaan . Karena museum itu selain bisa menambah wawasan juga bisa memberikan banyak imajinasi tentang hal-hal masa lalu yang pernah ada. Yuk, mampir ke museum ini saat mengunjungi dataran tinggi Dieng. Banyak hal yang bisa didapat dari museum ini.


17 komentar:

  1. Wah baru tau Ada museum d sana .. makasih infonya ♥️

    BalasHapus
  2. mba referensi penginapan di DIeng apa ya? pengen banget kesana kalau hari raya :)

    BalasHapus
  3. mbak fika saya nginepnya di purwokerto, krn ke diengnya langsung dari Cirebon . Kalau mau mengeksplor di sana sampai tuntas ya hrs nginep di sana, bisa naik ke bukit sikunir, naik ke dataran plateu dll

    BalasHapus
  4. Penasaran pengen liat Kala Makara-nya, memang sih yang berbau mistis suka lebih menarik. hhe

    BalasHapus
  5. Saat ke dieng ga sempet mampir ke tempat ini, padahal menarik sekali utk lebih mendalami kisah sejarah

    BalasHapus
  6. Masyarakat semakin sadar dengan benda-benda peninggalan bersejarah. Jadi tidak ada pencurian ya.

    BalasHapus
  7. Ternyata di Dieng juga ada candi dan museum ya mba, saya sering mendengar Dieng ini suka menjadi destinasi wisata pegunungan

    BalasHapus
  8. Aiiih kepengen juga diajarin sama keduan akang ini memainkan alat musik karinding hehehe :) Btw itu di dalam museumnya ada benda2 kalau malam2 serem ga ya?

    BalasHapus
  9. nah itu dia mbak nurul serem ya tapi penasaran

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus