Minggu, 22 September 2019

Sejarah Benteng Vredeburg Jogjakarta




Kalau ke kota Jogjakarta gak ada habisnya untuk diceritakan ya, terutama yang berhubunagn dengan sejarah. Banyak hal yang berhubungan dengan sejarah di kota Jogjakarta ini. Salah satunya benteng Vredeburg ini. Lokasinya mudah terjangkau karena ada di pusat kota. Benteng ini semenjak kecil sering dilewati tanpa pernah masuk ke sana. Lah baru setelah sekian puluh tahun baru masuk ke benteng itu. Jadi sekian tahun sering ke Jogja tanpa pernah masuk ke benteng ini. Ajaib kan? Jadi saat jalan-jalan sama suami, memutuskan mengunjungi benteng ini. Karena didalamnya ada museum. Kebetulan kami berdua menyukai museum. Suka saja karena menambah wawasan baru dan gambar, diaroma kadang mewakili peristiwa dulu.




Benteng ini pertama kali dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I tahun 1760 . Tapi ini permintaan dari Belanda yaitu Nicolas Haarting. Nicolas Harting ini menjabat sebagai Gubernur dari pantai utara Jawa. Benteng ini dibangun untuk melindungi keraton. Tapi itu untuk menutupi maksud dari pemerintahan Belanda. Sebenarnya dibangun benteng itu karena pemerintah Belanda akan lebih muda mengontrol keadaan di keraton dan sekitarnya. Waktu pertama kali dibangun benteng ini sederhana sekali hanya terbuat dari tanah.dengan tiang penyangga yang terbuat dari kayu.pohon kelapa dan aren. Bangunan yang terdapat di dalam benteng hanya terbuat dari kayu atau bambu dengan atap terbuat dari ilalang. Bangunannya berbentuk bujur sangkar. Di keempat sudutnya digunakan untuk tempat penjagaan. Dan dikenal dengan seleka atau bastion. Dan oleh Sultan sudut itu diberi nama Jaya Wisesa yang artinya sudut barat laut, Jaya Purusa yang artinya sudut timur laut,Jaya Prokosaningprang yang artinya sudut barat daya dan yang terakhir Jaya Prayitna yang artinya sudut tenggara.




Pada masa pemerintahan Gubernur Belanda yang dipimpin oleh W.H van Ossenberg mengusulkan agar benteng dibuat permanen saja. Tentu tujuannya agar lebih menunjang keamanan. Akhirnya tahun 1767 dibangun benteng permanen yang diketuai oleh arsitek dari Belanda Ir Frans Haak dan 20 tahun kemudian baru selesai. Pembangunan sangat lama karena saat itu Hamengkubuwono I sedang membangun keraton. Akhirnya selesai dan diberi nama dengan benteng Rustenberg yang memiliki arti benteng peristirahatan. Tahun 1867 terjadi gempa hebat di Jogjakarta yang mengakibatkan sebagian benteng  mengalami rusak berat.  Dan diperbaiki menjadi bagus kembali dan nama diubah menjadi Vredeburg yang artinya benteng perdamaian. Hal ini dikarenakan saat itu Belanda dan keraton yang tidak saling menyerang. Luas sekitar 2100 meter persegi. Bangunan ini memiliki 4 sisi yang sama dengan bagian sudut-sudutnya terdapat menara untuk berjaga-jaga , untuk mengintai kegiatan di keraton dan pergerakan masarakat. Benteng ini melewati penjajahan Belanda, Jepang bahkan sebagai saksi kemerdekaan Indonesia. Tahun 1980 atas ijin dari Sultan Hamengkubuwono IX diijinkan untu digunakan sebagai pusat pengembangan budaya nusantara. Akhirnya 23 November 1992 ditetapkanlah bentengVredeburg ini sebagai Museum Vredeburg. Museum ini mempunyai diaroma tentang perjuangan bangsa dari masa penjajahan sampai orde baru.


Berjalan sepanjang benteng yang luas, memang bangunan-bangunan kuno yang masih terlihat apik membuat benteng ini terlihat megah. Beberapa patung terdapat di sepanjang jalan di benteng . Di suatu bangunan naik ke atas. Di sana kita bisa luas memandang dari kejauhan kota Jogjakarta. Dan di sana juga ada lubang yang digunakan untuk meletakan mesiu saat dulu.

26 komentar:

  1. bersih dan masih megah aja ya benteng vredeburg ini..
    udah lama gak kesana lagi.

    BalasHapus
  2. moga teteap terjaga benteng vredeburg sebagai salah satu destinasi wisata n ga ada mitos" ga enak yaa biar tambah banyak turis ke sana

    BalasHapus
  3. Wah sayangnya ketika saya ke Jogja beberapa tahun lalu nggak kesini. Karena rombongan study tour juga sih, jadi mau nggak mau ikut rundown yang sudah disusun panitia. Keren banget bun, terimakasih sudah berbagi cerita.

    BalasHapus
  4. mamah tira ke jogja ya, happy travelling... sampai kapan ini di jogjanya...

    BalasHapus
  5. iya mbak eni, aku paling suak lihat hal yang berbau sejarah, aku selalu menemukan banyak hal baru

    BalasHapus
  6. sudah lama mas adi lagi aku ulang tahun , sekitar bln februari

    BalasHapus
  7. Saya udah berkali ke Jogja, tapi belum masuk ke sini deh mba, jadi pengen ke sini :)

    BalasHapus
  8. Bagus yaa ternyata di dalemnya.. kurain museum gitu2 aja hehe, next deh hr masuk 🤩

    BalasHapus
  9. Aku pernah juga mampir ke Benteng Vredeburg :) Nonton film sejarahnya di sebuah ruangan, terus berkeliling dan foto2. Anak2 jadi tau perjuangan para pahlawan ya. Abis itu kita nyeberang ke Hamzah Batik deh :)

    BalasHapus
  10. nah betul kan mbak reyne, aku juga baru2 ini ke sini padahal sudah sering ke jogja

    BalasHapus
  11. di dalamnya ada museumnya mbak kartika, next bakal ada tulisan lagi

    BalasHapus
  12. betul mabk nurul, anak2ku sejak kecil aku biasakan kunjungan ke museum, jd mereka suka sampai sekarang

    BalasHapus
  13. Main ke benteng Vredeburg itu dulu banget, pas tour ke Jogja tahun 2011. Sekarang kalau ke Jogja, malah enggak pernah mampir lagi ke situ. Oh, Vredeburg artinya perdamaian toh. Baru tahu saya.

    BalasHapus
  14. Kyaaaa jadi kangen Jogja dan kalo ga salah waktu honeymoon lewat doang nih ngga masuk ke dalem padahal bagus ya ada sejarahnya dan spot nya juga cucok buat ootd hahha teteup, tfs mama Tira

    BalasHapus
  15. memang mbak eri, itu benteng nyempil sih

    BalasHapus
  16. memang benteng ini sering terlewatkan kalau yang ke jogja mbak sandra

    BalasHapus
  17. Seru wisata ke museum jadi tahu sejarah negeri ini.

    BalasHapus
  18. Ish udah lama tak main ke sini. Sejak ada bocilita mampirnya ke tetangganya, yaitu taman pintar hehehe. Kalau agak gedean bisa mampir lagi 😁

    BalasHapus
  19. Berkunjung ke bangunan bersejarah memang seru, bisa jalan-jalan sekaligus mempelajari sejarah Indonesia

    BalasHapus