Jumat, 17 Juli 2009

Musibah kecelakaan

Tanggal 16 Juni adalah tanggal yang tak pernah aku lupakan, karena pada tanggal tersebut ada dua berita yang saling bertolakbelakang. Satu berita yang menggembirakan yaitu anak pertama saya lulus UAN dengan nilai yang baik dan sudah mendapat tempat di perguruan tinggi yang bonafid, dan berita yang menyedihkan pada saat itu juga suamiku mengalami kecelakaan dengan patah tulang pada kaki kiri atas dan bawah dengan kondisi patah tulang yang parah.
Ternyata berita kedualah yang banyak menyita waktu dan perasaan, karena suamiku harus menjalani dua kali operasi. Operasi pertama untuk membersihkan luka-luka di sekitar patah tulang terbuka dan operasi kedua adalah pemasangan pen. Operasi kedua menghabiskan waktu hampir 6 jam, rasanya menunggui operasi menjadi deg-degan. Aku baru pertama kali ini menunggui orang yang dioperasi sehingga perasaan campur aduk antara cape, takut, dan ngeri kalau terjadi apa-apa pada suamiku.
Aku gak akan menceritakan bagaimana operasi berlangsung tapi aku akan menceritakan bagaimana dengan adanya musibah ini aku menyadari banyak sekali orang-orang yang menyayangi kami. Saudara-saudara suamiku dan aku begitu banyak memperhatikan kami dengan cara membantu baik materi maupun doa bagi kami, mereka saling bergantian menengok kami meskipun mereka tinggal jauh dari kami.Bahkan ibu bapak mertuaku mengurus suamiku di rumah sakit sampai pulang kerumah. Ibuku dengan penuh kasih meambereskan rumahku yang tadinya berantakan menjadi rapih dan bersih sekali dan memasak masakan yang wenak banget. Dan hebatnya anakku yang kedua jadi pintar memasak karena diajari oleh ibuku dan sekarang menjadi koki andalan di rumah.
Teman-teman suamiku hampir tiap hari datang mengunjungi suamiku dan banyak membantu dengan doa agar suamiku diberikan kesembuhan.Begitu banyak pertolongan dari teman-teman yang sangat sulit untuk ditulis satu persatu. Sangat terharu sekali karena banyak sekali yang menyayangi kami. Dan perawat-perawat di rumah sakit Ciremai begitu ramah dan welcome banget, mereka sangat banyak membantu kami. Mereka sudah seperti saudara bagi kami. Dan ternyata dokter yang mengoperasi suamiku juga tak kalah baiknya.
Dari sini saya menyadari bahwa musibah yang saya dapat ternyata membuka mata saya bahwa tali persaudaraan yang saya punya dengan keluarga saya maupun suamiku begitu erat sekali, saya terharu sekali. Begitu pula dukungan teman-teman begitu hebatnya sehingga membuat kami sekeluraga merasa mempunyai keluarga baru. Dan perawat dan dokter yang membantu suamiku juga begitu baik mebuat kami menyadari bahwa masih banyak orang baik disekeliling kami.
Terimakasih untuk semua dukungan yang diberikan pada kami sekeluarga, mudah-mudahan apa yang kalian berikan pada kami akan mendapat balasan dari Allah SWT. Dan mudah-mudahan suamiku juga diberi kesabaran dan kesembuhan sehingga dapat beraktifitas seperti semula Amin.

Ini foto suamiku sesudah pulang dari rumah sakit bersamaku dan anakku yang kedua.