Jumat, 17 April 2020

Belajar Sambil Wisata Mampir Saja Ke Kampung Coklat



Ternyata di Biltar ada tempat wisata dan bisa sekalian mengedukasi banyak orang yang bagus. Namanya kampung coklat. Kampung coklat ini berada di jalan Banteng Blorok 18 Desa Plosorejo, Kademangan Blitar. Jadi dulunya sesepuh kampung coklat yang bernama pak Kholid Mustofa mengalami kebangkrutan usaha ternaknya karena diserang dengan virus flu burung di tahun 2004. Pak Khloid lalu berpikir gimana dia bisa berpenghasilan lagi, Kebetulan pak Kholid memiliki kebun dengan luas 750 meter yang sudah ditanami kakao sejak tahun 2000. Waktu itu tanaman kakao ini memang tidak sungguh-sungguh dikelola dengan baik. Tapi kalau dijual ternyata bisa menghasilkan Rp 9000/kg. Wah tak dipelihara saja ada harganya bagaimana kalau dipelihara dengan baik. Nah, kala itu pak Kholid langusng belajar tentang kakao di PTPN XII Blitar dan di Puslit Jember. Setelah belajar pak Kholid mulai menekuni tanaman kakao ini. Bersama teman-temannya dia mendirikan Gapoktan Guyub Sentosa. Gapoktan ini memasarkan biji kakao ke pasar baik regional maupun internasional. Kemudian tahun 2013 gapoktan ini mulai melakukan olahan coklat menjadi banyak produk. Hasil produknya diberi nama merk Gu Sant , coklat original .Akhirnya didirikanlah kampung coklat ini menjadi wisata edukasi . Orang-orang bisa wisata , bisa juga belajar banyak di sana.




Jadi saat masuk ke area ini akan tercium aroma semerbak bau coklat yang bikin menenangkan. Punya efek rileks. Untuk masuk kawasan ini kita perlu membayar tiket masuk. Akan terlihat kebun coklat yang ditata begitu rapih sebelah kiri dan kanan. Juga terdapat kios-kios yang menjual hasil olahan dari coklat . Mulai dari makanan sampai minuman. Selain itu juga terdapat panggung hiburan. Tempat refleksi ikan. Bisa menikmati kebun coklat sambil duduk –duduk di tempat yang ada dengan makan atau minum olahan coklat. Ini bakal menyenangkan, karena kita tahu manfaat dari coklat. Salah satunya akan memberikan ketenangan di tubuh kita, punya efek relaksasi. Tempatnya yang nyaman sangat bikin betah berlama-lama di sana. Bisa membeli juga coklat dan hasil oalahannya yang bisa digunakan untuk oleh-oleh. Kalau belum membeli oleh-oleh dari Blitar bisa juga di sini membelinya.


 
Selain bisa menikmati suasana yang nyaman, kita juga bisa banyak belajar di sini. Semua tentang seluk beluk coklat.Mulai dari penyiapan bibit, penanaman, pemeliharaan tanaman. Bagaimana panennya dan cara pengolahan coklat yang benar. Kampung coklat ini terus mengembangkan diri . Kampung coklat ini mengekspresikan spirit perekonomian Indonesia.Semakin banyak fasilitas di sana sesuai dengan perkembangannya. Dan masarakat bisa menikmati sebagai sarana wisata dan edukasi yang menyenangkan. Jadi taka da salahnya untuk mengunjungi tempat ini saat kita mampir ke kota Blitar. Karena banyak alasan yang kuat untuk mampir ke kampung coklat ini. Pastinya akan menyenangkan . Senang dan ilmu akan bertambah. Selain itu perut kenyang dengan olahan coklat yang nikmat.



28 komentar:

  1. Kampung Coklat jadi tempat wisata cocok banget karena banyak sekali orang yang menyukai coklat. Baru dengar namanya saja orang sudah excited :)

    BalasHapus
  2. betul, banyak petani2 dari daerah lain yg belajar di sini untuk diterapkan di daerahnya mbak Niar

    BalasHapus
  3. Kebayang wangi aroma cokelatnya sampai sinii ...
    Keren idenya,perkebunan kopi disulap jadi kampung wisata.
    Minum kopi langsung ditengah kebunnya pasti kerasa lebih sedeep

    BalasHapus
  4. Aku pernah ke Blitar beberapa tahun lalu karena berkunjung hajatan sodara. Ga tau sih kalau ada wisata cokelat di Bloitar. Senangnya ya bisa melihat tanaman kokoa dll sekalian menikmati cokelatnya di sana.

    BalasHapus
  5. iya ams himawan, coklat kan bisa menenangkan

    BalasHapus
  6. Wuaaahhh saya udah pernah nih mampir di Kampung Coklat. Berlimpah kudapan dengan variasi coklat..sukaaaa

    BalasHapus
  7. kayanya kalau ke sini bakal laper nih. wangi cokelat everywhere. hehe

    BalasHapus
  8. Cocok nih ngajak anak2 biar mereka bisa belajar ttg tanaman khususna coklat. Gak cuman tau hasil akhirnya berupa snack coklat dan lainnya

    BalasHapus
  9. suka sama coklatnya ya mbak siti

    BalasHapus
  10. betul mbak hani, bau coklatnya bikin laper

    BalasHapus
  11. Bisa dibilang kemalangan membawa berkah baru buat Pak Kholid ya. Usaha ternak habis masih bisa beralih ke usaha cokelat. Jadi yang punya usaha kena dampak covid jangan putus asa :)

    BalasHapus
  12. Bismillah pandemi segera berakhir supaya bisa jalan-jalan sekeluarga ke Kampung Cokelat. Amin..

    BalasHapus
  13. wah untung akhirnya kepikiran ide untuk belajar ke ptpn ya sehingga akhirnya muncul ide2 kreatif,, sayang bgt kalau terus-terusan ngga dikelola maksimal..

    -Traveler Paruh Waktu

    BalasHapus
  14. Kampung Cokelat, dari namanya saja sudah bikin ngiler, apalagi lokasinya yang cantik begitu. Sudah pasti seneng banget kalau liburan di situ karena bisa belajar, bisa bermain juga.

    Semoga pandemi segera berakhir, biar kita bisa menikmati traveling dengan aman dan damai.

    BalasHapus
  15. betul mbak eri,a da tempat duduk yg nyaman bisa sambil minum2 dan aroma coklatnya itu loh

    BalasHapus
  16. Baru tahu kalau di Blitar ada kampung Coklat, jadi ngebayangin pas masuk sini aroma wangi coklat pasti enak banget. Hot chocolate, minuman favoritnya aku. Aku enggak suka kopi tapi kalau hot chocolate suka banget

    BalasHapus
  17. nah itu mbak lia, aromanya bikin nagih

    BalasHapus
  18. Aku da lama pengen kesini..
    Cuma kok belum sempat aja,,
    Habis pandemi ini berakhir, mau jakan-jalan kesana ah

    BalasHapus
  19. semoga pandaemi berakhir ya dee, jadi bisa jalan2 lagi

    BalasHapus
  20. sudah menandai lokasi ini kalau ke blitar pengen mampir kesini sekaligus ke candi penatarannya. semoga pandeminya segera berakhir

    BalasHapus
  21. Wah serunya, bisa jadi list traveling seusai pandemi nih

    BalasHapus
  22. Yang kutahu, salah satu manfaat mengonsumsi cokelat adalah membuat nyaman dan tenang hati seseorang 😊

    BalasHapus
  23. betul bikin kita rileks mbak nurul

    BalasHapus