Minggu, 26 April 2015

#Berani Lebih Menyiapkan Kematian





 Setiap orang yang hidup akan mengalami kematian. Manusia tak dapat menolak kematian. Itu hak preogatif Allah dan tak ada satupun tahu kapan Allah akan memanggil kita. Karena itu sebagai orang muslim saat kita melihat atau mendengar orang yang meninggal harus menyebutkan inna lillahi wa inna ilaihi roojiun yang artinya semua adalah milik Allah dan akan kembali kepadaNya. Dan ada ada satu pesan nabi Muhmammad SAW yang mengingatkan agar kita sebagai manusia agar mempersiapkan kematian seperti apa yang disebutkan oleh Abdullah ibn Umar r.a berkata : “Aku menemui Nabi SAW bersama sembilan orang sahabat. Dan salah satu sahabat dari Anshar bertanya.”Siapakah yang paling cerdas dan paling mulia, wahai Rasulullah? Beliau menjawab:”Yang paling mulia adalah yang banyak mengingat kematian dan paling keras dalam mempersiapkan diri menghadapinya. Merekalah orang yang paling cerdas”.( HR Ibnu Majah)

Sungguh dari hadits di atas jelas setiap manusia harus mempersiapkan kematiannya, karena datangnya kematian tak bisa kita prediksi. Ternyata banyak dari kita masih saja bersukacita dengan kehidupan duniawi dan melupakan bahwa kelak kita akan meninggalkan dunia ini. Bahkan banyak dari kita takut menghadapi kematian. Beberapa waktu lalu saya dikejutkan dengan kematian tetangga. Kebetulan saya tinggal di perumahan yang kebanyakan warganya bukan asli dari Cirebon. Saya melihat tetanggaku begitu kerepotan saat mengurus jenasahnya, mulai dari memandikan dan tetek bengeknya sampai penguburannya. Untuk minta bantuan tetanggapun sulit karena kebanyakan tetangga juga banyak yang mempunyai pekerjaan di kantor yang tak mungkin ditinggalkan.  Kalaupun datang , ya sekedar mengucapkan belasungakawa dan kembali pulang. Melihat kerepotan tetanggaku, aku terpikirkan juga akan kerepotan saya kalau ada salah satu dari saya dan suami yang meninggal. Saya di Cirebon tak memiliki saudara satupun yang kelak bisa membantu saya kalau ada salah satu dari kami meninggal.

Dari kerepotan tetangga saat mengurus jenasah keluarganya, saya mendapat info kalau di Cierbon terdapat Yayasan Muslimin. Yayasan Muslimin ini membantu para anggotanya yang saat meninggal. Mulai dari memandikan jenasah sampai mencarikan tanah untuk mengubur,ambulans semua sudah diurus oleh yayasan tersebut, sehingga kita tak perlu repot lagi mengurusnya. Setiap bulannya diwajibakan untuk iuran, bisa dibayar perbulan atau pertahun. Akhirnya saya tertarik ikut menjadi anggota di Yayasan Muslimin agar kelak kalau saya meninggal semua sudah bisa diurus oleh yayasan.
Tentunya persiapan untuk kematian bukan hanya menyiapkan soal pengurusan jenasah dan penguburan tapi hati kita juga perlu dipersiapkan .  Saya harus melakukan beberapa hal seperti meningkatkan kekuatan iman dan takwa pada Allah, kemampuan menjaga jarak dari godaan dan kesenangan duniawi, menjadikan aset yang saya miliki untuk modal  kemuliaan di akhirat dan semangat dalam mengarungi kehidupan baik fisik, intelektual dan spiritual. Dan saya harus berani lebih dari orang lain untuk mempersiapkan kematian baik dengan amalan-amalan dan ketakwaan pada Allah juga dengan mempersiapkan untuk pengurusan jenasah dengan bergabung dengan Yayasan Muslimin. Kesadaran yang keluar dari hati , untuk lebih baik lagi mepersiapkan kematian. Jadi mengapa takut??? Saya sudah menyiapkan segala sesuatu untuk kematian kelak. Itu artinya saya berani lebih menyiapkan kematian saya.

FB: Hastira Soekardi
Twitter “@hastiraS


29 komentar:

  1. saya baru tahu mba, ada yayasan yg bisa mengurusi kematian. Memang y mba, selagi kita hidup, kita harus menyiapkan bekal kematian kita

    BalasHapus
  2. iya mbak, ada kok. saya juga diberitahu oleh teman dan langsung mendaftarkan diri. Melihat pengalaman tetangga ,saya perlu menyiapkan pengurusan jenasah pada lembaga yang mengerti sehingga tak perlu repot lagi. Semua sudah diurus

    BalasHapus
  3. Kalau di kota mungkin keadaannya seperti itu ya Mama Tira. Alhamdulillah saya masih tinggal di kampung. Persaudaraan dan gotong royong dgn tetangga masih terjaga dgn baik, termasuk ketika salah satu anggota lingkungan ada yg meninggal.

    Tapi, apapun itu, semoga kita meninggal dgn khusnul khotimah, aamiin.

    BalasHapus
  4. nah itu dia mbak Vhoy, akrena aku tinggal di kota dan jauh dari saudara, maka aku bergabung dg yayasan itu, paling tidak ada yang mengurusi semuanya

    BalasHapus
  5. Di kampung saya ada yang namanya Rukun Kematian. Masing2 RT punya. Kalau ada yang meninggal, biasanya warga membayar sejumlah iuran.
    Semoga kita semua siap untuk mati...

    BalasHapus
  6. cierbon? cirebon x
    ya berani lbh mempersiapkan mati
    salam knal
    @guru5seni8
    pnulis di www.kartunet.or.id dan.http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com

    BalasHapus
  7. emang harus ada yayasan sprt itu mak, jadi lebih mudah dan terbantukan

    BalasHapus
  8. Kakaakin, wah itu bagus sekali, harusnya dicontoh ya

    BalasHapus
  9. betul mak Aida, sangat terbantukan

    BalasHapus
  10. Semoga saja apabila kelak kita KEMBALI semoga dalam keadaan IMAN DAN ISLAM...amiin.

    BalasHapus
  11. betul banget mak, ini rumah masa depan kita harus disiapkan betul2. kalo saya jadi terpikir ingin belajar memandikan jenazah belum kesampaian. agar bisa emmandikan jenazah orang2 yg saya sayang kelak

    BalasHapus
  12. iya mak Kania, kiat harus mempersiapkan sejak dini. Bukan hanya rumah tinggal saat masih hidup saja

    BalasHapus
  13. trimakasih sdh mengingatkan mak

    BalasHapus
  14. Baru tahu kalo ada yayasan yang mengurus persiapan kematian, mak. Selama ini kalo di desa selalu bareng2 ngurusnya. Misal ada tetangga yang ga mampu mengurus pun dibantu sama uang dari kas RT juga.

    BalasHapus
  15. Betul, betul, betul mak... mempersiapkan kehidupan yang abadi yaa..

    BalasHapus
  16. setuju mbak, kita harus #BeraniLebih untuk mengadapi kematian

    BalasHapus
  17. iya mak Ila,saya juag baru tahu langsung tertarik untuk ikutan.

    BalasHapus
  18. iya mak Leyla. kita harus siap mental, fisik, rohani kita

    BalasHapus
  19. Banyak manusia lalai dan lupa terhadap hal ini ya, Mbak.. :(

    BalasHapus
  20. iya mbak Beby, makanay kita harus selalu mempersiapkan diri kita agar saat dipanggil kita benar-benar sduah berprilaku baik

    BalasHapus
  21. Pada dasarnya, hidup mengumpulkan bekal untuk mati ya mbaaa

    BalasHapus
  22. betul mbak Nurul, bekal iman dan takwa

    BalasHapus