Kamis, 29 Desember 2016
Penasaran
kalau ada desa di Lombok yang berlantai kotoran hewan?? Dulu aku juga
penasaran, makanya saat bisa berkunjung ke Lombok aku tak lupa datang ke desa
di Lombok yang terkenal dengan rumah adatnya yang berlantai kotoran. Tadinya
mau ke desa Sade tapi katanya di sana sudah terlalu ramai didatangi wisatawan.
Akhirnya aku ke dusun Ende yang terletak di desa Sengkol, Kecamatan Pujut dan
kabupaten Lombok Tengah. Datang aku sudah disambut oleh pemandu yang akan
menerangkan tentang rumah adat di sana.
Dusun
ini masih bersifat tradisional. Mereka menjalani kehidupan dengan memegang
teguh tradisi dari leluhur mereka. Dusun Ende ini seluas 1 hektar. Mereka termasuk
suku Sasak yang kebanyakan beragama islam. Juga ada yang beragama islam Wetu
Telu yang ibadahnya berbeda dengan islam pada umumnya. Begitu juga ada yang
menganut kepercayaan yang dikenal dengan Sasak Boda. Rumah dari penduduk suku Sasak
ini beratapkan alang-alang. Dan dikenal
dengan bale tani karena kebanyakna dari mereka bermata pencaharian sebagai
petani.Atap rumahnya miring agar para tamu yang akan masuk ke dalam rumah harus
menundukan kepala . Tujuannya untuk menghormati pada pemilik rumah. Dinding rumahnya terbuat dari bedek/anyaman
kulit bambu/bilik, berpilar kayu dan berlantai campuran dari tanah liat dan
kotoran sapi/kerbau. Kotoran sapi/kerbau
ini digunakan untuk pengganti semen atau perekat tanah liat. Sebulan sekali lantai
akan dipoles lagi dengan kotoran kerbau/sapi . Tujuannya agar bagian yang
terkikis karena rusak bisa dibetulkan lagi sehingga tetap mulus. Biasanya dilakukan
pagi hari. Tujuannya agar saat sore hari setelah penduduk pulang dari ladang,
lantai sudah kering. Dan aku mencium lantainya sama sekali tak berbau kotoran
sapi/kerbau. Ah, lantainya sama persis dengan peluran pakai semen tak ada
bedanya. Dan tak menyangka kalau itu adalah
dari kotoran sapi/kerbau. Akhirnya aku bisa melihat sendiri lantai yang
terbuat dari kotoran sapi/kerbau. Makanya di sekitar rumah ada kandang sapi
yang nantinya kotorannya digunakan untuk melapisi lantai. Kotoran hewan ini bisa
berguna untuk mengusir lalat atau nyamuk dan bisa sebagai penghangat.Tata ruang
dari rumah adat ini berupa sesangkok dan dalem bale yang gak punya sekat . Anak
tangga untuk masuk ke rumah selalu berjumah tiga sehingga dalem bale lebih
tinggi dari sesangkok. Anak tangga bersusun tiga melambangkan keluarga batih ayah, ibu dan
anak atau perwujudan sistim pemerintahan dari kepala dusun, penghulu dan
pemangku. Bisa juga hubungan antara Tuhan, alam dan manusia. Sesangkok ini
semacam teras untuk terima tamu. Dan bale dalam punya banyak manfaat dari
tempat tidur dan menyimpan barang .
Dusun
ini hanya dihuni oleh 30 kepala keluarga. Rumah ini menghadap ke timur. Rumah
yang muda berada di paling bawah /timur sedang yang tua paling atas/barat.Kebanyakan
mata pencahariannya sebagai petani dan sebagian lainnya membuat kerajinan
tangan dan menenun. Suasana dusun ini
sepi dan hening. Memang masih sedikit wisatawan kemari dibandingkan dengan di Sade
tapi justru di sini benar-benar bisa menikmati suasana desa sebenarnay. Hening.
Dan kebanyakan rumah kosong karena warga beraktivitas di luar rumah. Ada anak-anak
yang main di sana berlarian tanpa menghiraukan wisatawan yang datang. Suasana
benar-benar nyaman dan penduduknya juga ramah
dan banyak pepohonan yang membuat menjadi asri dan segar. Kebanyakan
wanitanya menggunakan kain. Di sana juga terdapat galeri yang menjual kain hasil
tenunan warga, kerajinan tangan hasil buatan warga.Hasil penjualan dari galeri
ini nantinya dibagi rata oleh penduduk
desa itu. Juga terdapat lumbung padi yang unik. Lumbung padi ini menyimpan padi
untuk persediaan kalau musim paceklik. Dan padi diambil hanya pada tiap hari
senin dan hanya perempuan yang boleh naik dan mengambilnya. Hal ini karena
perempuanlah yang mengurus rumah tangga.
Di
dekat galeri aku menemukan ibu yang sedang mengendong bayinya. Saat aku
tanyakan ternyata wanita itu bukan asli penduduk sini tapi dari pulau Jawa dari
daerah Subang. Dia diperistri oleh laki-laki penduduk dusun Ende ini. Dan wanita
ini mau tak mau hidup dengan adat istiadat di dusun ini. Dia menunjukan rumah
yang dia gunakan. Bisa dibayangkan di Jawa mungkin rumahnya lebih bagus dari
ini tapi dia mau untuk mengikuti adat di tempat suaminya. Wah , perjalanan ke dusun ini yang begitu
berkesan bagiku. Suasananya , keramahtamahan penduduknya dan keasriannya.
Komplit.
Label: jalan-jalan
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
68 komentar:
Waduuh mbayangin kotoran hewan itu sebagai pengganti semen, mamaah gimana bau ga ps kesana?
Gimana pun tetep ya adat istiadatnya begitu kuat, mau ga mau harus ikut budaya sana, nener apa kata istri org jawa itu. Jadi penasaran sama lantainya maah
Aku pernah liat tentang ini di TV. Agak kaget juga waktu tahu kalau lantainya terbuat dari kotoran. :D
Tapi katanya gak bau ya? :o
Penasaran. :D Tempatnya masih tradisional. :)
Kalau belum kesana pasti mindset kita blg ih kotoran pasti bau, jijik dan segala rupa. Semoga nanti saya bisa mengunjungi daerah sini biar membuktikan klo mindset saya salah xixixi
Seru banget ke lombok.
Aku kangen kesana, kangen sm Gili sih lebih tepatnya hihi
Kok bisa nggak bau ya mbak..
Apa nggak jd sumber penyakit, diare misaknya.. Berarti produk2 pembersih lantai lewat donk ya mbak..
mbak hanie, gak bau, iya aku juga heran sama mbak dr subang itu, waktu aku tanya di subang rumahnya gimana, dia bilang sdh rumah gedung dan dia mau hdp sederhaan dg rumah kecil dari bilik yang cuma ruang blong tanpa ruang
iya mbak anisa, gak kelihatan dari kotoran hewan
gak mbak liza
iya mbak esti sanagt tradisional dan masih mengikuti adat istiadat nenek moyangnya
amin mbak herva
ada kenangan apa di gili mbak kiki
gak bau bunda raka, malah adem jadinya ruangannya, saya coba masuk, adem, katanya karena pakai kotoran sapi itu dan katanya gak akan ada nyamuk
mesti ada falsafahnya ya bu di setiap rumah adat
jadi pengen ke sana lagi
dulu ke Lombok cuma ke Senggigi aja
Saya pernah lihat di berita tentag rumah berlantai kotoran hewan. Jadi pengen lihat langsung neh hehehe
amin, mudah2an bisa tercapai mbak liswanti
iya mas ikrom, kearifan lokal kadang penuh filsafat tentang kehidupan yang menasehati kita juga
wah mbak itu lantainya bisa mulus ya .. jadi penasaran juga pingin kesana, kok bisa ga berbau :D ..eco house!
Wikkk lantainyaa dr kotoran kerbau tp ndak bauu ya mbak 😁
Penasaran pengen liat dan membau langsung lantainya. Hihihiii
Desa sasak sade emang unik . aku pernah ke sini dan sempet kaget ketika masy. ngepel lantai pakai kotoran. bahhkan pas nyoba masuk k salah satu rumah, g bau kotoran e. unik beneran.
salam kenal yaa. biar lebih akrab, yuk kunjung blog saya
Aduh Mamah Tira bahas detail mulu tentang Lombok, saya pengen babymoon kesana deh heheh
Belum pernah ke Lombok mbak, pengen. Iya katanya pake alas kotoran kerbau ngga ada nyamuk yang masuk rumah.
Mbaak, kenapa ya waktu baca ini, saya merasa yakin.
Yakin kalau Mbak Tira akan menerbitkan buku cerita anak lagi :)
Sering liat rumah ini di TV. Keliatan nyaman yaaa
wah unik juga ya rumahnya pakai kotoran hewan.. :)
iya mbak ericka, aneh ya
boleh dicoba mbak Lucky
iya mbak hanif , lagipula ada alasan mereka pakai kotoran hewan
wah kaalu babymoon sih bagusnay ke pantai mbak Sandra, banyak pantai di lombok dan masih sepi
iya mbak piam jaadi gak ada nyamuk dan benar juga aku masuk ke dalam adem rasanya beda kalau di luar ruangan
haaa, gak mbak niar, novel anak yang baru aku selesai latar belakangnya keraton kesepuhan di cirebon sambil mempromosikan cirebon juga. Kalau ini , aku belum banyak tahu adat dan kebiasaan orang sini
mbak Jiah yg foto denagn aku di teras rumah yang nenek tua itu dia sudah sering masuk tv
iya mas ahmad
Lombok, begitu kaya akan keindahan alam, adat dan budaya.
Dan ini, baru tahu, kotoran hewan bisa jadi pengganti semen.. Unik banget, Mbak
Ingin sekali aku bisa ke Ende tapi sampai sekarang bisa terwujud :)
Kearifan lokal yang sering tidak kita pahami, padahal berkat merekalah bumi dipelihara.
Sama kayak di desa sade ya Mba, lantainya dari kotoran kerbau dan asli ngga bau.. malah bikin adem gitu kalau masuk kerumahnya hihihihi XD
Wahh pasti seru bisa lihat langsung kearifan lokal disana.
selama ini cuma nonton di tv aja mengenai rumah berlanta kotoran hewan ini, seru ya mbak Tira udah travelling sampai kesana
iya mbak eri unik
mudah2an bisa ke sana mbka alida, amin
kearifan lokal banyak filsafat yang penting buat kehidupan manusia ya mbak lusi
iya mbak sandra, kalau desa sade sudah terlau ramai wisatawan katanay kalau di ende masih sepi jadi terasa sekali heningnya sebuah desa
betul mbak kurnia
iya mbak tutyqueen
wah aku ke sana waktu habis turun dari Rinjani, unik banget adat istiadatnya
Unik bentuk rumahnya ya mbak...
Jadi penasaran bagaimana rasanya berada didalam rumah seperti itu...
Salam.
Pernah nginep di sana. Dan, aku justru kasihan sama penduduk lokal. Mereka "terpaksa" menjaga tradisi untuk mendatangkan turis. Karena hal tersebut salah satu pemasukan terbesar mereka.
Saya baru tau kalau kotoran tersebut berfungsi untuk mengusir lalat dan nyamuk. Saya pikir lalat senang dekat dengan kotoran :)
iya mbak evrinasp, mbak ke desa sade atau ende???
adem mas Titik didalam ruangannya
oh begitu mbak retno, aku baru tahu
nah itu dia mbak keke, mengapa setelah dijadikan perekat pada lantai malah gak disukai nyamuk dan lalat, aneh ya
Waaaah, salut sama Mbak Tia yang demen wisata budaya ke tempat-tempat unik dan nyempil. Mbaaaaa, waktu cium lantainya nggak berasa jijik ya? Soalnya khan udah tau kalo itu bahannya dari tahi hewan. Hihihihihi....
Salam
ini wisata yang jauh dari kemewahan, tapi pasti bikin batin bahagia ya mbak? envy deh beneran.. :")
gak mbak Felyina, halus sepeti semen biasa dan gak tercium baunya , malah menurutku lebih halus dibanding pakai semen
iya mbak no la, unik
Senang ya, mba, wisata ke pedesaan gini. Jadi banyak belajar ttg budaya daerah lain 😊
iya bagus kearifan lokal banyak hal yang bisa dipelajari dan banyak filsafatnya
Duh, aku pengen banget ke Lombok! Semoga terwujud. Btw, iya saya pernah dengar memang lantainya dari kotoran hihi
mudah2an bisa ke sana ya mbak wulan
Wah, ku nggak bisa bayangin baunya mbak. Tapi buktinya orang sana tahan ya dan sudah terbiasa. :D
gak bau mbak riska, sama sekali agk bau, seperti semen , halus malah lebh halus menurutku sih
Udah lama saya tertarik dg Lombok dan pengen ke sana. Sayang, sampai sekarang belum kesampaian. Semoga suatu hari nanti bisa dan bisa melihat langsung rumah yg mba tira ceritakan.
amin mbak haeriah
lombok .. pingin ni liburan kesana
sok atuh main ke sana mas ahmad
Posting Komentar