Sabtu, 29 Mei 2021

Sains Dipadukan Dengan Drama Bisa?

 


Kali ini kegiatan anak-anak Circle of Happiness agak luar biasa. Memadukan percobaan sains dengan drama, kok bisa? Bisa saja sih. Ini ide gegara pandemi anak-anak hanya dibatasi 16 anak . Kenapa ? Ini menguntungkan dengan anak sedikit ternyata lebih bisa mengembangkan ide dan pelajaran, karena lebih mudah mengaturnya. Jadi kepikiran kalau hanya percobaan sains terus mengambil kesimpulan terus sudah, sepertinya gak  seru. Gimana kalau setelah percobaan sains , hasilnya bukan dipresentasikan seperti biasa, tapi dibuat menjadi drama sehingga anak-anak lebih senang mendengar pemaparan tentang percobaan temannya lewat drama. Ih, kok seru ya. Iyalah seru, jadi presentasinya gak kaku tapi ada ceritanya.

 


Jadi ada 4 kelompok masing-masing dibimbing dengan kakak relawan. Masing-masing melakukan percobaan masing-masing.

 


Kelompok pertama.

Percobaan . coklat warna warni.

Jadi coklat ditaruh di pisin kecil melingkar. Dan air dituang di bagian tengah pisin sehingga warna coklat menyebar ke seluruh pisin. Dan setelah diamati beberapa saat ternyata warna dari coklat larut dalam air dan menyebar ke semua arah sehingga airnya menjadi warna warni . Nah, dari sini anak-anak menyimpulkannya dan mulai berlatih drama.

Dramanya . Dua anak sedang kesal karena gak ada permainan lagi yang bisa dimainkan lewat dialog. Tiba-tiba ada dua temannya lagi menghampiri mereka berdua dan mengajak mereka melakukan percobaan sains di rumahnya. Kedua anak ini tertarik dan mereka main ke rumah temannya dan melakukan percobaan di sana. Nah, dua anak tadi melakukan percobaannya sambil menerangkan dua teman lainnya. Sampai memberikan kesimpulannya. Akhirnya setelah percobaan selesai dua temannya mengucapkan terimakasih sudah diajak bikin percobaan ini.

 


Kelompok kedua

Percobaan, susu dan pewarna

Jadi susu dituangkan dalam pisin dan beberapa pewarna diteteskan di beberapa tempat. Kemudian cotton bud dicelupkan di minyak goreng trus ditekankan di pewarnanya . Dan yang terlihat warna akan menyebar. Kemudian anak-anak menyimpulkan kenapa seperti ini.

Dramanya. Ada dua teman mengajak dua teman yang lain untuk melakukan percobaan. Dua temannya sangat antusias ingin mengetahuinya sehingga dua teman yang lain mulai mempergakannya. Dua teman mulai memperagakan percobaannya dan temannya senang dan pulang dengan membawa ilmu


 

Kelompok tiga

Jadi memasukan air ke dalam gelas dan minyak goreng sehingga terlihat air dan minyak terpisah. Saat dimasukan pewarna ke dalam gelas tersebut, pewarnanya akan turun ke bawah. Dan anak-anak dibantu kakak relawan mencari tahu kenapa bisa seperti ini.

Dramanya. Ada dua teman sedang berkelahi dan dilerai oleh dua temannya lain. Mereka bilang daripada berkelahi gak ada gunanya gimana kalau kami menunjukan percobaan sains. Dua temannya setuju sehingga percobaan sains dilakukan di rumah dua teman lainnya. Akhirnya dua teman yang tadi bertengkar mendapatkan ilmu. Mereka bilang untung ya bisa melihat percobaan ini daripada bertengkar.

 


Kelompok empat

Anak-anak memasukan air kemudian minyak goreng dalam satu gelas. Air dan minyak akan terpisah. Kemudian anak-anak memasukan satu pewarna dan 3 warna lainnya . Lagi memasukan minyaknya sehingga pewarna yang sudah jatuh ke bawah akan naik ke atas lagi. Dan dibantu kakak relawan menyimpulkan hasil percobaannya

Dramanya. Dua teman bingung gak ada teman yang bisa diajak untuk melakukan percobaan. Lalu mereka keluar untuk mencari teman. Mereka bertemu dengan dua temannya dan mengajak mereka melaukan percobaan sains. Mereka setuju. Akhirnya percobaan dilakukan. Mereka semua senang

 

Jadi bisa ya dibuat sains dipadukan dengan drama. Akibatnya kita bisa mengeksplore banyak karakter di anak. Pertama di percobaan sains melatih rasa keingintahuan anak. Melatih anak  terampil melakukan percobaan dari cara kerja yang ada. Melatih anak mengamati , melakukan sampai menyimpulkan. Kedua dalam drama, anak-anak dilatih percaya diri. Dilatih berbicara yang jelas kata-katanya. Melatih kerjasama antara teman. Jadi sains dipadukan dengan drama bisa kan?

 

 

 

Sabtu, 08 Mei 2021

Lebaran tak Kumpul Lagi


 


Akhirnya tahun ini kembali lebaran tak bisa kumpul lagi. Pandemi belum berakhir dan kita tetap harus banyak di rumah dibandingkan ke luar rumah. Dan akhirnya lebaran harus tak bisa mudik. Tapi lebaran sekarang lebih bisa terencana karena sudah tahu apa yang bisa dikerjakan. Tahun lalu karena pertama lebaran gak mudik , jadinya serba bingung mau masak apa, mau ngapain saja. Tapi kini dari pengalaman masa lalu, aku bisa merencanakan lebaarn tahun ini lebih bisa dinikmati walau tak bersama keluarga. Apalagi aku di Cirebon tak punya sanak saudara. Benar-benar menikmati bersama paksu saja.

 



Kenangan lebaran bersama keluara besar. Saat-saat ini kadang aku membayangi banyak kenangan lebaran yang bikin rindu untuk kumpul. Karena hanya pada saat lebaran bisa kumpul semua dari beberapa kota. Dan momen bisa kumpul inilah yang bikin bahagia. Walau sekarang bisa vidio call tapi lebih enak datang dan bertemu langsung. Lebih pas . Perayaan lebaran keluarga besarku di Cipanas Cianjur adalah sehari sebelum lebaran beramai-ramai bikin ketupat. Saat bikin ramai-ramai itu pasti banyak keributan, ngoceh sana sini dan guyonan tak ada hentinya. Untungnya ketupatnya gak pernah gagal. Hari pertama lebaran selalu solat Ied di mushola dekat rumah bapak. Ada dua moshola satu untuk perempuan dan satu untuk laki-laki. Yang jadi imamnya di mushola perempuan adalah perempuan yang sudah sepuh. Dari tahun pertama kali aku lebaran di sana sampai dua tahun lalu masih perempaun tua yang sama. Sesudahnya kami selalu sungkeman sama bapak dan ibu dan berpelukan dengan saudara-saudara lainnya. Baru deh menikmati hidangan lebaran yang selalu ditunggu-tunggu. Dua hari setelah lebaran biasanya aku suka bikin permainan buat seru-seruan dengan keluarga. Karena keluarga di Ciamis baru datang di lebaran kedua. Dan biasanya terakhir bagi-bagi angpau. Dulu selagi anak-anak masih kecil kita-kita yang besar yang bagi-bagi duit. Setelah beberapa anak-anak sudah bekerja yang bagi-bagi duit tambah banyak. Asyik kan. Nah, lebaran hari ketiga kita biasanya ngaliwet dan makan di daun pisang di halaman depan yang memang luas. Nah, ini paling sedap dan tak pernah terlupakan. Anak-anak sudaah besar namanya masakan langsung habis.

 



Lebaran tahun lalu dimana awal-awal pandemi dimana kemana-kemana masih takut dan masih bingung dengan masakan lebaran mau apa saja. Akhirnya memutuskan untuk memesan masakan saja di warung depan yang selama pandemi gak pernah tutup.  Ternyata keblinger karena banyak dan segala dibeli dan dipesan, karena belum bisa mengira-ngira. Makanya lebaran kali ini aku memutuskan untuk memasak sendiri dengan catatan paksu mau membantu. Dan menuya juga mau sedikit saja agar tak banyak yang terbuang . Menu yang tentunya aku bisa memasaknya dan hanya untuk ketupatnya saja yang pesan, karena memasak ketupat butuh waktu yang lama. Dan rencananya mau silaturahmi teman-teman suami yang sudah pensiun . Dan tentunya akan memngembirakan. Walau tak punya saudara teman juga bagian dari saudara yang perlu dikunjungi. Dan rasanya sudah tak sabar lagi menuju lebaran. Dan tak lupa vidio call sama anak-anak dan suadara yang lain. Lebaran tiba , lebaran tiba. Oh ya, Lebaran sama Usep juga menyenangkan , hiiiii


 

Minggu, 02 Mei 2021

Sunyi Dalam Ketenangan Telaga Remis

 


Gegara gagal bikin konten di rumah makan ikan bakar karena ramai sekali pengunjungnya, eh tiba-tiba kepikiran ke telaga Remis yang dekat dengan rumah makan ini. Telaga Remis ini terdapat di desa Kaduela , kecamatan Mandirancan , kabupaten Kuningan. Nama telaga Remis ini terdiri dari telaga yang artinya danau dan remis , sejenis kerang yang berwarna kuning yang banyak hidup di sekitar telaga, sehingga akhirnya disebut dengan telaga Remis. Tapi ada mitos tentang terbentuknya telaga ini. Dulu keraton Cirebon, Sultan Matangaji menolak memberi upeti ke pada kerajaan Mataram.Dan mengirim utusan untuk ke kerajaan Mataram untuk memberitahu kalau menolak membayar upeti. Di perjalanan bertemu dengan utusan kerajaan Mataram yang mau ke Cirebon untuk menagih upeti. Peperangan tak bisa dihindari lagi. ternyata utusan dari Cirebon tak bisa mengalahkan utusan dari Mataram, sehingga sultan Matangaji mengutus Elang Sutajaya untuk membantu melawan utusan Mataram.Akhirnya bisa mengalahkan utusan dari Mataram . Dan utusan dari Mataram itu meminta belas kasihan dari Elang Sutajaya. Tapi Elang Sutaja tak mengampuninya sehingga utusan dari Mataram itu menangis tanpa henti sehingga membentuk telaga dan utusan dari Mataram berubah menjadi bulus atau kura-kura. Dan bulus ini disebut dengan Mendung Purbaya.

 


Masuk ke kawasan telaga Remis sudah disambut dengan pepohonan yang rindang. Pohon-pohon yang besar dengan daun-daun yang lebat. Air yang tenang begitu indah. Dan di sana disediakan jalur jalan untuk mengitari telaga. Suara burung dan monyet terdengar bersahut-sahutan. Hal ini membuat nyanyian tersendiri. Selain itu di sisi lainnya terdapat banyak pohon pinus yang berjejer rapih. Membuat suasana tampak sahdu. Di sana juga disediakan sepeda air yang ingin mengitari telaga. Sayangnya dedaunan pohon berjatuhan di telaga sehingga membuat air sebagian tertutup daun. Ada petugas yang mengeluarkan daun tapi ya itulah namanya daun akan terus berguguran. Tentunya sudah diambil akan datang lagi daun yang gugur. Mau memancing di sana juga ada penyewaan alat memancing . Beberapa warung yang menjual ikan bakar juga ada di sana.

 


Luas lahan di area telaga remis sekitar 13 ha dan area telaganya hanya 3,25 ha. Luas ya. Ini daerah termasuk kawasan Perhutani. Kawasan ini memang dikelola oleh Perhutani. Jadi siaap saja yang mau mencari tempat yang tenang untuk menghilangkan rasa penat, bisa datang ke telaga ini. Rasa penat akan hilang melihat panorama yang indah dan bisa kulineran di sana membuat perut juga kenyang.Oh ya bagi yang suka nulis puisi , suasana di sini bikin kita jadi melankolis sehingga bisa terlahir puis-puisi indah. Jangan lupa kalau ke Kuningan mampir di telaga ini. Telaga yang sunyi , tenang, membuat hati damai.


 

;;