Gambar dari sini
Bertengkar adalah hal yang biasa dalam kehidupan kita.
Bahkan anak-anak sekalipun sering terlibat dengan pertengkaran. Sangat manusiawi,
karena perbedaan pendapat, karena ada salah satu yang jahat atau masih banyak
hal lainnya yang bisa sebabkan kita bertengkar. Bagaimana kalau anak kita
bertengkar dengan temannya. Apa yang harus kita lakukan. Apalagi kalau lihat
anak kita menangis , atau jadi sedih atau malah berkelahi dengan temannya. Apa
yang kita lakukan sebagai orang tua. Dulu saat anak-anak masih kecil, saat
mereka bertengkar dengan temannya. Aku selalu menanyakan kronologis dari sisi
anakku. Dan aku selalu membiasakan anak-anak untuk berkata jujur. Kenapa? Agar
jangan sampai kita punya informasi yang salah. Kalau informasi salah tentu kita
akan menyalahkan temannya saja . Saat tahu permasalahannya, aku selalu melihat
apakah posisi anakku salah atau benar. Kalau salah aku selalu menyuruh mereka
minat maaf. Tapi pernah temannya tak mau memberi maaf, tapi aku selalu
mengatakan tak mengapa yang penting kamu sudah meminta maaaf. Kalau pihak
temannya salah, aku selalu menyuruh anak-anak menyelesaikan sendiri tanpa aku
turut campur tangan. Biasanya aku memberikan banyak solusi yang bisa diambil
mereka. Tapi kalau berbau fisik, aku
selalu bilang anakku harus menghindar dari teman seperti itu. Kalau tak bisa
lagi menghindar aku akan datang ke gurunya untuk melaporkan temannya itu. Jadi
aku selalu melatih mereka menyelesaikan konflik dengan temannya sejak kecil,lagi
kecil dengan banyak memberikan solusi, setelah remaja, aku biarkan berpikir sendiri
kalau sudah mentok, aku membantu memberikan solusi. Nah, ini perlu keterbukaan
anak dan orang tua. Jangan sampai anak bertengkar dengan temannya , tak mau
cerita. Kalau hanya pertengkaran kecil mungkin tak apa , kalau pertengkaarn
hebat tentaunya perlu penanganan yang benar.
Menurutku yang perlu dilakukan orang tua kalau anaknya
bertengkar dengan temannya adalah
Biarkan anak menyelesaiakn msalahnya sendiri.
Ini bukan berarti kita lepas tangan sebagai orangtua, tapi
kita melatih anak agar mampu menyelesaikan masalah saat ada konflik dengan
temannnya. Jadi saat anak bertengkar sebetulnya anak itu sedang belajar
menghadapai kecerdasan sosial. Bagaimana anak belajar mengatasi masalah,
bagaimana dia harus bisa menurunkan
egonya atau harus mengalah.. sebaiknya orangtua tak perlu turut campur selama
itu tak membahayakan anak kita. Dan mengajarkan anak juga meminta maaf kalau di
salah. Juga memberitahu kalau dia disakiti secara fisik atau jiwa untuk
melaporkan pada orangtuanya. Karena jangan sampai tak ada komunikasi antara anak dengan orangtuanya
sehingga orangtuanya gak tahu masalah apa yang dihadapi anaknya. Atau orangtua
tidak tahu kalau anak mengalamai kekerasan fisik atau jiwa. Jadi pentingnya
membuka komunikasi antara anak dan oarngtua yang lancar.
Jangan menegur atau membela di depan banyak orang.
Bila anak kita menjadi korban oleh temannya jangan pernah
menegur temannya di depan banyak orang. Begitu juga kalau anak kita yang salah
jangan memarahi di depan banyak orang. Hal ini bsia berdampak buruk pada
kejiwaan anak. Membela anak di depan yang lain membuat anak jadi besar kepala ,
dan membuat yang lainnya terhina. Cukup pisahkan. Dan bawa anak kita menjauh.
Bisa saat itu diberitahu atau di rumah saat anak sudah tenang. Dan jangan
membuat mereka menjadi dendam satu sama lainnya.
Jangan mebenci orangtua teman yang bertengkar
Nah, ini yang sering terjadi bagi ibu-ibu yang suka jadi
membenci ibu dari teman anaknya yang bertengkar. Bahkan sering jadi serius
bertengkarnya padahal kadang anak-anaknya sih sudah akur kembali.
Jadi mengajarkan anak untuk tak terpancing emosinya. Anak diajarkan
untuk bisa menenangkan diri untuk segera meencari solusinya. kalau tak bisa
anak bisa menanyakan pada orangtuanya. Dan anak diharapkan untuk bisa saling
memaafkan setelah bertengkar sehingga bermusuhannya tak terlalu lama. Anak-anak
diajarkan untuk tidak gengsi untuk meminta maaf duluan/ Nah, sejak kecil
anak-anak memang diajarkan untuk mengatasi konflik yang terjadi agar kelak dia
bisa mengatasi konflik dengan bijak.
Betul ya Mbak, kalau orang tuanya ikut membenci eh besoknya anak2 sudah baikan hahaha
BalasHapusiya mbak, kadang jadi aneh ya kok yang dendam malah ibunya
BalasHapusWKWKWKWKWK, mamah saia bener ini. Ah, berarti didikan yg saia terima udah bener hahahahahah.
BalasHapushihihi ini agak menantang juga ya Mba, saya kadang kesal kalau anak saya dibully ama temennya.
BalasHapusKadang pengen marahin ibunya hahahaha.
Hahaha.. sama mba rey, kadang greget ya.. aku pernah bilang k ibu nya krna anaknya suka bully anak aku di sekolah, sampe anakku ga mau ke sekolah coba.. jawaban ibunya pendek doank, "kalau kejadian di sekolah aku ga tau, jd bilang aja sama bu guru" Main lepas tangan gt aja dia 😆
Hapusmakasih info parenting-nya mba, sangat membantu bagi saya yang masih bujang wkwk,agar suatu saat jika sudah berkeluarga dan memiliki anak bisa menerapkan hal ini
BalasHapusbagus kalau gitu mas david
BalasHapusnah itu dia mbak reyne, akdang lapaor sama gurunya suka gak digubris
BalasHapussama2 mas renaldi
BalasHapusSetuju banget nih mbak. Saya belum pernah ngerasain kalau anak saya berantem sih. Tapi kalau lihat anak orang berantem ya cuma lihatin aja.
BalasHapusbetul mbak lelly kita harus bijaksana dalam melihat ini
BalasHapusSetuju sih orang tua harus bijak menyikapinya ketika anak berantem, waktu ku kecil nih anaknya berantem trus ngadu sama orang tuanya. Keesokan harinya anaknya akur malah orang tua nya yang berantem. Gak patut dicontoh deh klo peran orang tua seperti itu.
BalasHapusbetul mas robby
BalasHapusTips yang perlu diperhatikan ketika anak bertengkar. Dengan menanyakan kronologi anak, anak juga dilatih untuk bagaimana menyelesaikan masalah ya Mbak.
BalasHapusyup mbak niar
BalasHapusKadang anak bertengkar dengan temannya, ortunya ikut2an bertengkar karena ngebelain anak2 masing2. Eh giliran anaknya udah baikan dah main bareng, ortunya masih musuhan :)
BalasHapusiya sungguh aneh kan bang day
BalasHapusBener bun. Biarkan anak menyelesaikan masalahnya sendiri. Nanti kita tinggal awasi aja dan amati aja dari jauh. Karena khawatir ada pembullian secara fisik ya. Soalnya sekarang zaman bully serem begitu hal biasa. Hadeuh smoga anak kita bukan sebagai pelaku
BalasHapusbenra bunda erysha, semoag anak2 kita gak terpengaruh teman2nya
BalasHapusAnak bertengkar biasanya cuma sebentar.. semoga anak-anak kita selalu dapat pengaruh yang positif dari temannya..
BalasHapuscoba mbak thessa, bilang sama gurunya , belum tentu jga ditangani
BalasHapusbetul mbak erlina, anak2 mah cepet baikan laginya
BalasHapusSaya sangat setuju bahwa anak harus menyelesaikan masalahnya sendiri. Sepelik apapun, orang tua hanya bertugas mengawasi. Sekali orang tua masuk di masalah anaknya, anak lari ke orang tua untuk mengatasi masalah.
BalasHapusmengajarkan anak mandiri ya mbak susana
BalasHapusbuy dilaudid online
BalasHapusbuy tramadol online
dsuvia
buy morphine online
buy ativan online
clonazepam
buy humaria online
buy keytruda online
where can i buy vyvanse online
buy vyvanse
buy vyvanse 50 mg online