Sabtu, 18 Juli 2020

Kota Tua Dulu Dan Sekarang



Akhir tahun lalu, baru saja jalan-jalan ke kota tua di Jakarta. Dulu sudah pernah ke sini saat aku masih kecil, saat anak-anakku masih kecil dan saat anak-anakku sudah beranjak dewasa. Kenapa mampir ke sini. Alasannya mau banyak menjajal jalur KRL.  KRL sekarang lebih nyaman dibanding waktu dulu. Jadinya mau menjajal KRL, salah satunya yang menuju satsiun Kota. Nah, daripada hanya naik KRL saja maka mampirlah ke kota tua ini. Kebetulan aku dan suami sudah menginap di hotel di BSD bersama anak sulungku yang memang kos di BSD. Dan anakku yang bungsu baru mau ke Jakarta. Jadi dari BSD naik KRL dari Rawa Buntu ke Statsiun Tanah Abang dilanjutkan sampai ke statsiun Jatinegara. Di sana kami menunggu kedatangan anak bungsuku. Ternyata mengalami kelambatan soalnya ada gangguan di daerah Kerawang. Akhirnya datang juga dan kami melanjukan naik KRL menuju statsiun kota. Kalau menurutku karena KRL ini melintas di kota ya, jaalannya agak pelan dibanding dengan KRL yang lainnya.




Jaman tahun 1526 Fatahilah diutus oleh raja Demak untuk menyerang pelabuhan Sunda Kelapa. Akhirnya bisa direbut dari kerajaan Pajajaran dan diubah namanya menjadi Jayakarta. Tahun 1620 VOC membangun kota Batavia setelah mengancurkan Sunda Kelapa dibawah kepemimpinan JP Coen. Kemudian tahun 1635 dibangunlah kota Batavia sampai ke tepi barat sungai Ciliwung. Semua rancangan bermodelkan gaya Eropa dan terdiri dari beberapa blok yang dipisahkan oleh kanal. Dan akhirnya digunakan sebagai pusat pemerinathan Hindia Timur. Tahun 1942 saat Jepang masuk nama Batavia diganti menjadi Jakarta sampai sekarang. Dan akhirnya daerah ini , kota tua dijadikan situs warisan agar bisa dilindungi oleh negara.


Saat ke sana, sungguh banyak terganggu dengan banyaknya pedagang yang bejaulan di tepi jalan yang sangat tak terkoodinir. Akibatnya mau jalan saja susah banget harus melewati penjual makanan. Belum lagi pembeli yang makan dengan duduk-duduk di sekeliling pedagang. Sangat tak tertib sekali, semrawut. Kenapa gak ditata yang baik sehingga tak menghalangi jalan wisatawan. Ada pecel yang aku suka dan ngiler lihatnya tapi gak mungkin kan makan di jalan seperti itu. Sangat menggangu yang lain. Aparat yang aku lihat ya hanya diam saja melihatnya. Kesan kumuh jadi sangat kentara. Barulah sampai kawasana kota tua dengan bangunan yang tinggi yang merupakan ciri kahas bangunan peninggalan Belanda. Mungkin saat itu lagi libur sekolah, jadi di tengah sangat penuh dengan orang-orang yang memang ingin bersantai. Bangunan-bangunan di sana sudah ada yang mengalami beberapa perombakan.Ada beberapa museum di sana , seperti museum Fatahillah. Dulunya sebagai balai kota saat pemerintahan VOC. Museum bank Indonesia dulunay adalah rumah sakit Binnen Hospital yang kemudian dialihfungsikan menjadi sebuah bank De Javasche Bank. Dan saat kemerdekaan menjadi bank sentral Indonesia atau BI. Tahun 1962Bank Indonesia dipindahakn dan bangunan ini akhirnya menjadi museum Bank Indonesia. Museum wayang dulunya adalah sebuah gereja De Oude Hollandsche Kerk. Nah, bangunan ini agak hancur karena adanya gempa. Akhirnya di atas reruntuhan gereja itulah dibangun museum wayang.


Banyak sih yang bsia dilakukan di sana. Tapi berhubung banyak orang memang jadi agak terganggu. Aktivitas yang bisa dilakukan , naik sepeda onthel. Nah, karena banyak orang jadi agak sulit . atau bisa mengunjungi banyak museum di sana dengan melihat kemegahan gedungnya. Bisa juga jalan-jalan keliling daerah kota tua dengan melihat bangunan kuno yang masih ada di sana. Mau foto? Juga bisa . Banyak spot foto unik di sana. Mau foto dengan baju-baju kolosal juga bisa , mau foto dengan baju none-none Belanda juga bisa. Dan kalau lelah banyak resto atau kafe di sana untuk bisa bersanati sejenak. Dan toko oleh-oleh juga bisa dikunjungi untuk membeli sovenir khas Jakarta.


Sebetulnay aku memang suka banget dengan arsitektur terutama bangunan kuno. Selalu menarik. Dan kota tua banyak bangunan kuno yang bagus untuk dilihat. Nah, hanya sayangnya PKL yang smerawut itu membuat wisatawan gak nyaman. Belum lagi sampahnya. Jadi mau wisata, tapi yang dilihat banyak sampah berserakan. Kadang suka gemes lihatnya. Tentu aku sebagai pengunjung maunya sih ke sana itu ada rasa nyaman, bisa menikmati suasana jaman dulu dengan enak. Sayang seribu sayang. 


26 komentar:

  1. Aku juga suka jalan di bangunan tua model kota lama. Berasa menyusuri sejarah. Seru aja sih ya

    BalasHapus
  2. tiap ke jakarta belum pernah mampir kota tua, semoga nanti ada kesempatan main main ke kota tua

    BalasHapus
  3. betul mbak jiah, bangunan tua selalu mengingatkan kita akn sejaranh amsa lalu yang kaya pengalaman

    BalasHapus
  4. selalu kangen ke Kota Tua, kangen sama kulinerannya sih hahaha tapi suasananya juga ngangenin, dan kudu wajib naik krl kesana biar makin terasa bernostalgianya... huhuhu kangen jalan2 aman seperti dulu

    BalasHapus
  5. aku juga suka kalau jalan-jalan di Kota Tua soalnya terasa seperti melihat kembali sejarah, dan yang aku suka adalah bisa jalan-jalan di Museumnya. Pengin banget masuk Museum Fatahillah lagi karena dulu pernah masuk tapi pas SD jadi udah lupa isi bangunannya seperti apa.
    Sangat disayangkan karena banyak PKL dan sampah di sekitaran tempat wisata jadi kurang nyaman dipandang ya kak, semoga kedepannya pemerintah bisa lebih menata keberadaan PKL di sekitaran agar lebih tertata rapih.

    BalasHapus
  6. Saya suka juga berjalan-jalan ke tempat wisata sejarah. Kalo ke Kota Tua belum pernah. Sayang ya jika banyak PKL yang mengganggu pemandangan.

    BalasHapus
  7. oh begitu ya mbak kartika, memang sih kalau namanya jalan2 selalu menyenangkan

    BalasHapus
  8. betul mbal Lia, PKL itu menyusahkan pejalan kaki dan bikin macet. seharusnya dibuatkan lapak2 yang bagus buat mereka

    BalasHapus
  9. memang mbak yustrini, wisata sejarah membuat kita tahu akan cerota masa lalu

    BalasHapus
  10. Sampai segede ini keinginan saya untuk mengunjungi Kota Tua belum juga kesampean, Mbak. Semoga ada kesempatan nantinya. 😄

    BalasHapus
  11. amin, semoga ya mbak suci. lah aku ke sini lagi aku kecil, lagi anak2ku kecl dan kini saat anak2 dewasa. dengan jarak yang jauh waktunya

    BalasHapus
  12. Seru banget Mba, jalan-jalan sama keluarga di kota Tua, saya 2 tahun lalu ke Jakarta dan mampir di kota tua. sayangnya rame banget dan panas waktu itu :D

    BalasHapus
  13. Wah, serunya bunda sekeluarga mampir di Kota Tua. Kayaknya seharian nih ya hehehe :) Enak kan jajanannya? Berkeliling naik sepeda onthel juga seru pastinya ya asal bisa menjaga keseimbangan.

    BalasHapus
  14. keseruan berwisata terganggu dengan sampah ya mbak.. yah beginilah adanya masyarakat kita. Prilaku buang sampah sembarangan hampir merata di berbagai wilayah.. kebiasaan buruk nggak patut dipelihara..

    BalasHapus
  15. Tampilan blognya berubah, lebih bagus dan memudahkan. Juga tampilan artikel sudah rapi dipisahkan dengan drop cap sehingga bagian halaman muka tidak dipenuhi dengan tampilan artikel utuh.

    Saya belum pernah mengunjungi Kota Tua. Tapi bangunan itu sarat sejarah. Bahkan di halaman museum Fatahillah pada zaman penjajahan Belanda merupakan tempat berkumpulnya masyarakat untuk menyaksikan suatu acara.

    Termasuk hal-hal yang berkaitan dengan upacara atau peristiwa yang menjadi bahan tontonan khalayak ramai.

    Sayang sekali tempat bersejarah Itu dipadati masalah sampah dan tidak tertibnya PKL.
    Qq

    BalasHapus
  16. ini saat akhir tahun kemarin mbak nurul, masih bisa kumpul. sekaramg cuma memendam rindu saja

    BalasHapus
  17. iya mbak eva, dan hak ejalan kaki gak ada karena banyak PKL

    BalasHapus
  18. betul mbak Rohyati, aku suka sekali sejarah jd masuk museum itu suka, karena banyak cerita di sana. mungkin karena dulu guru sejarah di SMP pinter banget mengajarkan sejarah dg bercerita

    BalasHapus
  19. mbak reyne, jakarta mah memang panasnya pol banget

    BalasHapus
  20. Jadi pengen foto berlatar bangunan tua gitu juga hehe

    BalasHapus
  21. PKL mah dimanapun ada banyak orang berkumpul, disitu lah mereka berada. Car Free Day di kotaku juga malah jadi kayak pasar, Mah, saking banyaknya lapak jualan. Wah. Semrawut memang.

    BalasHapus
  22. banguna kuno memang ekostis ya mbka sera

    BalasHapus
  23. iya mbak muna seharusnya PKL itu ditata agar rapih sehingga enak dipandang

    BalasHapus
  24. Beberapa kali ke Kota Tua, tapi belm penah kesana pas malem hari. Muter2 naik sepeda selalu pas tengah hari..panas..

    BalasHapus
  25. wah kaayknya kala malam hari sensasinya beda kali ya mbak sara

    BalasHapus