Sabtu, 08 Mei 2021

Lebaran tak Kumpul Lagi


 


Akhirnya tahun ini kembali lebaran tak bisa kumpul lagi. Pandemi belum berakhir dan kita tetap harus banyak di rumah dibandingkan ke luar rumah. Dan akhirnya lebaran harus tak bisa mudik. Tapi lebaran sekarang lebih bisa terencana karena sudah tahu apa yang bisa dikerjakan. Tahun lalu karena pertama lebaran gak mudik , jadinya serba bingung mau masak apa, mau ngapain saja. Tapi kini dari pengalaman masa lalu, aku bisa merencanakan lebaarn tahun ini lebih bisa dinikmati walau tak bersama keluarga. Apalagi aku di Cirebon tak punya sanak saudara. Benar-benar menikmati bersama paksu saja.

 



Kenangan lebaran bersama keluara besar. Saat-saat ini kadang aku membayangi banyak kenangan lebaran yang bikin rindu untuk kumpul. Karena hanya pada saat lebaran bisa kumpul semua dari beberapa kota. Dan momen bisa kumpul inilah yang bikin bahagia. Walau sekarang bisa vidio call tapi lebih enak datang dan bertemu langsung. Lebih pas . Perayaan lebaran keluarga besarku di Cipanas Cianjur adalah sehari sebelum lebaran beramai-ramai bikin ketupat. Saat bikin ramai-ramai itu pasti banyak keributan, ngoceh sana sini dan guyonan tak ada hentinya. Untungnya ketupatnya gak pernah gagal. Hari pertama lebaran selalu solat Ied di mushola dekat rumah bapak. Ada dua moshola satu untuk perempuan dan satu untuk laki-laki. Yang jadi imamnya di mushola perempuan adalah perempuan yang sudah sepuh. Dari tahun pertama kali aku lebaran di sana sampai dua tahun lalu masih perempaun tua yang sama. Sesudahnya kami selalu sungkeman sama bapak dan ibu dan berpelukan dengan saudara-saudara lainnya. Baru deh menikmati hidangan lebaran yang selalu ditunggu-tunggu. Dua hari setelah lebaran biasanya aku suka bikin permainan buat seru-seruan dengan keluarga. Karena keluarga di Ciamis baru datang di lebaran kedua. Dan biasanya terakhir bagi-bagi angpau. Dulu selagi anak-anak masih kecil kita-kita yang besar yang bagi-bagi duit. Setelah beberapa anak-anak sudah bekerja yang bagi-bagi duit tambah banyak. Asyik kan. Nah, lebaran hari ketiga kita biasanya ngaliwet dan makan di daun pisang di halaman depan yang memang luas. Nah, ini paling sedap dan tak pernah terlupakan. Anak-anak sudaah besar namanya masakan langsung habis.

 



Lebaran tahun lalu dimana awal-awal pandemi dimana kemana-kemana masih takut dan masih bingung dengan masakan lebaran mau apa saja. Akhirnya memutuskan untuk memesan masakan saja di warung depan yang selama pandemi gak pernah tutup.  Ternyata keblinger karena banyak dan segala dibeli dan dipesan, karena belum bisa mengira-ngira. Makanya lebaran kali ini aku memutuskan untuk memasak sendiri dengan catatan paksu mau membantu. Dan menuya juga mau sedikit saja agar tak banyak yang terbuang . Menu yang tentunya aku bisa memasaknya dan hanya untuk ketupatnya saja yang pesan, karena memasak ketupat butuh waktu yang lama. Dan rencananya mau silaturahmi teman-teman suami yang sudah pensiun . Dan tentunya akan memngembirakan. Walau tak punya saudara teman juga bagian dari saudara yang perlu dikunjungi. Dan rasanya sudah tak sabar lagi menuju lebaran. Dan tak lupa vidio call sama anak-anak dan suadara yang lain. Lebaran tiba , lebaran tiba. Oh ya, Lebaran sama Usep juga menyenangkan , hiiiii


 

16 komentar:

  1. dimanapun yang penting enjoy....

    # Handsome suaminya... 😃👍

    BalasHapus
  2. Hihihihi menahan kerinduan sama anak2 ya bun. Sing sabaar ya semoga kelar corona bunda bisa ngumpul sama semua anggota keluarga aamiin.

    BalasHapus
  3. iya sudah disabar-sabarkan mbak nurul

    BalasHapus
  4. Suka banget sama momen makan bareng dengan alas daun pisangnya

    BalasHapus
  5. iya mas rahman, itu memang buatkebersamaan ya

    BalasHapus
  6. I feel you. Aku dah 2x lebaran belum mudik. Karena punya anak under 2y jadi ditunda dulu deh :') semoga lekas bertemu dalam keadaan sehat, lebih baik dan bahagia

    BalasHapus
  7. amin mbak nurrahmah, VC agak lumayan mengobati kangen

    BalasHapus
  8. Iya nih ak juga belum mudik-mudik, terutama ke tempat nenek udah berapa belas tahun gak pulang-pulang.. Karena merantau dan pulangnya hanya kerumah orang tua saja..

    BalasHapus
  9. Meskipun belum bisa mudik, tapi dengan kemajuan teknologi alhamdulillah sedikit bisa kurangi rasa rindu ya mbak. Semoga tahun depan bisa mudik dan semua aman yah, aamiin.

    BalasHapus
  10. wah kalau sama ortu masih bisa nengok bersyukur ya , apalagi jaman pandemi gini mas andrie

    BalasHapus
  11. iya mbak tian, kita sekarang mah bisa Vidio callan

    BalasHapus