Gambar dari sini
Dulu saat anak-anak kecil kadang sering terkendala saat ada
situasi yang mendesak dan bingung anak-anak mau ditaruh dimana, jadi kepikiran
untuk menitipkan ke tetangga. Untungnya waktu itu suamiku punya bos yang mau
menerima anakku untuk dititipkan di rumahnya dengan ARTnya. Jadilah kalau aku
ada urusan yang penting dan tidak bisa membawa anak, makanya aku selalu menitipkan
ke temen ini. Biasanya aku selalu membawa baju ganti, bekel nasi dan camilan.
Dan satu lagi beberapa mainan agar anakku tidak bosan di sana. Nah, anakku gak
nangis karena sebelumnya sering main ke rumah teman ini sehingga sudah terbiasa
dengan rumah teman ini. Dan alhamdulilah ini tak menuai masalah. Saat anakku
masuk TK, aku selalu mengantarnya ke sekolah dan pulang naik mobil jemputan.
Tapi ada tetangga yang bilang sudah sama saya saja. Nah, aku kira dia tulus
bicara demikian. Apalagi aku juga harus kerja jadi agak kerepotan kalau antar
anakku juga. Dan akhirnya anakku ikut tetangga ke sekolah. Setelah lama berlalu
saat bertemu dengan tetangga yang lain, dia menceritakan kalau tetangga yang
aku titipkan mengeluh karena harus dititipkan anakku. Baiklah, mungkin saat itu
dia hanya basa basi , yang akhirnya membebankan dia sendiri. Semenjak itu aku
mengantarkan sendiri anakku. Dan ini jadi pelajaran bagiku untuk gak
sembarangan menitipkan anak. Dan aku selalu berusaha untuk mengajarkan banyak
kemandirian anak-anak sejak kecil. Alhamdulilah semenjak SD anak-anak sudah
berani ditinggal sendiri di rumah dan
pulang sendiri dari sekolah. Karena mereka gak mau diajak aku yang sedang
mengajar. Tentunya dir umah, makan siang sudah ada. Malah mereka enjoy gak harus ikut ibunya kerja. Sehabis makan
mereka mencuci piringnya sendiri.
Jadi sebetulnya menitipkan anak itu sebuah dilema tersendiri
ya, tapi mungkin kalau dalam kea daan dimana kita harus menitipkan anak ke
tetangga tentu harus sudah dipikirkan matang-matang. Mungkin tetangga bilang
gak apa-apa tapi ujung-ujungnya ngomongin di belakang. Nah, ini beberapa tips
yang mungkin bisa dilakukan saat kita harus menitipkan anak ke tetangga.
- 1. Benar-benar harus dalam keadaan darurat. Karena menitipkan anak dalam tidak darurat juga salah, karena kita masih bisa mengawasi. Jadi kalau benar-benar harus pergi dan tak ada yang menjaga anak.
- 2. Jangan juga terlalu sering menitipkan ke tetangga. Ini akan merepotkan tetangga karena mereka juga punya pekerjaan rumah yang harus dikerjakan. Makanya harus yang penting-penting saja
- 3. Anak dibawakan baju ganti, bekal /camilan dan mainan untuk bermain di tetangga. Jangan sampai tetangga yang membelikan makanan untuk anak kita.
- 4. Carilah tetanga yang benar-benar mau dititipkan, agar kita enak meninggalkan anak kita dan gak akan dibicarakan di belakang.
- 5. Mengajarakan ke anak etika saat ada dir umah tetangga agar anak-anak tidak seenaknya di sana atau merusak barang milik tetangga
- 6. Jangan lupa setelah menitipkan anak, ucapan terimakasih pada tetangga.
Begitulah problema sekarang dimana kita perlu keluar tapi
tak ada ART yang menjaga anak, mau tak mau harus kita titipkan ke tetangga.
Masa-masa itu bagiku sudah lewat. Bagi ibu-ibu yang mempunyai dilema yang sama,
semoga bisa menjalin hubungan yang baik dengan tetangga . siapa tahu kita
mendadak harus menitipkan anak kita ke tetangga. Jadi untuk para ibu, mau
menitipkan ke tetangga atau tidak
Bener Bun. Aku sebisa mungkin nitipin anak ke tetangga klo bener-bener darurat aja. Tapi sejauh usia Erysha 4 tahun. Baru sekali aku titipin dia ke tetangga waktu bayi, itu juga darurat banget karena ayahnya masuk rumah sakit dan Erysha ga ada yang jagain. Aku sebisa mungkin ga mu titipin anak k tetangga. Soalnya bisa jadi awalnya tetangganya nyaman, tapi lama2 dia bisa jadi nggak nyaman karena ada keperluan harus kemana dulu misalnya. Kan rempong klo hrus bwa anak kita, tapi ngomong juga ga enak ama kita. Akhirnya ngomong di belakang deh
BalasHapusNtah mengapa, aku pribadi yanggak mau merepotkan siapapun, baik tetangga ataupun sodara. Aku hanya percaya kepada suami jika memang terdesak menitipkan anak, bila akan ke luar kota. Aku lebih memilih mengajak ikut serta anak ketimbang menitipkan anak ke orang lain. Mungkin naluri aku seperti itu. Aku lebih enjoy, merasa aman dan nyaman bila anak masih dalam pendangan mataku.
BalasHapusMenitipkan anak memang dilema bagi semua ibu di dunia. Setiap orang memiliki keputusannya berbeda.
Keep fighting buat semua ibu yang bekerja di luar rumah.
Ntah mengapa, aku pribadi yanggak mau merepotkan siapapun, baik tetangga ataupun sodara. Aku hanya percaya kepada suami jika memang terdesak menitipkan anak, bila akan ke luar kota. Aku lebih memilih mengajak ikut serta anak ketimbang menitipkan anak ke orang lain. Mungkin naluri aku seperti itu. Aku lebih enjoy, merasa aman dan nyaman bila anak masih dalam pendangan mataku.
BalasHapusMenitipkan anak memang dilema bagi semua ibu di dunia. Setiap orang memiliki keputusannya berbeda.
Keep fighting buat semua ibu yang bekerja di luar rumah.
iya bunda erysha, pilih2 yang memamng darurat saja ya
BalasHapusmemang keputusan ada di tangan masing2 ibu ya mbak atin
BalasHapusTerimakasih sudah berbagi kak tira... memang masalah titip menitip anak menjadi problematika sendiri ya
BalasHapusAku kalo nitip anak biasanya tidak ke tetangga tapi ke rumah saudara saja biarpun lebih jauh sedikit, karena ya itu, ngga enak sama tetangga.
BalasHapusBiasanya kalo nitip anak ke saudara tidak aku kasih bekal apa-apa, nanti dikasih makan dan jajanan sama saudara saya, enaknya.😃😁
Eh, tapi saudaraku juga gitu, kalo nitip anaknya juga nitip aja, ngga dibawain bekal apa-apa.😃
Sama sprti aku KK tp yg sring ntip anak y saudaraq.😁
HapusKalau menutup anak akan lebih bagus ke orang tua atau mertua kita menurutku. Tetapi yaa tidak bisa berlama2 juga.😊😊 karena mertua atau orang tua kita bukan pengasuh anak.
BalasHapusSelebihnya kalau mau nyaman yaa kita dan istri, Apapun resikonya ngalamin soalnya.😊😊
Lebih prefer nitip ke saudara, kalau tetangga kita ga tau persis gimana peraturan di rumahnya.
BalasHapusKalau aku dititipkan ponakan masih dikasih uang jajan buat ponakan pas jalan-jalan sore. Makan siang/malam sama-sama
Iya mbak memang dilema, itu yang saya masih rasakan saat ini. Sehari-hari anak saya titipkan di rumah mertua, walaupun beliau tidak keberatan tapi ada rasa tak enak dalam diri saya meski sebenarnya lebih safety dengan beliau juga, tapi merepotkan terus rasanya juga bikin kita gak enak hati ya ...
BalasHapussangat dilema emang mba, karna ya gmna ya hehe. was was pasti ada
BalasHapusbetul mas kornelius, sebuah dilema
BalasHapusmkasih mas asep
BalasHapuswah enak sekali dong mas agus
BalasHapusnah, kalau kita tidak tinggal dekat dengan mertua atau ibu krn lain kota , mas satria, memang sih ini dilema
BalasHapusmbak annafi enak kalau ada saudara di kota yang sama, aku gak punya saudara di kotaku
BalasHapusbetul mbak widayati
BalasHapusbetul arenapublik
BalasHapusTeman kantorku juga ada yang menitipkan anak ke tetangga, tiap hari malah, karena ia dan suami kerja. Namun ia memberi upah ke si tetangganya itu. Meski begitu, aku setuju kalau jangan juga terlalu sering menitipkan ke tetangga, karena akan merepotkan tetangga karena mereka juga punya pekerjaan lain, apalagi kalau pas tetangga tsb lagi gak mood.
BalasHapuswah kalau dibayar mbak eka mungkin lain lagi ya,jadi kita kayak bayar pengasuh
BalasHapusSaya tuh kadang bersyukur tumbuh besar jadi orang yang sungkanan tingkat universe, jadi jangankan nitip ke tetangga, nitip ke mama saya aja saya sungkan, apalagi mertua.
BalasHapusDulu saya nitip anak ke mertua, saya anggap nitip di daycare, jadi mertua ya saya kasih duit juga, meski awalnya beliau nolak, lama-lama beliau mau nerima :)
Aku termasuk yang sering nitip ke tetangga kalau lagi ada event bloger. selalu sama tetangga yang itu dan biasanya gak lebih dari 4 jam. cuma sekarang anakku nggak mau karena anak tetanggaku usil, jadi gak pernah nitip atau ke event lagi.
BalasHapusSepakat sih mbak. Kl anak kudu dilatih mandiri, kadang kl nitipin anak ke tetangga banyak nggak enaknya ya. Takut ganggu atau nggak nyaman. Meskipun q belum menikah sih, jd blm tau rasanya nitipin anak. Hhhh
BalasHapusno.7 mba, pas pulang bawa oleh2, buah or cemilan ut tetangga tersebut
BalasHapusiya mbak reyne, kalau sungkanan itu jadi seperti buat reminder kita ya
BalasHapusnah itu dia mbak damar, salah satunya jadi kendala
BalasHapusbener mbak ella, sejak kecil anak2 diajari mandiri
BalasHapusoh iya bang day, sebagai apresiasi ya
BalasHapusJadi inget dulu waktu kecil suka di titip ke sodara kalau orang tua lagi pergi kerja.
BalasHapus#so_sad
Repot juga ya, Mbak, ternyata nitip ke tetangga juga serba salah. Awalnya dia yang nawarin, eh dibelakang malah ngomongin kalau kita ngerepotin dia karena nitip anak.
BalasHapusSepertinya sih kalau sudah punya anak dan dalam kondisi kepepet banget aku lebih nyaman nitip anak sebentar ke orang tua atau saudara mbak. Tapi masalahnya orang tua sama saudara udah beda kota. Mungkinkah day care jawabannya?
Sepengalamanku melihat ortuku menitipkan anaknya ke tetangga belum pernah.
BalasHapusO, iya selisih usiaku dengan 2 adikku yang lain cukup jauh.
Nah waktu aku kecil sih ngga ada acara dititip2kan ke tetangga karena ortuku mendisplinkan aku sedari cilik untuk mampu mandiri.
Ya ditinggal gitu aja dirumah, selagi ortu kerja mengurus tembakau.
Kebetulan, deh .. saat itu rasanya merdeka pakai bangeets .. , aku bisa mendadak jadi senakal-nakalnya anaka-anak wwwwkkkk ....
Tiap ortu nyampai rumah, sudah bisa dipastikan dapat laporan dari tetangga kalau aku begini begitu 😅
Duuh aku Yoo gemes sama tetangganya, tapi ga sedikit sih nemuin orang yang demikian
BalasHapusSaya belum pernah dan belum berani bu. Kalau memang terpaksa ditinggal mending ke saudara.tapi itu mungkin sulit karna dua anak saya pemalu dan sangat terikat sama bundanya🤭
BalasHapusdensena, oh begitu ya, perasaaannya
BalasHapusnah mas roem, jaman aku belum ada daycare, tapi kalau daycare kalau sekali2 apa bisa ya
BalasHapuswah ams himawan, hebring. tapi itu unmur berapa ya. kalau masih kecil sekali kan gak mungkin ditinggal, jaman anakku setelah masuk sd aku berani tinggal anak sendiri
BalasHapusiya mbak siti, memang beda2 ya
BalasHapusiya kalau anaknya masih sangat mbok2an yan memang sulit dititipkan ya mbak inayah
BalasHapusBoleh aja nitip anak ke tetangga tapi sesekali aja :) Misal ada keperluan mendesak. Kalau sering2 no..no..no lah. Malu hahaha :D
BalasHapusPaling aman nitip ke neneknya.
BalasHapusiya mbak nurul gak enak hati
BalasHapusmasalahnya kalau jauh rumah neneknya mas faizun
BalasHapusmain poker dengan banyak penghasilan
BalasHapusayo segera hubungi kami
WA : +855969190856
KESAKSIAN BAGAIMANA SAYA MENDAPATKAN PINJAMAN SAYA DARI PERUSAHAAN PINJAMAN DAN TERPERCAYA. Saya bernama Theresia Widiyasari dan saya tinggal di Australia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar berhati-hati karena ada penipu di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial, dan karena keputusasaan saya, saya dibohongi oleh beberapa pemberi pinjaman online dengan nilai Rp75.890.000. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya yang merupakan seorang polisi merujuk saya ke sebuah perusahaan pinjaman yang sangat andal bernama DONNAHALL FUNDING LLC yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp950.000.000 dalam 24 Jam tanpa tekanan. Jika Anda membutuhkan pinjaman apa pun, cukup hubungi mereka sekarang melalui email: (donnahallfundingllc@gmail.com). Saya menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman karena saya melewati di tangan para pemberi pinjaman palsu.
BalasHapusJika Anda memiliki pertanyaan, hubungi saya: {theresiawidiyasari@gmail.com}
Saya tetangga yang sering dititipin anak orang.. mau kepasar dititipin.. mau ngaji dititipin.. padahal diajakpun gak masalah..anaknya 6th.. tapi karena saking seringnya dititipin seminggu bisa 3x jadi ngerasa dimanfaatin..sekarang aku lebih sering menolak.. bilang mau pergilah.. mau istirahat..
BalasHapus