Setelah turun dari kereta jurusan Rangkasbitung dari stasiun Rawa Buntu. Karena memang belum tahu seluk beluk kota Rangaksbitung, akhirnya memutuskan naik beca. Dan keliling-keliling naik beca hanya 50 ribu rupiah. Salah satu yang akan dituju adalah Balong Ranca Lentah. Jadi Rangkasbitung adalah ibukota dari kabupaten Lebak. Sejarahnya tak bisa dipisahkan dengan kesultanan Banten. Di kabupaten Lebak ini terdapat suku baduy yang merupakan daya tarik sendiri bagi wisatawan yang ingin melihat kehidupan mereka yang menyatu dengan alam. Keindahan alam kabupaten Lebak banyak yang belum dieksplore banyak .Kalau sudah ditata sebagai kawasan wisata mungkin akan banyak lagi yang datang untuk menikmati indahnya di sana.
Nah, yang akan dikunjungi adalah Balong Ranca Lentah. Ini merupakan tujuan wisata di kota Rangkasbitung. Kota kecil yang belum banyak kendaraan di sana sini. Jadi naik becak tak masalah. Beda kalau naik becak di kota besar dengan banyak kendaraan, bakal sport jantung. Tapi di sini dengan naik becak bisa sambil menikmati kota dan tak perlu takut ditabrak. Balong ini terletak di jalan Rawasari, desa Rangaksbitung, kecamatan Rangkasbitung. Dengan becak ternyata tak butuh lama sampai di sana. Menurut info yang aku dapat di intenet katanya balong ini jadi tempat santai warga setempat. Saat ke sana mungkin karena habis hujan sehingga sepi dan air dari balong terlihat hijau. Entah kotor atau memang warnanya seperti itu. Di bagian depan ada semacam tugu dengan tulisan yang tulisannya sudah hilang sebagian. Dan pedagang di sekeliling balong juga hanya sedikit. Tak ada banyak yang bisa dilihat selain hamparan air hijau dengan pohon yang rindang.
Dulunya balong ini adalah rawa-rawa.di tengah kota Rangkasbitung yang mengerikan.Kemudian oleh pemerintah setempat ditata menjadi lebih indah dengan taman yang ditata di tepi balong. Juga terdapat tempat berjalan kaki dan santai untuk duduk-duduk dan banyak penjual makanan di sana sehingga kalau lapar bsia langsung menikmatinya. Saat udara mendung saat itu dan suasana yang sunyi . daun-daun di pohon terdiam tak tertiup angin. Dan membuat bayang-bayang di air. Dan itu membuat foto pepohonan yang memantul dari air sangat indah. Dan air yang luas dengan pepohonan yang rimbun memang menjadi tempat yang asri untuk emnikmati susana pagi atau sore hari bagi masarakat setempat.
Walau sedikit kecewa dengan balong ini, karena dalam pikiran sudah membayangkan balong yang ditata menjadi wah. Ternyata banyak fasilitas yang sudah mulai rusak juga. Ini harus jadi perhatian pemerintah setempat termasuk masarakat agar bisa menjaga kebersihan dan fasilitas yang ada di sana. Sehingga keindahan dan kebersihannya selalu melekat sepanjang masa. Dan dari sana naik becak lagi menuju statsiun untuk kembali naik kereta menuju rawa buntu. Itu sekelumit jalan-jalan ke kota Rangkasbitung, melihat alun-alun Rangkasbitung, balong Ranca Lentah, Museum Multatuli, Rumah batik. Puas bisa sehari berkeliling kota Rangkasbitung.
lokasinya menarik....indah sepertinya....
BalasHapussweet photos
Wah bagus banget tempatnya, airnya juga tenang, mantap ini so sweet ceritanya naik becak bareng.
BalasHapusromantis banget kayaknya naik becak disini ya mbak hehehe
BalasHapusbetul mas tanza
BalasHapusiya mbak anisa, sayang waktu itu gerimis
BalasHapusiya mbak widayati, satu2nya alat transportasi yg ada di sana
BalasHapussayang banget ya kak kurang terawat, apalagi sampe tulisannya ada yang hilang, padahal kalau bersih dan terawat mungkin bisa dijadikan taman untuk piknik seperti di Korea. bukan bermaksud membanggakan negara lain, tapi sepertinya kita juga perlu berkaca dengan negara lain supaya menjadi contoh dalam pengelolaan wisata dan fasilitas nya
BalasHapusbetul mbak farah.
BalasHapusAsyik banget berkeliling kota naik becak. Kesannya santai juga romantis. Sayang tempat yang dituju malah kurang terawat, semoga ke depan bisa dibenahi ya..
BalasHapusiya mbak sangat menyedihkan kondisinya
BalasHapusUdah lama aku ga naik becak hihihi.... Menyenangkan pasti ya bun, romantis kalau berduaan eh jadi ber3 sama si mamangnya hahaha...😂
BalasHapusiya , habis transportasinya ya adanya beca itu
BalasHapus