Suling bambu adalah salah satu seni budaya dari Jawa barat atau Sunda. Suling bambu ada yang diatonis dan pentatonis. Karena suling adalah seni budaya nusantara aku ingin memperkenalkan kepada anak-anak agar anak-anak mengenal seni budaya nusantara khususnya suling. Dengan demikian bisa bertumbuh kecintaan akan tanah air Indonesia. Sebaiknya seni budaya nusantara sejak dini sudah diperkenalkan di sekolah atau di rumah sehingga anak-anak akan mengenal seni budaya milik bangsa sendiri.
Suling bambu ini merupakan alat musik tiup. Ciri khas suling adalah adanya lubang kecil pada bagian tubuhnya yang berguna untuk mengatur nada yang diinginkan oleh pemainnya. Suara yang dihasilkan berasal dari udara yang ditiup dari ujung suling dan udara itu akan membentur dinding suling yang berguna sebagai resonator yang bisa menghasilkan nada tertentu yang sesuai. Sebetulnya suling itu sudah ada sejak jaman purba. Hal ini dibuktikan dengan adanya temuan suling di jaman purba dengan bahan dari tulang hewan. Suling ini dimainkan untuk mengiringi alat musik lainnya tetapi suling juga bisa digunakan secara solo. Bunyi yang dihasilkan adalah khas agak melengking.
Untuk memainkannya memang gak mudah , seperti alat musik lainnya butuh latihan rutin agar bisa memainkan suling ini.Siapapun bisa melakukannya asal punya kemauan dan keinginan untuk belajar serius. Untuk menghasilkan suatu nada biasanya dengan menutup lubang bisa satu atau tiga tergantung nada yang diinginkan. Sedangkan keras atau lemahnya tergantung meniupnya keras, lemah atau sedang. Makanya anak-anak diperkenalkan dengan alat musik ini agar mereka mengenal salah satu alat musik tradisional khas Sunda.
Pertama-tama anak-anak diajarkan cara memegang suling . Bagaimana jari mereka harus bisa menutup lubang dan membuka lubang agar bisa menghasilkan nada tertentu. Nah, satu kendala , karena aku membeli suling itu mengira lubang meniupnya di ujung suling , ternyata ada di samping. Nah, justru karena di samping anak-anak kesulitan membuat bunyinya. Akhirnya boro-boro menghasilkan nada tapi untuk membuat suara saja banyak yang tidak bisa. Sungguh di luar ekspektasi . Tapi apa boleh buat. Anak=anak berusaha , ada yang bisa ada yang tidak. Bagaimana bisa menghasilkan nada , dalam membuat suara saja belum ada yang mampu. Padahala menurut pengalamanku menggunakan suling itu gak sulit karena waktu itu aku pakai suling yang ditiup di ujung sulingnya. Tetapi anak-anak juga tak putus asa , walau aku melihatnya iba karena mereka berekspektasi bisa memainkan suling , ternyata malah gak bisa.
Tetapi tak mengapa, yang penting anak-anak bisa tahu dan pernah belajar menggunakan suling bambu ini. Paling tidak ada pengalaman yang membuat wawasana anak-anak luas. Dan memperkaya anak-anak dengan salah satu alat musik tradisional nusantara. Dengan demikian mereka bisa mencintai dan mengenal dan mengakui suling sebagai bagian dari bangsa ini. Dan terakhir anak-anak menyanyikan bintang kecil dan diiringi suling oleh kak Adhi sebagai pengajar sulingnya. Semoga dengan pembeljaarn seni suling ini membuat anak-anak bisa mencintai budaya sendiri dan juga melestarikan jangan sampai tergerus dengan jaman sehingga kelak orang tak mengenal seni tradisional nusantara.
kelihatan anak anak asiik dengan seruling bambunya...
BalasHapusmantul.... 👍👍👍
makasih mas tanza
BalasHapusiya mas riza
BalasHapusSalut sama anak2 dan bunda yang melestarikan permainan musik suling bambu :D Mereka sangat senang ya ini kan kegiatan yang belum tentu dilakukan di mana2. Keren!
BalasHapusmakasih mbak nurul, biar wawasan semakin luas tentang seni budaya nusantara
BalasHapusSaya juga tidak bisa memainkan suling, Mbak. Kayaknya mudah
BalasHapussegala sesuatu kadang terlihat mudah setelah dicoba sulit , begitu ya mbak nur
BalasHapusDulu pas sekolah ada pelajaran bermain seruling.. alunannya merdu. Suling bambu khas Jawa Barat apalagi, merdu dan mudah didapat:)
BalasHapusbetul mbak erlina apalagi kalau dibunyikan di sawah di saungnya
BalasHapus