Akhir tahun lalu, baru saja jalan-jalan ke kota tua di
Jakarta. Dulu sudah pernah ke sini saat aku masih kecil, saat anak-anakku masih
kecil dan saat anak-anakku sudah beranjak dewasa. Kenapa mampir ke sini.
Alasannya mau banyak menjajal jalur KRL.
KRL sekarang lebih nyaman dibanding waktu dulu. Jadinya mau menjajal KRL,
salah satunya yang menuju satsiun Kota. Nah, daripada hanya naik KRL saja maka
mampirlah ke kota tua ini. Kebetulan aku dan suami sudah menginap di hotel di
BSD bersama anak sulungku yang memang kos di BSD. Dan anakku yang bungsu baru
mau ke Jakarta. Jadi dari BSD naik KRL dari Rawa Buntu ke Statsiun Tanah Abang
dilanjutkan sampai ke statsiun Jatinegara. Di sana kami menunggu kedatangan
anak bungsuku. Ternyata mengalami kelambatan soalnya ada gangguan di daerah
Kerawang. Akhirnya datang juga dan kami melanjukan naik KRL menuju statsiun
kota. Kalau menurutku karena KRL ini melintas di kota ya, jaalannya agak pelan
dibanding dengan KRL yang lainnya.
Jaman tahun 1526 Fatahilah diutus oleh raja Demak untuk
menyerang pelabuhan Sunda Kelapa. Akhirnya bisa direbut dari kerajaan Pajajaran
dan diubah namanya menjadi Jayakarta. Tahun 1620 VOC membangun kota Batavia
setelah mengancurkan Sunda Kelapa dibawah kepemimpinan JP Coen. Kemudian tahun
1635 dibangunlah kota Batavia sampai ke tepi barat sungai Ciliwung. Semua
rancangan bermodelkan gaya Eropa dan terdiri dari beberapa blok yang dipisahkan
oleh kanal. Dan akhirnya digunakan sebagai pusat pemerinathan Hindia Timur.
Tahun 1942 saat Jepang masuk nama Batavia diganti menjadi Jakarta sampai
sekarang. Dan akhirnya daerah ini , kota tua dijadikan situs warisan agar bisa
dilindungi oleh negara.
Saat ke sana, sungguh banyak terganggu dengan banyaknya
pedagang yang bejaulan di tepi jalan yang sangat tak terkoodinir. Akibatnya mau
jalan saja susah banget harus melewati penjual makanan. Belum lagi pembeli yang
makan dengan duduk-duduk di sekeliling pedagang. Sangat tak tertib sekali,
semrawut. Kenapa gak ditata yang baik sehingga tak menghalangi jalan wisatawan.
Ada pecel yang aku suka dan ngiler lihatnya tapi gak mungkin kan makan di jalan
seperti itu. Sangat menggangu yang lain. Aparat yang aku lihat ya hanya diam
saja melihatnya. Kesan kumuh jadi sangat kentara. Barulah sampai kawasana kota
tua dengan bangunan yang tinggi yang merupakan ciri kahas bangunan peninggalan
Belanda. Mungkin saat itu lagi libur sekolah, jadi di tengah sangat penuh
dengan orang-orang yang memang ingin bersantai. Bangunan-bangunan di sana sudah
ada yang mengalami beberapa perombakan.Ada beberapa museum di sana , seperti
museum Fatahillah. Dulunya sebagai balai kota saat pemerintahan VOC. Museum
bank Indonesia dulunay adalah rumah sakit Binnen Hospital yang kemudian
dialihfungsikan menjadi sebuah bank De Javasche Bank. Dan saat kemerdekaan
menjadi bank sentral Indonesia atau BI. Tahun 1962Bank Indonesia dipindahakn
dan bangunan ini akhirnya menjadi museum Bank Indonesia. Museum wayang dulunya
adalah sebuah gereja De Oude Hollandsche Kerk. Nah, bangunan ini agak hancur karena
adanya gempa. Akhirnya di atas reruntuhan gereja itulah dibangun museum
wayang.
Banyak sih yang bsia dilakukan di sana. Tapi berhubung
banyak orang memang jadi agak terganggu. Aktivitas yang bisa dilakukan , naik
sepeda onthel. Nah, karena banyak orang jadi agak sulit . atau bisa mengunjungi
banyak museum di sana dengan melihat kemegahan gedungnya. Bisa juga jalan-jalan
keliling daerah kota tua dengan melihat bangunan kuno yang masih ada di sana.
Mau foto? Juga bisa . Banyak spot foto unik di sana. Mau foto dengan baju-baju
kolosal juga bisa , mau foto dengan baju none-none Belanda juga bisa. Dan kalau
lelah banyak resto atau kafe di sana untuk bisa bersanati sejenak. Dan toko
oleh-oleh juga bisa dikunjungi untuk membeli sovenir khas Jakarta.
Sebetulnay aku memang suka banget dengan arsitektur terutama
bangunan kuno. Selalu menarik. Dan kota tua banyak bangunan kuno yang bagus
untuk dilihat. Nah, hanya sayangnya PKL yang smerawut itu membuat wisatawan gak
nyaman. Belum lagi sampahnya. Jadi mau wisata, tapi yang dilihat banyak sampah
berserakan. Kadang suka gemes lihatnya. Tentu aku sebagai pengunjung maunya sih
ke sana itu ada rasa nyaman, bisa menikmati suasana jaman dulu dengan enak.
Sayang seribu sayang.
Aku juga suka jalan di bangunan tua model kota lama. Berasa menyusuri sejarah. Seru aja sih ya
BalasHapustiap ke jakarta belum pernah mampir kota tua, semoga nanti ada kesempatan main main ke kota tua
BalasHapusbetul mbak jiah, bangunan tua selalu mengingatkan kita akn sejaranh amsa lalu yang kaya pengalaman
BalasHapussemoga mbak ainun bisa ke sini
BalasHapusselalu kangen ke Kota Tua, kangen sama kulinerannya sih hahaha tapi suasananya juga ngangenin, dan kudu wajib naik krl kesana biar makin terasa bernostalgianya... huhuhu kangen jalan2 aman seperti dulu
BalasHapusaku juga suka kalau jalan-jalan di Kota Tua soalnya terasa seperti melihat kembali sejarah, dan yang aku suka adalah bisa jalan-jalan di Museumnya. Pengin banget masuk Museum Fatahillah lagi karena dulu pernah masuk tapi pas SD jadi udah lupa isi bangunannya seperti apa.
BalasHapusSangat disayangkan karena banyak PKL dan sampah di sekitaran tempat wisata jadi kurang nyaman dipandang ya kak, semoga kedepannya pemerintah bisa lebih menata keberadaan PKL di sekitaran agar lebih tertata rapih.
Saya suka juga berjalan-jalan ke tempat wisata sejarah. Kalo ke Kota Tua belum pernah. Sayang ya jika banyak PKL yang mengganggu pemandangan.
BalasHapusoh begitu ya mbak kartika, memang sih kalau namanya jalan2 selalu menyenangkan
BalasHapusbetul mbal Lia, PKL itu menyusahkan pejalan kaki dan bikin macet. seharusnya dibuatkan lapak2 yang bagus buat mereka
BalasHapusmemang mbak yustrini, wisata sejarah membuat kita tahu akan cerota masa lalu
BalasHapusSampai segede ini keinginan saya untuk mengunjungi Kota Tua belum juga kesampean, Mbak. Semoga ada kesempatan nantinya. 😄
BalasHapusamin, semoga ya mbak suci. lah aku ke sini lagi aku kecil, lagi anak2ku kecl dan kini saat anak2 dewasa. dengan jarak yang jauh waktunya
BalasHapusSeru banget Mba, jalan-jalan sama keluarga di kota Tua, saya 2 tahun lalu ke Jakarta dan mampir di kota tua. sayangnya rame banget dan panas waktu itu :D
BalasHapusWah, serunya bunda sekeluarga mampir di Kota Tua. Kayaknya seharian nih ya hehehe :) Enak kan jajanannya? Berkeliling naik sepeda onthel juga seru pastinya ya asal bisa menjaga keseimbangan.
BalasHapuskeseruan berwisata terganggu dengan sampah ya mbak.. yah beginilah adanya masyarakat kita. Prilaku buang sampah sembarangan hampir merata di berbagai wilayah.. kebiasaan buruk nggak patut dipelihara..
BalasHapusTampilan blognya berubah, lebih bagus dan memudahkan. Juga tampilan artikel sudah rapi dipisahkan dengan drop cap sehingga bagian halaman muka tidak dipenuhi dengan tampilan artikel utuh.
BalasHapusSaya belum pernah mengunjungi Kota Tua. Tapi bangunan itu sarat sejarah. Bahkan di halaman museum Fatahillah pada zaman penjajahan Belanda merupakan tempat berkumpulnya masyarakat untuk menyaksikan suatu acara.
Termasuk hal-hal yang berkaitan dengan upacara atau peristiwa yang menjadi bahan tontonan khalayak ramai.
Sayang sekali tempat bersejarah Itu dipadati masalah sampah dan tidak tertibnya PKL.
Qq
ini saat akhir tahun kemarin mbak nurul, masih bisa kumpul. sekaramg cuma memendam rindu saja
BalasHapusiya mbak eva, dan hak ejalan kaki gak ada karena banyak PKL
BalasHapusbetul mbak Rohyati, aku suka sekali sejarah jd masuk museum itu suka, karena banyak cerita di sana. mungkin karena dulu guru sejarah di SMP pinter banget mengajarkan sejarah dg bercerita
BalasHapusmbak reyne, jakarta mah memang panasnya pol banget
BalasHapusJadi pengen foto berlatar bangunan tua gitu juga hehe
BalasHapusPKL mah dimanapun ada banyak orang berkumpul, disitu lah mereka berada. Car Free Day di kotaku juga malah jadi kayak pasar, Mah, saking banyaknya lapak jualan. Wah. Semrawut memang.
BalasHapusbanguna kuno memang ekostis ya mbka sera
BalasHapusiya mbak muna seharusnya PKL itu ditata agar rapih sehingga enak dipandang
BalasHapusBeberapa kali ke Kota Tua, tapi belm penah kesana pas malem hari. Muter2 naik sepeda selalu pas tengah hari..panas..
BalasHapuswah kaayknya kala malam hari sensasinya beda kali ya mbak sara
BalasHapus