Selasa, 29 Juni 2010

Istana Air di Jogjakarta



Gambar di atas adalah gambar istana air yang ada di kota Jogjakarta. Dulu sewaktu saya kecil pernah datang kemari dan sekarang saya mengunjungi bersama keluarga kecilku. Ternyata terlihat lebih terang karena beberapa bagian sudah mengalami renovasi.

Istana Air karena dulunya tempat ini dikelilingi oleh air. Disebut juga dengan Taman Sari, taman artinya kebun bunga dan sari artinya indah, jadi taman sari berarti kebun bunga yang indah. Juga disebut dengan pasiraman umbul, disebut demikian karena disini terdapat tempat pemandian selir-selir sultan.

Taman sari ini didirikan oleh Sultan Hamengkubuwono I tahun1756. Bangunannya merupakan perpaduan portugis, Cina dan Jawa. Pada saat itu sultan mempunyai 20 selir makanya tempat itu digunakan untuk selir-selirnya. Ketika sultan hendak bersantai dengan selir-selirnya , beliau akan datang ke tempat ini.Selain itu juga berfungsi sebagai benteng pertahanan, latihan kemiliteran dan tempat meditasi.

Disana terdapat dua pintu gerbang yaitu gerbang utama atau gapuro Agung dan Gapuro Panggung tempat pintu masuk pengunjung. dimana bangunannya dengan gaya Jawa asli..Di Gapuro Panggung terdapat balkon tempat sultan beristirahat sambil melihat pertunjukan tari-tarian yang dilakukan di bagian bawah. Di bagian bawah terdapat 4 bangunan untuk tempat gamelan dan para penarinya.

Setelah tempat ini sedikit berjalan terdapat kolam besar dengan bangunan seperti menara bertingkat dimana airnya jernih dan bersumber dari mata air yang tak pernah kering. Dari bangunan tersebut Sultan bisa melihat para selir sedang bercengkerama, dan sultan akan memilih selir yang akan diajak bercengkerama secara pribadi.
Ini gambar kolam besar yang dibelakangnya ada bangunan seperti menara.

Selir yang sudah terpilih oleh Sultan diajak bercengkerama di kolam pribadi yang letaknya di belakang menara tempat sultan tadi melihat-lihat.
Ini foto kolam tempat sultan bercengkerama dengan selir yang dipilihnya.

Dipojok -pojok terdapat sangkar burung perkutut yang melambangkan kekayaan dan kejayaan seorang sultan. Ternyata tidak jauh berbeda daengan yang pernah saya lihat dulu hanya sekarang dicat lebih terang sehingga terlihat lebih cerah. Ternyata situs bersejarah ini sangat diperhatikan oleh pihak luar sehingga justru mereka yang berusaha merenovasi dan mempertahankan situs ini. Harusnya kita sebagai pemilik situs ini malu ya, kok pihak luar yang ngotot.

Makanya sambil jalan-jalan berlibur ,gak salah melihat-lihat situs ini, sehingga kita akan lebih menghargai apa yang kita miliki , jangan sampai situs ini dijadikan milik luar karena mereka yang banyak merenovasainya. Sayang kan...... peninggalan sejarah yang perlu dilestarikan. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah.......