Sabtu, 29 Agustus 2020

Melihat Tokoh Yudhistira Di Museum Wayang



Wayang. Tahu banyak tentang wayang dari ibuku. Dan ibuku dulu membelikan aku buku seri cerita tentang wayang. Mulai dari Mahabrata, Ramayana, Arjuna Wiwaha, dan banyak lagi. Dari banyak baca buku-buku tersebut aku sangat kagum dengan cerita yang ada dalam tokoh-tokohnya. Ada tokoh baik dan jahat , licik semua karakter manusia ada dalam cerita ini. Apalagi aku suka banget dengan tokoh Pandawa Lima yang terdiri dari Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Tokoh-tokoh baik tapi punya kelemahannya juga.dan menurutku ceritanya selalu mengandung banyak filosofi kehidupan yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan anak pertamaku aku berikan nama Yudhistira. Tokoh pandawa lima yang paling tua, yang baik hati, bijaksana, jujur. Harapan aku anakku bisa memiliki sifat seperti itu.tadinya kalau anak kedua laki-laki bakal aku namakan Bima. Ternyata yang keluar anak perempuan.


Jadi waktu jalan-jaan ke kota tua, aku langsung memilih museum wayang untuk dikunjungi. Ya karena kesukaan aku dan aku ingin bisa foto dengan tokoh-tokoh pandawa lima. Bangunan museum ini sangat mudah dikenali dari luar. Walau masuknya agak gelap sehingga aku sedikit merasa seram. Karena aku takut dengan gelap. Tapi dari awal sudah banyak diperlihatkan banyak wayang-wayang. Sejarah dari museum ini katanya dulu bangunan ini adalah bangunan gereja yang dibangun oleh Belanda. Terus alami kerusakan karena gempa dan sempat berganti naman beberapa kali. Museum ini diresmikan oleh Gubernur Ali Sadikin pada tahun 1975. Di dalam museum ini ada taman-taman kecil dengan prasasti-prasasti sebanyak 9 buah dan di setiap prasasti ini terdapat nama pejabat Belanda yang dimakamkan di halaman gereja tersebut.




Koleksi wayang yang ada dalam museum wayang ini, ada wayang kulit, wayang golek, boneka-boneka yang ada di seluruh dunia.Kolekisnya wayangnya hampir 5000an buah diantaranya
Wayang kulit Betawi. Wayang kulit Betawi diwakili dengan lakon dari Hanoman atau Anoman. Tokoh protagonis dalam cerita Ramayana.Kera putih putra Batara Bayu dan Anjani. Untuk lakok Gatotikaca tokok protagonis di cerita Mahabrata.Kesaktiannya hebat bisa terbang dan cukup dikenal oleh masarakat.
Wayang kulit Surakarta. Ada lakon Bima Sena.Tokoh protagonis dalam cerita Mahabrata, putra Kunti yang memiliki sifat kasar, kuat.
Wayang Kulit Palembang.Lakonnya Baladewa.Baladewa adalah saudara dari Kresna.
Koleksi-koleksi wayang tersebar di selruuh ruang museum. Begitu juga ada lukisan-lukisan dalam bingkai kaca.


Dekat pintu masuk terdapat wayang golek raksasa Gatot kaca dan permaisurinya. Juga terdapat prasasti tentang sejarah berdirinya museum ini.Banyak tokoh-tokoh pewayangan terlihat dalam ruang museum. Dari tokoh yang dikenal masarakat sampai tokoh yang kurang dikenal. Ada boneka-boneka dari seluruh dunia termasuk ada boneka unyil dengan teman-temannya.Juga terdapat monitor- monitor yang bisa dilihat mengenai museum ini. Di museum ini juga sering diadakan acara-acara agar menarik pengunjung untuk datang ke museum ini. Tanpa guide juga masih bisa mengerti karena pada setiap ruangan ada banyak tulisan di setiap wayangnya yang memberikan keterangan secara detail tentang wayang tersebut. Aku tertarik lihat wayang Pandawa Lima. Nah, di sana ada tokoh Yudhistira , nama untuk anakku. Berfotolah dengan tokoh Yudhistira. Dan aku juga tertarik dengan wayang kulit. Dengan bentuk khasnya. Beberapa jenis topeng dari beberapa daerah di nusantara juga menarik minat . Kebetulan di sana juga ada 5 jneis topeng khas Cirebon yang memiliki filosofinya. Pokoknya assik ke sana karena banyak wawasan tentang wayang itu sendiri. Walau banyak anak muda sekarang yang kurang minat dengan pewayangan. Makanya museum ini harusnya aktif memperkenalkan tentang pewayangan dengan cara menarik. Oh ya, kenapa ya kalau masuk museum itu kebanyakan suasananya remang-remang seperti di museum wayang. Jadi agak serem juga. Satu lagi yang aku lihat saat di muesum wayang, kebanyakan orang hanya melihat sekilas tanpa membaca tentang wayang yang ditampilkan. Apalagi sekarang ada ponsel dan kebanyakan sih malah pada foto-fotoan tapi gak mau baca tentang wayangnya. Jadi agak miris gitu.


20 komentar:

  1. Kayaknya daku belum kesampaian berkunjung ke Museum Wayang deh. Anakku yang sudah pernah study tour dari SD duluuuu. Iya sih sebenarnya menarik tapi kesan spooky gitu ya remang2 jadi kita kang cacuuuut kalau ke museum. Aku sering juga kok main2 ke beberapa museum di Jakarta. Koleksi wayangnya buanyak banget. Keren bun jalan2nya :)

    BalasHapus
  2. nah itu dia kenapaya mbak nurul kalau museum itu remang2 jadi suka serem

    BalasHapus
  3. Iya juga ya mba, saya juga kalo ke museum kadang orang cuma ngeliat sekilas aja. Untuk foto saya jarang, he, he.

    BalasHapus
  4. Saya juga suka cerita wayang, terutama komik wayang RA. Kosasih. Filosofi ceritanya sangat menarik bagi anak kecil. Saat itu komik wayang sampai sendratari wayang masih populer, sekarang malah dikalahkan web toon, he he.
    Yudhistira adalah toko yang saya kagumi karena bijak mesi ada segi khilaf yang pernah dia lakukan.

    BalasHapus
  5. wah jadi inget waktu itu ke sana juga.. btw saya termasuk yang gak bisa lama-lama baca sejarah yang tertulis dekat wayang-wayang tersebut, pengennya cepet-cepet sekilas lewat aja, ada aura gak nyaman, apalagi saat itu anak-anak saya juga gak tahan pengen cepet liat yang lain, hehe

    BalasHapus
  6. Saya suka banget cerita wayang khususnya Mahabarata. Dan, materi pelajaran anakku sekarang tentang Pandawa dan Punakawan, senangbanget anakku mau belajar tentang ini. Terus nanya-nanya soal wayang juga, saya jadi kelabakan hahaha ...Noted banget museum wayang ini, semoga bisa kesampaian ajak anak-anak ke sana.

    BalasHapus
  7. nah, makanya mbak yustrini sebaiknya pakai guide ya

    BalasHapus
  8. aduh mbak Rohyati sama aku juga punya buku komiknya RA Kosasih lengkap banget

    BalasHapus
  9. itu mbak lia karena cahayanya remang2, ini yang bikin aku heran kenapa museum kebanyakan remang2 cahayanya.

    BalasHapus
  10. memang mbak ranny jaman aku kecil suka banget, dan kedua anakku gak ada yang berminat baca wayang

    BalasHapus
  11. tokoh yang baik selalu menjadi inspirasi orang lain untuk memberi nama yang sama ya mbak, seperti yudistira ini
    seneng kalo bisa belajar mengenal sejarah langsung di museumnya, belum pernah explore sampe ke museum wayang nih

    BalasHapus
  12. Tahun kemarin saya punya siswa yang terobsesi sama wayang, Mbak. Jadi, di semua buku tugasnya penuh gambar wayang. Saya sampai takjub. Saya akan beritahu dia tentang museum ini. Siapa tahu suatu saat nanti dia menjadi pewaris pecinta budaya.

    BalasHapus
  13. Masuk museum rasanya serem karena remang-remang? Iya, ya. Kenapa ya? Cuma museum BI yang suasananya nggak serem karena modern. Tapi saya agak lupa yang mana wayang yang yudhistira. Itu yang kurus dan mukanya hitam, terus tutup kepalanya melengkung ke depan, bukan ya? Udah lama nggak lihat-lihat wayang, nih.

    BalasHapus
  14. wah keren itu mbak susana, ada anak muda yang suka wayang

    BalasHapus
  15. iya mbak diah, ramping yudhistira sih

    BalasHapus
  16. Hi kak, seperti alasan di museum itu lampunya remang-remang adalah untuk menjaga keawetan dari koleksinya. Mungkin ada beberapa koleksi yang sensitif dengan pencahayaan yang terlalu terang, makanya dibikin remang-remang dan kadang suhu udara ruangan dibuat dingin sekali untuk menjaga keawetannya juga. Aku lupa pernah dengar ini dimana 😂

    Aku sendiri belum pernah ke Museum Wayang ini, lho. Tapi, jadi penasaran karena bagus juga isinya dan bangunannya juga udah oke. Nggak seram jadinya 😂

    BalasHapus
  17. oh begitu ya mbak lia, makasih infonya. tapi remang2 itu bikin aku takut

    BalasHapus
  18. Kalau soal wayang saya paling suka wayang kulit dan wayang golek,,,di kampung halaman saya di wonogiri sana juga ada museum wayang,,,selain museum juga tempat pembuatan wayang yang terkenal di jawa tengah

    BalasHapus
  19. wah, tempat pembuatan wayang, aku tertarik nih, semoga aku bisa ke sana melihat pembuatan wayang dan beli

    BalasHapus