Kalau ke kota Jogjakarta gak ada habisnya untuk diceritakan
ya, terutama yang berhubunagn dengan sejarah. Banyak hal yang berhubungan
dengan sejarah di kota Jogjakarta ini. Salah satunya benteng Vredeburg ini.
Lokasinya mudah terjangkau karena ada di pusat kota. Benteng ini semenjak kecil
sering dilewati tanpa pernah masuk ke sana. Lah baru setelah sekian puluh tahun
baru masuk ke benteng itu. Jadi sekian tahun sering ke Jogja tanpa pernah masuk
ke benteng ini. Ajaib kan? Jadi saat jalan-jalan sama suami, memutuskan
mengunjungi benteng ini. Karena didalamnya ada museum. Kebetulan kami berdua
menyukai museum. Suka saja karena menambah wawasan baru dan gambar, diaroma
kadang mewakili peristiwa dulu.
Benteng ini pertama kali dibangun oleh Sri Sultan
Hamengkubuwono I tahun 1760 . Tapi ini permintaan dari Belanda yaitu Nicolas
Haarting. Nicolas Harting ini menjabat sebagai Gubernur dari pantai utara Jawa.
Benteng ini dibangun untuk melindungi keraton. Tapi itu untuk menutupi maksud
dari pemerintahan Belanda. Sebenarnya dibangun benteng itu karena pemerintah
Belanda akan lebih muda mengontrol keadaan di keraton dan sekitarnya. Waktu
pertama kali dibangun benteng ini sederhana sekali hanya terbuat dari
tanah.dengan tiang penyangga yang terbuat dari kayu.pohon kelapa dan aren. Bangunan
yang terdapat di dalam benteng hanya terbuat dari kayu atau bambu dengan atap
terbuat dari ilalang. Bangunannya berbentuk bujur sangkar. Di keempat sudutnya
digunakan untuk tempat penjagaan. Dan dikenal dengan seleka atau bastion. Dan
oleh Sultan sudut itu diberi nama Jaya Wisesa yang artinya sudut barat laut,
Jaya Purusa yang artinya sudut timur laut,Jaya Prokosaningprang yang artinya
sudut barat daya dan yang terakhir Jaya Prayitna yang artinya sudut tenggara.
Pada masa pemerintahan Gubernur Belanda yang dipimpin oleh
W.H van Ossenberg mengusulkan agar benteng dibuat permanen saja. Tentu
tujuannya agar lebih menunjang keamanan. Akhirnya tahun 1767 dibangun benteng
permanen yang diketuai oleh arsitek dari Belanda Ir Frans Haak dan 20 tahun
kemudian baru selesai. Pembangunan sangat lama karena saat itu Hamengkubuwono I
sedang membangun keraton. Akhirnya selesai dan diberi nama dengan benteng
Rustenberg yang memiliki arti benteng peristirahatan. Tahun 1867 terjadi gempa
hebat di Jogjakarta yang mengakibatkan sebagian benteng mengalami rusak berat. Dan diperbaiki menjadi bagus kembali dan nama
diubah menjadi Vredeburg yang artinya benteng perdamaian. Hal ini dikarenakan
saat itu Belanda dan keraton yang tidak saling menyerang. Luas sekitar 2100
meter persegi. Bangunan ini memiliki 4 sisi yang sama dengan bagian
sudut-sudutnya terdapat menara untuk berjaga-jaga , untuk mengintai kegiatan di
keraton dan pergerakan masarakat. Benteng ini melewati penjajahan Belanda,
Jepang bahkan sebagai saksi kemerdekaan Indonesia. Tahun 1980 atas ijin dari
Sultan Hamengkubuwono IX diijinkan untu digunakan sebagai pusat pengembangan
budaya nusantara. Akhirnya 23 November 1992 ditetapkanlah bentengVredeburg ini
sebagai Museum Vredeburg. Museum ini mempunyai diaroma tentang perjuangan
bangsa dari masa penjajahan sampai orde baru.
Berjalan sepanjang benteng yang luas, memang
bangunan-bangunan kuno yang masih terlihat apik membuat benteng ini terlihat
megah. Beberapa patung terdapat di sepanjang jalan di benteng . Di suatu
bangunan naik ke atas. Di sana kita bisa luas memandang dari kejauhan kota Jogjakarta.
Dan di sana juga ada lubang yang digunakan untuk meletakan mesiu saat dulu.
bersih dan masih megah aja ya benteng vredeburg ini..
BalasHapusudah lama gak kesana lagi.
moga teteap terjaga benteng vredeburg sebagai salah satu destinasi wisata n ga ada mitos" ga enak yaa biar tambah banyak turis ke sana
BalasHapusokapinote, iya bersih dan megah
BalasHapusbetul mas putra
BalasHapusWah sayangnya ketika saya ke Jogja beberapa tahun lalu nggak kesini. Karena rombongan study tour juga sih, jadi mau nggak mau ikut rundown yang sudah disusun panitia. Keren banget bun, terimakasih sudah berbagi cerita.
BalasHapusmamah tira ke jogja ya, happy travelling... sampai kapan ini di jogjanya...
BalasHapusiya mbak eni, aku paling suak lihat hal yang berbau sejarah, aku selalu menemukan banyak hal baru
BalasHapussudah lama mas adi lagi aku ulang tahun , sekitar bln februari
BalasHapusSaya udah berkali ke Jogja, tapi belum masuk ke sini deh mba, jadi pengen ke sini :)
BalasHapusBagus yaa ternyata di dalemnya.. kurain museum gitu2 aja hehe, next deh hr masuk 🤩
BalasHapusAku pernah juga mampir ke Benteng Vredeburg :) Nonton film sejarahnya di sebuah ruangan, terus berkeliling dan foto2. Anak2 jadi tau perjuangan para pahlawan ya. Abis itu kita nyeberang ke Hamzah Batik deh :)
BalasHapusnah betul kan mbak reyne, aku juga baru2 ini ke sini padahal sudah sering ke jogja
BalasHapusdi dalamnya ada museumnya mbak kartika, next bakal ada tulisan lagi
BalasHapusbetul mabk nurul, anak2ku sejak kecil aku biasakan kunjungan ke museum, jd mereka suka sampai sekarang
BalasHapusMain ke benteng Vredeburg itu dulu banget, pas tour ke Jogja tahun 2011. Sekarang kalau ke Jogja, malah enggak pernah mampir lagi ke situ. Oh, Vredeburg artinya perdamaian toh. Baru tahu saya.
BalasHapusKyaaaa jadi kangen Jogja dan kalo ga salah waktu honeymoon lewat doang nih ngga masuk ke dalem padahal bagus ya ada sejarahnya dan spot nya juga cucok buat ootd hahha teteup, tfs mama Tira
BalasHapusmemang mbak eri, itu benteng nyempil sih
BalasHapusmemang benteng ini sering terlewatkan kalau yang ke jogja mbak sandra
BalasHapusSeru wisata ke museum jadi tahu sejarah negeri ini.
BalasHapusbetul mbak yustrini
BalasHapusWah jadi mupeng ke sini :D
BalasHapussilahkan mampir mbak nurul
BalasHapusIsh udah lama tak main ke sini. Sejak ada bocilita mampirnya ke tetangganya, yaitu taman pintar hehehe. Kalau agak gedean bisa mampir lagi 😁
BalasHapusiya sambil belajar sejarah
BalasHapusBerkunjung ke bangunan bersejarah memang seru, bisa jalan-jalan sekaligus mempelajari sejarah Indonesia
BalasHapusbetul sekali mbak muti
BalasHapus