Sudah
kita ketahui negara kita sudah mengalami penjajahan bertahun-tahun. Negara yang
tak merdeka adalah negara yang selalu di bawah tekanan dari negara lain. Hampir
semua kekayaan alam kita masuk pundi-pundi bangsa lain. Dan saat kini kemerdekaan
sudah ada dalam genggaman tangan kita, kita patut bersyukur. Para pejuang baik
yang terkenal, baik yang tanpa nama atau tak dikenal mereka semua berjuang
untuk negara Indonesia tercinta. Sampai kemerdekaan bisa tercapai. Di jalan
Pegangsaan Timur no 56 , di sinilah dua proklamator kita meresmikan kemerdekaan
bangsa Indonesia. Selain itu bendera kita berkibar pertama kali . Begitu megah
. Merah putih menggantikan bendera Belanda dan Jepang. Dan kini rakyat Indonesialah
yang harus mengisi kemerdekaan dengan caranya masing-masing. Dengan ketulusan
sehingga akan mengantarkan negara kita menjadi negara yang makmur.
Di
Yayasan Al Kahfi Cirebon juga ingin turut serta memeriahkan perayaan ulang tahun
kemerdekaan Indoneisa dengan caranya sendiri.
Kebetulan suasana kemerdekaan itu identik dengan merah putih sesuai
dengan warna bendera kita. Merah artinya berani dan Putih artinya suci. Warna
merah putih ini diambil dari warna panji atau pataka dari kerajaan Majapahit.
Merah melambangkan raga dan putih melambangkan jiwa mansuia. Tentunya keduanya
harus saling melengkapi untuk tujuan bangsa ini. Memang sejak dulu warna merah
dan putih ini sudah menyatu bagi rakyat Indonesia, mengapa???? Merah identik
dengan gula Jawa dan putih identik dengan nasi. Dimana gula merah dan nasi
adalah bahan utama dari masakan Indonesia. Dan di pulau Jawa warna merah dan
putih digunakan untuk upacara selamatan kandungan bayi sesudah berumur 4 bulan
dalam kandungan . Selamatan berupa bubur yang sebagian diwarnai merah. Karena
orang Jawa percaya kalau kehamilan dimulai dari bersatunya unsur merah sebagai
lambang ibu dan unsur putih sebagai lambang ayah.
Begitulah
mengapa akhirnya bendera kita berwarna merah putih. Ternyata warna merah putih
itu sudah melekat di hati bangsa Indonesia sejak jaman dulu. Begitu pula bocah
cilik (bocil) hendak menghiasi rumah belajarnya dengan suasana merah putih. Tentun
alasannya berkaitan dengan warna bendera yang sudah mengakar di hati bangsa
Indonesia. Kebetulan aku hadir di sana dan membimbing mereka untuk membuat
hisan dengan aksen merah puih agar ruang belajar menjadi semarak dengan warna
merah dan putih. Semua bahan dari kertas minyak berwarana merah dan putih.
Untuk anak-anak yang kecil, membuat rantai dengan warna selang seling merah
putih. Dan ada anak-anak yang mengisi papan mading . Diisi dengan tulisan
Dirgahayu Indonesia dengan warna merah dan putih dari kertas jeruk. Ada foto
dua proklamator Indonesia ditempel di papan mading. Tepi mading dihias dengan
hiasan merah dan putih secara berseling. Sedang anak-anak yang lebih besar
membuat hiasan melingkar dengan warna merah putih juga. Caranya dengan memotong
kertas dengan bentuk persegi. Kemudain dilipat bolak –balik seperti membuat
kipas. Dan warna merah dan putih kemudian di lem di bagian tengahnya.
Setelah
selesai kemudian hiasan-hiasan itu mulai ditempel atau digantung di sekitar
rumah belajar dan di dinding . Akhirnya rumah belajar tampil dengan suasaan
merah putih yang meriah. Berfoto bersama dengan tampilan warna merah putih
begitu mengesankan. Mudah-mudahan bocil merasakan suasana merah putih di sana
membuat mereka berpikir terus untuk terus belajar dan mengisi kemerdekaan ini dengan
hal yang positf. Biar kelak mereka jadi anak-anak yang bisa mengisi kemerdekaan
dengan cara yang benar dan bisa menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.
Merdeka. Merah putih di dadaku...
BalasHapusiya mas, mudah-mudahan merah putih masih di dada anak-anak
BalasHapusSubhanallah, cara yang indah mengisi kemerdekaan. Insya Allah membekas di hati mereka...
BalasHapusKeren banget mak. Semangat anak-anak
BalasHapusSeru ya Mbak �� Saya merindukan masa-masa heboh menyambut peringatan Kemerdekaan RI. Ntah mungkin karena sudah tidak sekolah he he, rasanya yang seru cuma pas SD, SMP, SMA. Terutama ya saat anak-anak.
BalasHapuswah kreatif sekali anak2 asuhannya mba... jd inget jaman sekolah dulu kita jg slalu semangat tiap kali disuruh menghias sekolah pas 17an ;)
BalasHapusiya mbak Yuni, semoga membekas di hati bocil
BalasHapusiya mak Liswanti, paling suka bikin mereka gembira
BalasHapusiya mak Heni, heboh juga pengalaman dulu masih sekolah tapi selalu berkesan
BalasHapusiya mbak Fanni. aku mengajarkan mereka untuk kreatif
BalasHapussemangat merah putih ^^
BalasHapusmerah putih memang mesti dikibarkan dalam dada sejak dini :)
BalasHapusyup mba Titis, merah putih di dada bocil
BalasHapusiya mbak Evi, harus ditanamkan sejak dini agar merah putih tetap terpatri di dadanya
BalasHapusMenginspirasi.. positif banget kegiatannya.. semoga semangat merah putihnya awet dan diperbaharui lagi di 17 Agustus tahun depan ;)
BalasHapusyup mbak Irly
BalasHapusMbak... baru tau aku...gula jawa dan nasi....jadi bendera merah putih...hehhehe
BalasHapusAnak2 itu walau hiasannya sederhana pasti seneng y mak. Wkt agustusan anaku ikut sepeda hias. Hiasannya sih biasa aja soalny saya ga pinter tp anaku senengnya luar biasa
BalasHapusiya mbak Nani, ternyata warna merah putih itu sudah ada sejak dulu dari adat istiadat bangsa kita
BalasHapusiya mak Kania, yang penting bagi mereka itu kegembiraan , gak peduli hasilnya sederhana
BalasHapusKalo sedari kecil sudah dikenalkan dengan sejarah, anak2 pasti cinta tanah airnya. Merdeka mbak
BalasHapusyup mbak Prima
BalasHapus