Minggu, 31 Desember 2023

Gedung Bersejarah Di Kaki Gunung Ciremai

 


Gedung bersejarah di kaki gunung Ciremai ini terletak di desa Linggarjati Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan. Gedung mungil ini gedung tua yang tampak sederhana dari jalan tapi memiliki sejarah bagi perjuangan bangsa Indonesia demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kali ini kunjungan yang keempat kalinya. Gedung yang masih sama dengan kesan misterius. Sepi dan tegak berdiri dengan halaman yang luas dan rumput membentang luas. Begitulah gedung ini tetap berdiri tetap menyimpan sejarah . Dan Usep juga mempelajari apa yang ada di sana, kata Usep pulang dari sini dia tambah menjadi pintar.

 


 


Dulunya gedung inu berupa gubuk milik Jasitem seorang janda. Tahun 1912 oleh seorang Belanda Tuan Tersana dibangun menjadi bangunan setengah permanen. Tahun 1930 akhirnya ditempati oleh orang Belanda lainnya yang bernama Van Oot Dome. Lalu dikontrakan dan dijadikan sebuah hotel Rustoord. Setelah Jepang masuk tahun 1942 hotel ini diganti menjadi hotel Hokay Ryokai. Dan setelah Indonesia merdeka diganti dengan nama hotel Merdeka. Nah ditahun 1946 delegasi Belanda dan delegasi Indonesia mengadakan pertemuan di gedung ini. Dan selanjutnya gedung ini dikenal dengan gedung naskah Linggarjati dan akhirnya dijadikan museum tahun 1976.

 


Pada perjanjian Linggarjati ini ada tiga pokok perjanjian yang harus dipatuhi oleh kedau belah pihak. Belanda dan Indonesia. Mengokohkan kedaulatan bangsa Indonesia dan Belanda harus mengakuinya .Karena ada di daerah sini makanya perjanjiannya dikenal dengan perjanjian Linggarjati. Luas bangunan dan halaman yang luas sangat menarik untuk dikunjungi. Bangunan ini terdiri dari bangunan  utama, paviliun, garasi, teras bertangga dan bangunan di sayap sebelah kiri. Bangunan  ala Belanda jelas terlihat dengan atap yang tinggi, jendela yang lebar dan ketebalan dinding mencapai 40 cm sehingga masih terlihat kokoh.

 


 

Jadi masuk ke dalam museum terlihat papan besar berisi tiga pokok perjanjian Linggarjati. Di bawahnya ada diorama posisi para delegasi duduk. Masuk ke ruang sebelahnya, di bagian depan ada kursi tamu dan meja dan lemari serta banyak foto-foto saat perjanjian. Di bagian tengah terdapat meja perjanjian dimana di sisi kiri dan kanan untuk para delegasi dan bagian depan terdapat meja untuk mediatornya. Di sisi kanan ada lorong terdapat kamar untuk tempat tidur para delegasi. Dan dari  ruang tengah ke bagian belakang ada ruang makan , kamar mandi dan ruang pertemuan dan ruang tidur. Di bagian ruang pertemuan menghadap teras yang menghadap ke taman dengan kolamnya.

 


Dan jika kita berjalan di luar gedung akan ada hamparan rumput yang luas yang mengelilingi gedung. Di bagian depannya ada monumen. Dan banyak pepohonan besar yang tumbuh di sana sehingga udara yang sejuk tambah adem dengan adanya pohon-pohon ini. Mau istirahat sambil duduk-duduk bisa kok, ada yang menyewakan tikar di sana. Jadi tak ada salahnya datang ke museum ini. Alamnya indah , dapat wawasana yang luas dan bisa duduk santai di halaman sambil menikmati bekal yang dibawa. Asyik kan?

 

12 komentar:

Bang Day | Bede mengatakan...

Dari gedung kecil ini, setahap demi setahap perjuangan politik kita berhasil

Tira Soekardi mengatakan...

Betul

Ainun mengatakan...

Perjanjian Linggarjati, aku masih inget saat dipelajari di bangku sekolah
Perjuangan pahlawan dibalik proses perjanjian linggarjati ini luar biasa
dan bangunan rumahnya masih berdiri kokoh, terawat dengan baik juga

Tira Soekardi mengatakan...

Iya, dengan atap yang tinggi suasana di dalam sangat adem dan di luar halamannya asri

Tanza Erlambang - Sawan Fibriosis mengatakan...

wah, baru kali ini lihat gedung untuk pertemuan Linggarjati...
Thank you atas sharing foto dan cerita menariknya...

Happy new year!

Tira Soekardi mengatakan...

Happy New Year too

Rey - reyneraea.com mengatakan...

Asyik banget ya bisa berkunjung ke bangunan bersejarah kayak gini, anak-anak saya pasti senang kalau diajak ke sini. Apalagi membaca dan mencari tahu sejarahnya secara langsung :)

Tira Soekardi mengatakan...

Wah, anaknya hebat. Bisa bawa bekel sendiri trus makan di halaman bisa sewa tikar

Penghuni 60 mengatakan...

Gedung bersejarah hrs tetap di jaga dan dilestarikan.

Tira Soekardi mengatakan...

Betul, masih bagus

Nurul Sufitri mengatakan...

Gubuk bersejarah zaman kolonial Belanda, hhhmmm.... Bangunannya teta[ berdiri kokoh dan nyaman ya bun. Suasana masih sangat asri bikin betah di sini sambil duduk di atas tikar yang disewakan.

elfanmauludi mengatakan...

Jangan pernah lupakan sejarah, karena itu adalah bagian dari pelajaran kehidupan.

Posting Komentar