Gambar dari sini
Sebagai manusia kita tak pernah luput harus banyak
berhubungan dengan orang banyak. Termasuk dengan tetangga. Dan seni bertetangga
itu ada loh, karena banyak hal yang harus kita hadapi dengan tetangga. Tidak
semua tetangga sejalan dengan hidup kita, gak semua tetangga punya sopan santun
yang sama dan tak semua tetangga yang baik dengan kita. Makanya kita juga harus
punya strategi guna menghadapi tetangga agar kita punya hubungan yang baik.
Bagaimamanapun tetangga adalah orang terdekat yang kalau kita butuh pertolongan
darurat pasti yang akan menolong kita.
Punya banyak pengalaman bersama tetangga. Pertama kali
berumah tangga dan menempati rumah dengan banyak tetangga, aku mulai banyak
berkenalan dengan tetangga. Pertama kali banyak aku lihat tetangga terlihat
dekat satu sama lain. Dan aku mengikuti saja demi tak disebut dengan sombong.
Ternyata terlalu banyak berhubungan banyak dengan tetangga membawa banyak
konflik dan terlalu banyak ghibah. Sedangkan diriku paling malas kalau sudah
saling membicarakan satu sama lain di belakang orang. Bukan aku banget. Mungkin
beberapa tetangga merasa sudah dekat, sering minjam barang tertentu. Mau tahu,
seringnya sih tak kemabli. Kalau ditagih ada saja alasannya. Belum ada yang
ngutang dan ini lagi susah untuk menagihnya, bahkan ada yang sudah pindah rumah
tanpa membayar hutangnya. Dan kadang
jadi tempat curhatan yang kadang membuat waktuku terbuang sia-sia. Pernah aku
melihat ada orang tua suka nitipin anaknya ke tetangga. Kebetulan aku lihat
tetanggaku anaknya juga satu sekolah dengan anakku. Karena aku kerja dan waktu
itu gak ada yang antar, aku titipkan anakku ke tetangga tersebut. Dan aku
berterimakasih padanya. Selesai? Gak ternayta di belakang aku dia membicarakan
kalau aku seenak-enaknya saja nitipin anak pada dia. Wah ternyata , apa yang
diomongin di depan aku berbeda dengan di belakang. Dan masih banyak lagi hal yang
tak mengenakan yang berhubungan dengan tetangga. Belum beberapa anak-anaknya
suka sekali merusakan barang kita tanpa sekalipun ditegur oleh ibunya. Padahal
kadang barang itu kita beli dengan susah payah. Dari situlah aku mulai mengatur
bagaimana agar hubungan dengan tetangga tetap baik.
Akhirnya aku membatasai pergaulan dengan tetangga . Bukan berarti
aku tak mau bergaul dengan mereka tapi aku tak mau terlau dekat sekali dan aku
juga membatasai dalam hal bertamu. Kebayang kan kalau kita mau istirahat ada
tetangga bertamu hanya untuk mau ngobrol saja. Dengan membatasi ini ternyata
hal-hal yang tak mengenakan tak ada lagi atau berkurang. Bertemu saat ada
arisan atau acara lainnya sudah cukup untuk bisa berinteraksi dengan tetangga.
Saling menyapa saat bertemu, saling mengunjungi kalau tetangga ada cara atau
kesusahan. Sudah cukup bagiku. Tak perlu dekat sekali, justru kalau ada selisih
paham justru bakal lebih runyam. Dan juga untuk menghindari ghibah. Apalagi
sekarang sudah ada grup WA komplek. Dan aku juga suka nimbrung hanya untuk
hal-hal yang positif saja . Kalau ada hal yang buruk aku sih tak pernah ikut
nimbrung karena takut jadi masalah
nantinya.
Jadi ini beberapa tips yang bisa kita lakukan dalam
bertetangga agar hubungan selalu baik.
- 1. Menyapa. Jangan lupa selalu menyapa saat bertemu. Katakan apa kabarnya atau menanyakan keadaannya atau aktivitasnya.
- 2. Menghindari buang muka. Kalau ada yang gak kenal dengan tetangga jauh, tapi kalau bertemu tetap sapalah walau gak kenal namanya. Berilah senyum terbaik.
- 3. Aktif dalam grup WA. Tentunya hal-hal yang positif saja yang kita berikan respon agar tak menjadi konflik berkepanjangan.
- 4. Berpartisipasi dalam kegiatan warga. Kerja bakti, arisan untuk selalu turut serta, sebagai ajang silaturahmi bersama tetangga.
- 5. Sesekali ikut santai bersama tetangga. Nah, karena ini sesekali, tentunya tak mengapa sehingga bisa menjalin sialturahmi dan bisa mengenal dekat dengan keluarganya.
Jadi seni bertetangga ini gak ada ilmunya tapi kita banyak
belajar dari pengalaman yang kita alami sendiri. Dari pengalaamn ini bisa kita ambil
positifnya yang negatif kita buang. Nah, jadilah tetangga yang baik , jangan jadi
tetangga kok gitu sih.
Benar sekali yang ditulis oleh Mamah Tira, saya pun juga mengalami hal yang sama. Dulu dekat sekarang dijauhi karena saya akhirnya membatasi untuk keluar rumah.
BalasHapusBahkan mereka membentuk WAG sendiri, sempalan dari grup komplek, bikin arisan sendiri. Parahnya, arisan komplek bentuknya online.
Hadeh, mamak-mamak zaman now.
iya begitulah mbak pipit akhirnya kita tahu apa yg harus kita lakukan
BalasHapusYa begitulah namanya manusia bersosialisasi ga mudah ternayta ya bun. Kitanya udah berbaik hati, perbuatan dll eh si dia atau mereka malah berbuat sebaliknya. Lama2 jadi tetangga virtual hahaha :)
BalasHapusbetul mbak nurul
BalasHapusBertetangga memang tricky, kadang saya cuek aja sama tetangga yang kepo dan suka julid wkwk
BalasHapusiya ya, memang hrs pandai2 kitanya ya mas reffi
BalasHapusSetuju mbak, ramah dengan tetangga karena merekalah penolong kita tapi tak perlu terlalu akrab. Masing2 punya kehidupan yg harus dijalani.
BalasHapusPernah nih saya punya pengalaman kayak gini, punya tetangga mulutnya manis tp dibelakang malah nikam, trus juga tetangga yang sok ceramahin sama tetangga yg kepoan, ada2 aja sih tipenya hehe
BalasHapussip mbak lusi
BalasHapusbetul banyak tipenya dan kiat hrs bisa ngadepin dg cara bijaksana ya mbak iidyanie
BalasHapusKata pak guru saya keluarga terdekat kita ya tetangga kita. Kalo kenapa2, yang lebih dulu menolong ya mereka.
BalasHapusNaumn emg kadnng ada juga yang suka offside hehee
Ya intinya bersosialisasi dengan tetangga itu penting.. ntar kalo kita susah siapa yang bantuin pertama coba kalo ngga tetangga sendiri :D.
BalasHapusbetul bang day
BalasHapussip betul mas michael
BalasHapushubungan antar tetangga emang rumit ya
BalasHapustapi bisa dibikin simpel sih asal sama sama menegerti
mereka kan saudara paling dekat dengan kita sebenarnya
asik bacanya….
BalasHapusthank you for sharing
betul, kadang2 susah sekali ya mas ikrom
BalasHapussama2 mas erlambang
BalasHapusAlhamdulillah di kampung sy tetangga ramah2 mbak. Di pedesaan masih sangat kental budaya membagi masakan ke tetangga2.
BalasHapusnah itu dia mas, di desa mah masih erat kekeluargaannya
BalasHapusSemua tetangga wanita kebetulan ibu-ibu rumah tangga, sementara saya setelah resign dari sekolah, sekarang bekerja dari rumah. Makanya banyak gak cocoknya dengan tetangga sih karena tidak banyak yang bisa mengerti keadaanku. Dibilangnya, "Udah di rumah aja kok masih gak masak sih?" Ya kali, Bu, semalem habis begadang nyelesaiin dokumennya klien keburu deadline.
BalasHapusnah itu dia mbak muna, makanya jangan terlau dekat dengan tetangga, tp sewajarnya saja kalau ketemu nyapa
BalasHapussaya kalau pulang nggak pernah keluar rumah. bukan gimana, tapi karena kurang suka bersosialisasi.
BalasHapustapi alhamdulillah tetangga pada baik dan nggak modelan yang tukang rumpi jaya gitu. mungkin karena di kota dan bukan di pemukiman padat penduduk. jadi pada sibuk sendiri-sendiri aja gitu di dalam rumah.
tapi tetap dong hrs bersosialisasi agar kita gak dicap sombong ya
BalasHapus