Minggu, 21 Juni 2015

Jalan-jalan Ke Padang- Istana Baso Pagaruyung





Masih jalan-jalan di Padang. Setelah mengunjungi kota Bukittinggi , kota Batusangkarlah yang akan dikunjungi karena di sini terdapat istana yang terkenal .Istana ini terletak di kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, Kota Batusangkar Sumatera Barat. Sebenarnya istana ini merupakan replika dari istana Baso yang aslinya terletak di atas Batu Patah yang hancur akibat kerusuhan yang terjadi tahun 1804. Istana Baso Pagaruyung ini merupakan tempat tinggal keluarga kerajaan Minangkabau yang menjadi pusat kerajaan Minangkabau pada masanya.  Mempunyai peran yang penting baik sebagai tempat tinggal keluarga kerajaan juga sebagai tempat pemerintahan kerajaan Minangkabau. Waktu itu dipimpin oleh Rajo Alam atau Raja Diraja Kerajaan Minangkabau. Dulu dikenal dengan Tali Tigo Sapilin dan pemerintahannya dikenal dengan Tungku Tigo Sajarangan. Istana Baso itu sendiri artinya  istana besar/agung. Istana ini sudah beberapa kali mengalami pembetulan. Istana pertama di puncak Bukit Batu Patah (bukit yang ada di belakang istana sekarang) dan pindah ke Ranah Tanjung Bungo Pagaruyung dan terakhir di Gudam. Istana Baso Pagaruyung dibangun kembali tahun 1976 unuk melestarikan seni , adat istiadat dan sejarah Minangkabau.



Pertama tiba , sudah disambut dengan udara yang cukup sejuk dan nyaman. Dari kejauhan sudah tampak megah berdiri istana dengan model rumah gadang yang besar. Dengan dua bangunan kecil yang berada di sisi kiri dan kanan istana. Aku melihatnya dengan perasaan kagum . Indah sekali. Saat mau masuk, sepatu harus dilepaskan dan di depan pintu masuk yang sudah disediakan tempat plastik untuk menaruh sepatu-sepatu.  Saat masuk disambut oleh beberapa guide yang akan memandu wisatawan. Istano Baso Pagaruyung ini terdiri dari dau unsur yaiutu unsur utama dan unsur penunjang.

Untuk unsur utamanya  terdiri dari
Batu Tapakan.
Ini berada di bawah jenjang dan berguna untuk mencuci kaki sebelum naik ke atas rumah. Juga terdapat guci yaitu tempat air dan ada gayung airnya (cibuak)

Singgasana (pelaminan Bundo Kanduang)
Singgasana ini dilingkari dengan tirai yang terjuntai di sisi kiri dan kanan dan depan. Biasanya Bundo Kanduang akan duduk-duduk di sini untuk melihat siapa yang sudah atau belum datang apabila ada rapat atau hendak mengatur rumah



.
Bilik (kamar)
Bilik-bilik ini ditempati oleh putri raja yang sudah menikah. Bilik pertama yang terdapat paling kanan dihuni oleh putri raja yang sudah menikah dan seterusnya dihuni oleh adik-adiknya. Istana ini memiliki 9 ruang , ada ruang yang disebut dengan Selasar yang digunakan untuk menuju jalan ke dapur. Bilik pertama ini dimulai dari sebelah kanan waktu masuk ke dalam istana. Di kanan inilah merupakan pangkal rumah dan bilik terakhir ada di sisi sebelah kiri yang dikenal dengan Ujung Rumah



Anjuang Rajo Babandiang
Terletak di bagian kanan atau pangkal rumah dan mempunyai tiga tingkatan (lagam) yang pertama untuk tempat sidang, yang kedua untuk tempat beristirahat dan yang ke tiga untuk tempat tidur.



Anjuang Perak
Terletak di sebelah kiri atau tempat ujung istana tempat Bundo Kanduang mengadakan rapat untuk wanita pada tingkat pertama, tingkat kedua dan ketiga untuk beristirahat dan tidur.

Bandua Tengah
Berada di bilik/kamar. Merupakan bagian yang ditinggikan dari lantai sebagai tempat keluarga/kerabat dari pihak putri yang mendiami bilik.



Banua Tapi .
Ada di depan Bandua Tengah sebagai tempat cerdik pandai atau alim ulama rapat. Posisi duduk ninik mamak, cerdik pandai dan alim ulama membelakangi bilik

Tango
Ini sebutan dari umbul-umbul yang bermacam-macam warna. Ini berguna untuk tanda mata pelengkap atau cendera mata Raja kepada tamunya. Setiap warna ditujukan kepada siapa diberikan cindera matanya. Misal, untuk alim ulama akan memberikan yang berwarna putih, kuning emas untuk laskar, hitam untuk ninik mamak,ungu untuk pejabat/skretraris/pegawai.
Dan Peti bunian digunakan sebagai tempat senjata atau atribut tamu.

Anjuang Paranginan
Terletak di lantai dua. Ke sana menaiki tangga yang terbuat dari kayu . Tempat ini digunakan untuk putri raja yang belum menikah dan perlengkapannya.



Mahligai.
Ada di lantai ketiga sebagai tempat penyimpanan alat-alat kebesaran raja seperti mahkota raja yang akan dikeluarkan bila ada acara tertentu dari tempatnya (aluang bunian) Saat berada di lantai dua dan tiga  dan menghadap jendela yang terbuka akan terlihat pemandangan yang asri dengan pepohonan yang rindang dan dikejauhan terlihat bukit-bukit yang berjejer.



Tanjuang Mamutuih.
Terdapat pohon beringin yang dilingkari bebatuan yang rapi sebagai tempat bermain anak raja.

Pincuran Tujuh
Ada di belakang dapur yang digunakan untuk tempat pemandian keluarga raja. Memiliki tujuh pancuran yang terbuat dari batang sampir dan dilengkapi dengan jamban tradisional.

Unsur penunjang meliputi
Dapur.
Dapur punya dua ruangan. Ruang yang terletak di sebelah kanan untuk memasak. Tungkunya unik sekali. Banyak terdapat alat-alat dapur tradisional . Sebelah kiri sebagai tempat para dayang yang jumlahnya dua belas orang tapi pada siang hari digunakan untuk menyimpan makanan yang akan dimakan keluarga raja. Di atas bagian dapur terdapat sekat-sekat yang digunakan untuk menyimpan makanan.





Surau
Ada di belakang istana sebagai tempat solat, belajar mengaji dan tempat tidur putra raja yang telah akil baliq atau sudah berumur 7 tahun. Di surau ini anak lelaki dididik dengan aturan undang-undang adat, hukum syarak, sejarah, seni budaya dan beladiri.



Rangkiang Patah Sembilan.
Ada di halaman istana sebagai tempat penyimpanan padi dan sebagai simbol kemakmuran dan keluarga alam Minangkabau.


Tabuah Larangan
Tabuah Gaga Di Bumi yang dibunyikan bila ada peristiwa besar seperti bencana alam,kebakaran , tanah longsor dan Tabuah Mambang Diawan yang dibunyikan untuk memanggil Basa Nan Ampek Balai( Dewan empat menteri) yaitu Tuan Titah di Sungat Tarab, Tuan Kadi di Padang Ganting,Tuan Indomo di Saruaso, tuan Mankudun di Sumanik. Tuan Gadang di Batipuh serta Tigo selo (raja alam, raja adat, raja ibadat) untuk mengadakan rapat.

Taman Istano Basa
Istana dikelilingi oleh taman yang asri  dengan pemandangan yang indah.



Tak terasa mengelilingi istana Baso Pagaruynug begitu mengasikan dan cerita dari guide yang memandu begitu gamblang. Jadi setiap jengkal melangkahkan kaki setiap cerita membuat terpaku. Riwayat dan tempat-tempat di istana yang mengesankan. Hari sudah sore padahal tadinya ingin sekali berfoto dengan baju adat tapi berhubung hari sudah sore , takut kemalaman sampai Padang dan belum membeli oleh-oleh pulang akhirnya segera pulang. Suasana sore menjelang magrib begitu indah Istana Baso Pagaruyung.

27 komentar:

  1. Ceritanya seakan membawa pembaca berada di tempat kejadian. Sungguh cerita yang menarik dan begitu lengkap, seakan tidak ada yang terlupakan satupun,

    Mantap....

    BalasHapus
  2. wah..jadi pengen main kesana mbak...makasih fotot-fotonya bagus.. ;) Padang memang eksotik.

    BalasHapus
  3. Waaa....baca ini saja, serasa dah sampe padang mbak...skrng tempat ini msh ditinggali atau murni sebagai oby wisata sj mbak? Soalnya klo di jogja kraton ttp masih ditinggali sultan..tapi bbrp bagian untuk oby wisata

    BalasHapus
  4. Sekali-kalinya ke Padang cuma jalan-jalan di kotanya, belum sempat ke tempat-tempat eksotik yang diceritakan Mbak di atas, semoga bisa balik lagi ke Padang.

    BalasHapus
  5. makasih mas Timu, begitu megah istananya. Dan itu dibangun bersama antara pemerintah dan swadaya masarakat dan biayanya milyaran

    BalasHapus
  6. iya mbak Eka, alam Sumatera Barat memang eksotis, aku terkagum2 melihatnya

    BalasHapus
  7. bunda raka , hanay sebagai objek saja, keturunannya mempunyai rumah sendiri. Ini dibangun dari swadaya masarakat bersama pemerintah setelah istana yang dulu terbakar karena kena petir

    BalasHapus
  8. iya mbak Helda, ngaari sihanok yang eksotis ,kota bukitinggi yang asri, lembah anai yang indah

    BalasHapus
  9. Mbak, nyobain nasi padang asli dari sana gak? Apakah rasanya juga sama seperti nasi padang di kota-kota tertentu??



    *komen gak penting hihihiih

    BalasHapus
  10. saya belum pernah ke Padang Mba, cuma kadang sering baca2 artikel atau postingan tentang daerah tempat wisata. Sekarang dapat Informasi lagi tentang Istana Baso Pagaruyung yg merupakan tempat tinggal keluarga kerajaan Minangkabau yang menjadi pusat kerajaan Minangkabau pada masanya. terima kasih mba :)

    BalasHapus
  11. cewek alpukat, di sana malah gak ada warung makan nasi padang , yang ada resto/warung ampera. Cuma di luar Padang saja ada nasi padang




    BalasHapus
  12. sam-sama mas Eka, di Sumatera Barat alamnya dan budayanay itu menagsikan , sayang aku di sana hanya sebentar, jadi tidak semua bisa dikunjungi

    BalasHapus
  13. Sungguh indah budaya di Sumatera. Saya esok ingin sekali ke sana. Itu semua biayanya berapa semua mbak?

    BalasHapus
  14. Mewahnya dan keren banget istananya ^^b

    BalasHapus
  15. betul mbak Evi, megah dan aku begitu kagum dan ternganga melihat kemegahannya

    BalasHapus
  16. Istananya indah dan megah, pemandangan di Taman Istano Basa juga asri...berasa ada di zaman kerajaan.. Kagum liatnya..

    Salam kenal mbak :)

    BalasHapus
  17. iya mbak Hana, memang megah sekali . Dari tingkat dua akan terlihat bukit-bukit nan hijau

    BalasHapus
  18. Itu halamannya dari batu yg disusun ya Mamah Tira? Rapi gitu ya, indah.

    BalasHapus
  19. iya mbak Vhoy, begitu adanya...keren ya, yang lebih keren masarakatnya mau berswadaya membantu pembangunan istana ini untuk menggantikan yang lama yang terbakar dan biayanya hampir milyaran

    BalasHapus
  20. Baca ini terasa ke Padang beneran .... ^^/

    Udah follow, Mak. Follback, ya? :)

    BalasHapus
  21. makasih mak Liswanti, memang Pdanag keren banget budaya dan alamnya

    BalasHapus
  22. mak Anisa , sudah aku follow ya. Padang , memang keren dan aku ingin banget ke sana lagi.

    BalasHapus
  23. Wow...kereeennn.. slh satu kekayaan negeri ini...

    BalasHapus
  24. iya mbak Inda begitu megah sekali dan warna-warni yang ada di dalamnya membuat istana ini tambah keren

    BalasHapus