Selasa, 20 Mei 2014






Suasana di Pasar Intan Cahaya Bumi Selamat, toko-toko berderet-deret
 
Melanjutkan perjalananku di kota Banjarmasin, tidak boleh lupa untuk mampir di pusat intan di kota Martapura. Orang bilang kota Martapura adalah kota penggila pernak-pernik dan perhiasan. Tentunya termasuk saya yang suka dengan pernak-pernik. Jadi gak salah kalau harus mengunjungi kota Martapura.  Kota Martapura sendiri  adalah ibukota Kabupaten Banjar yang konon adalah ibukota kesultanan Banjar. Hampir sebagian besar penduduknya beragama muslim , karena bekas kesultanan Banjar, tulisan arab masih digunakan bersama-sama dengan tulisan latin .

Di kota Martapura terdapat Pasar Intan Cahaya Bumi Selamat, merupakan pasar penjualan intan , tapi jangan berpikir tempat ini mewah loh, ternyata tempat ini merakyat tidak seperti toko-toko perhiasan yang ada di mall kota-kota besar, padahal di sini dijual batu-batu intan yang harganya mencapai harga M loh.  Di sini dijual batu-batu permata baik yang sudah diasah atau batu asli atau yang sudah dipadukan oleh emas dan perak dari harga yang murah sampai yang selangit. Mata tak puas-puas memandang pernak-pernik perhiasan , rasa gatel untuk membeli semua yang ada.



 Di salah satu toko, terlihat sarung khas, perhiasan yang tertata rapih di etalase

Selain pernak-pernik dan perhiasan juga dijual aneka kerajinan tangan khas Kalimanta Selatan dan kain sasirangan . Kain sasirangan juga ada yang murah sampai harga jutaan tergantung bahan yang digunakan.  Karena saya termasuk suka dengan kerajinan tangan saya membeli hiasan yang terbuat dari getah karet berbentuk perahu dan mandau senjata khas Kalimantan., dompet dari manik-manik khas orang Dayak. Nah untuk mandau dari tokonya diberi surat keterangan agar bisa di bawa ke pesawat dan dibungkus rapat sekali .  Wah, di suatu toko saya tertarik dengan tempat  kecil terbuat dari kayu , eh ternyata itu pasak bumi, padahal yang saya tahu pasak bumi kan jamu yang diseduh tapi ini dalam bentuk tempat . Cara menggunakannya diisi air panas yang mendidih dan didiamkan baru diminum. Unik jadi saya putuskan untuk membeli tapi sampai di rumah tidak digunakan tapi buat hiasan .


 Teman suami yang memamerkan cincin yang dibelinya, di belakang tampak dompet manik-manik khas Dayak, dan ada  wadah coklat itu jamu Pasak Bumi

Sekitar 7 km dari kota Martapura terdapat tempat pendulangan intan dan dilakukan secara tradisonal dimana batu dulangan digali dari dalam tanah. Setelah digali dicuci , disortir .Jika tak terdapat batu intannya dulangan itu akan dibuang lagi dan mulai mendulang kembali demikian seterusnya. Konon kalau mendapatkan intan setiap pendulang mengumandangkan shalawat nabi , kemudian mengulum intan temuannya di dalam mulutnya. Ini sudah tradisi daerah setempat dan mereka tak berani melanggarnya bahkan ada pantangannya yaitu tidak boleh kentut, bersiul, bernyanyi , tertawa keras, mengibaskan pakaian atau kencing di lubang pendulangan. Aneh juga tapi mereka benar-benar mentaati pantangan tersebut, entah mengapa!!!!

Begitu banyak pernak-pernik mulai dari cincin, gelang, kalung, bros, tas  yang terbuat dari berlian asli, emas, batu alam, kristal sampai dari bahan imitasi kaca dan plastik , tinggal memilih yang sesuai dengan kantung. Sebetulnya perhiasan Martapura terkenal bukan karena harganya lebih mring juga kualitasnya yang bagus. Biasanya punya nilai artistik dan keindahan yang tinggi, punya orisinalitas yang tinggi karena produksinya masih tradisional dan selain itu perpaduan batu mulianya yang mempunyai warna mencolok dan sangat dominan kadar warnanya , itu yang menyebabkan bisa dikombinasikan dengan berbagai pernak-pernik dan perhiasan. Itulah sebabnya kalau ke sana, begitu banyak keraguan karena rasanya semuanya bagus-bagus. Nah, keraguan sayapun ada yang membuat penyesalan. Cincin kecubung yang saya taksir tapi ragu-ragu karena saya sudah membeli yang merah saphir tak jadi dibeli, tapi sudah sampai rumah masih saja terbayang warna ungunya yang indah. Sampai saat ini masih terbayang-bayang itu cincin kecubungnya!!!! Nah, bagi yang akan ke Banjarmasin jangan lupa deh mampir ke pusat intan di Martapura, belanja di sini memuaskan mata dan hati.


Kamis, 15 Mei 2014

Matamu, Mataku



Pagi itu seperti biasanya aku mengunjungi rumah sakit kanker Darmais. Baru setengah tahun aku menjadi sukarelawan bersama teman-temanku yang lain untuk membantu anak-anak penderita kanker belajar. Melihat begitu banyak anak yang menderita kanker di usianya yang masih dini, aku patut bersyukur bahwa aku diberikan kesehatan yang luar biasa oleh Allah. Anak-anak yang seharusnya riang bermain harus bertekuk lutut dengan kanker yang dideritanya. Kulihat pagi itu anak-anak sudah rapi dan ada  di aula menunggu kakak-kakak yang akan mengajar mereka.

            Aku selalu tertarik dengan dua bocah yang tampak akrab sekali, Resa dan Rasty, mereka bersahabat dan lucunya kebetulan nama mereka huruf awalnya sama, jadi mereka selalu menuliskan di buku mereka tulisan RR. Menurut mereka , mereka akan selalu bersahabat selamanya.
            “Resa my best friend,” Rasty selalu berkata.
            “Rasty my best friend too,” Resa menimpali, biasanya keduanya tertawa. Umur mereka tidak terpaut banyak. Resa sepuluh tahun dan Rasty sembilan tahun. Aku tersenyum melihatnya. Mereka berdua cepat sekali kalau diajarkan sesuatu dan Rasty sangat pintar membuat puisi. Resa penderita leukeumia sedang Rasty kanker mata, mata kiri Rasty sudah diambil , tapi tak membuat mereka surut dalam belajar. Aku paling suka mengajar mereka , menurutku mereka cerdas dan punya bakat , sayangnya mereka terkendala dengan penyakitnya. Mereka berdua saling mengasihi satu sama lainnya, kadang aku iri terhadap kasih sayang mereka berdua,aku belum pernah merasakah dikasihi oleh orang lain selain keluargaku.

            Waktu aku kembali ke rumah sakit lagi di lain waktu, aku tak melihat Resa di aula, dan kulihat Rasty juga agak murung.
            “Hai, Rasty, mana Resa?” aku menatap wajah murungnya.
            “Penyakitnya lagi kambuh mbak,” kulihat Rasty sedang menulis rangkaian puisi. Aku meilhatnya, ya puisi yang berisi kesedihan karena temannya tak ada di sisinya. Sebelum aku mulai mengajar aku menyempatkan diri menengok Resa di kamarnya. Kulihat ibunya sedang menyuapi Resa makan, tapi kulihat dia malas makan, aku tahu efek samping kemoterapi ya rasa mual yang menyebabkan jadi malas makan.
            “Hai Resa,” aku menyapanya dan duduk di sisi tempat tidurnya. Resa tersenyum dengan wajah yang pucat.
            “Makan sama mbak, kamu tahu  Rasty murung harus belajar sendirian tanpamu,” aku mulai menyuapi sedikit dan kulihat hampir saja dimuntahkan kembali tapi Resa berusaha menelannya kembali.  Kusuapi lagi sejumput ke dalam mulutnya, tapi Resa mulai menggeleng kembali.
            “Mbak, aku sudah lemah sekali , rasanya badanku tak kuat lagi,” kulihat matanya berair , aku mengalihkan pandanganku dari matanya, aku juga tak sanggup melihat penderitaannya.
            “Mbak , mau berjanji kalau aku sudah gak ada, tolong jaga Rasty ya,” aku terkejut saat Resa berbicara seperti itu . Aku memandang ibunya yang mulai segugukan menangis. Aku hanya mengangguk dan meninggalkan Resa dengan perasaan yang aku sendiri sulit kuungkapan. Kasih sayang yang tulus dari dua insan yang sama-sama penderita kanker benar-benar membuat hatiku pilu.

            Aku baru sempat kembali tiga minggu setelah kunjungan terakhir ke rumah sakit karena kesibukanku mengikuti ujian akhir di kampusku. Waktu aku ke sana lagi, ada kabar yang membuatku terhenyak. Resa sudah meninggal tiga hari setelah kunjungan terakhir aku. Aku tak membayangkan bagaimana perasaan Rasty. Segera aku ke aula untuk menjumpai Rasty, kulihat ada yang lain darinya. Mata kirinya sudah ada bola matanya lagi dan bisa melihat. Aku terhipnotis sejenak. Rasty tersenyum padaku dan menyodorkan sebuah buku padaku.
            “Mbak, walau Resa sudah tak ada lagi , tapi Resa selalu menemaniku, dia tetap my best friend,” Rasty melipat kedua tangannya di dadanya . Rasty memandangku dengan sorot matanya yang sepertinya masih  ada yang mau dibicarakan lagi. Aku kembali menatap matanya tanda aku tak mengerti
            “Sekarang mata Resa ada di sini,” Rasty menunjukkan mata kirinya. Ataga , jadi Resa mendonorkan matanya untuk Rasty. Subhanaallah!!!, betapa rasa cinta mereka berdua yang tulus dan penuh keikhlasan membuat Resa dengan beraninya memberikan matanya pada Rasty, walau Resa sudah tiada. Cinta mereka berdua memang unik , diantara cinta-cinta yang lain. Kubuka buku kumpulan puisi Rasty, pada halaman terakhir aku membaca rangkaian kata yang ditulis oleh Rasty buat sahabatnya Resa.


Sahabat Baikku

Kau terhias dari salju yang putih seputih hatimu
Aku tak menyangka engkau akan pergi dariku
Andai kau tahu, aku ingin kau masih di sini bersamaku
Menganyam ilmu , merangkaikan kata-kata indah dalam tulisan
Sekarang ku hanya merasakan pilu yang tercapik di hatiku
Entah aku bisa tetap berdiri di sini tanpamu

Tapi aku senang kau akan selalu ada di hatiku
Matamu membantuku tuk melihat pesona alam ini
Kuurai cerita ini agar aku selalu mengenangmu lewat matamu
Entah aku sering merasakan saat engkau selalu mau berbagi cinta denganku
Jemariku selalu kutautkan tuk merangkai doa-doa panjang buatmu
Sajakku puan hanya untuk dirimu sahabat!!!1

Aku meneteskan air mataku , lembaran kertas menjadi buram tertutup air mataku. Cinta dua insan yang merasakan kepedihan yang sama , begitu menyentuh sanubariku. Memang benar mereka sahabat selamanya, mata Resa akan selalu menemani Rasty selamanya!!!!!



           

Jumat, 09 Mei 2014





Saat Kau Di Sisiku


Kala aku masih bisa ada di sampingmu
Aku   merasakan detak jantungmu bak dentingan piano yang melagukan lagu cinta...
Menjamah cinta dalam rengkuhan kalbu tak pernah berhenti
Terus mengalir  dan mengantarkanku terlelap dalam buaian cinta
Aku tak akan menyia-nyiakan sang waktu berlalu
Akan kuisi dengan merengkuh kau dalam pelukan asmara

Hembusan nafasmu mewangi menyeruak di ubun-ubun kepalaku
Saat kau dekapku dalam kasih yang tak pernah putus
Melukis mimipi-mimpi dalam bayang-bayang cinta
Menimang cintaku sampai mataku terpejam
Hanya cinta yang terangkai dalam dawai-dawai yang membunyikan sampai aku terlelap dalam tidurku yang panjang....selalu abadi.....


 Cirebon, 10 Mei 2104


http://cintamonumental.blogspot.com/2014/05/lomba-blog-2-tantangan-untuk-2.html

Selasa, 06 Mei 2014

Hantu Zombigaret



            Malam ini kembali sepi, hanya dinding-dinding putih yang menemaniku setiap saat setiap detik. Putih di sekelilingku , tak ada suara , hanya tetes-tetes infus yang terdengar, tes...tes....tes. Sudah lama aku berbaring di rumah sakit keparat ini dengan banyak selang yang masuk dalam tubuhku. Dadaku terasa sesak , aku kesulitan bernafas.Penderitaanku bukan sampai di sini tapi pacarku menghilang entah kemana, dia tak pernah berkunjung lagi. Rasanya lebih sakit dari sakit kanker paru-paruku. Tiba-tiba aku seperti melayang di udara dan aku tak merasakan detak jantungku berdetak lagi. Aku sudah berada tepat di plafon kamar rumah sakit dan menatap tubuhku di bawah.Kulihat perawat-perawat membantuku dengan menggunakan alat kejut listrik , disudut lain kulihat mamakku menangis . Melihat mamakku menangis aku sedih sekali, sekarang mamak hanya sendiri berjuang untuk mencari uang untuk adikku bersekolah, aku mulai menyesal, andai saja aku tak menjadi budak rokok , tentu aku tak akan menderita penyakit kanker paru-paru. Kanker ini sudah menggerogoti paru-paruku bahkan nyawaku , semuanya habis tak bersisa.  Aku melayang-layang tak tentu arah, dan kulihat aku sudah tak bernyawa lagi karena rokok yang sudah mencandu di dalam tubuhku.

            Aku kini telah mati, tapi aku masih melayang-layang di udara, fisikku telah mati , tapi mengapa aku belum pergi ke alam lain?????? Apa aku akan jadi arwah yang gentayangan seperti di film-film horor!!!!!! Aku mulai takut dan berputar-putar tak tentu arah sampai aku bertemu dengan pria lain . Aku kaget saat dia bisa menembus dinding rumah sakit. Kukejar pria itu dan astaga aku juga bisa menembus dinding rumah sakit. Pria itu menoleh , mungkin tahu kalau dia diikuti olehku.
            “Mengapa kamu mengikutiku?” tanyanya, “aku Sukri,” dia memperkenalkan dirinya.
            “Aku Deny.” Aku baru tahu kalau pekerjaan Sukri adalah menyadarkan perokok yang masih betah hidup dengan rokok, agar mereka sadar akan bahaya rokok.
            “Gimana caranya,” aku bingung , kan sudah beda alam dengan orang-orang di bumi.
            “Mudah saja, kau kan sudah tak nampak bagi orang-orang dibumi, tapi kamu bisa kok menampakan diri pada manusia dengan wujud saat kamu mati karena kanker paru-paru,” katanya lagi. Aku mulai sedikit mengerti dan aku bayangkan pasti orang-orang itu akan ketakutan. Menurut Sukri, kalau orang itu sudah ketakutan, aku harus menyuruh mereka berhenti merokok kalau tidak mau sepertiku. Oh, begitu aku baru mengerti. Aku ingin berbuat sesuatu buat manusia agar mereka tidak bernasib sama denganku, mati karena kanker paru-paru. Paling tidak aku masih bisa berguna buat orang lain. Aku akan mulai tugas muliaku, jangan ada lagi korban-korban berikutnya.

            Sebelum aku memulai tugas aku melihat prosesi pemakamanku, kulihat mamak masih terlihat sedih. Sekarang aku menyesal, coba kalau dari dulu aku mematuhi nasihat mamak agar tidak merokok mungkin aku masih bisa berada di dunia. Aku meihat-lihat ternyata pacarku juga tak tampak di sana.  Tapi aku tak mempedulikannya lagi , aku harus memberhentikan orang-orang untuk tidak merokok, harus!!!!!. Siang itu aku melihat kuli pria yang sedang beristirahat dan di mulutnya terselip sebatang rokok dan kulihat sepagi tadi sambil bekerja tak habis-habisnya dia menghisap rokok. Aku mulai mendekatinya dan menampakan wajah asliku saat aku terkena kanker paru-paru. Pria itu ketakutan dan hendak berlari tapi kupegang tangannya dan kuceritakan bagaimana aku bisa seperti sekarang. Pria itu melongo sesaat dan aku menyuruhnya berhenti kalau tak mau sepertiku. Waktu pria itu mengangguk, aku menghilang dari hadapannya. Aku tersenyum puas!!!!

            Media baik cetak maupun sosial memberitakan kalau banyak perokok yang didatangi oleh hantu yang menyuruhnya berhenti kalau tidak mau bernasib sama denganku . Sudah banyak perokok yang berhenti karena melihat penampakanku walau masih ada yang bandel, tapi tak mengapa. Mudah-mudahan jangan ada lagi orang-orang yang mati karena rokok atau mau jadi hantu zombigaret yang gentayangan tak punya rumah!!!!
   

Tulisan ini diikutsertakan pada Lomba Menulis Diary Sang Zombigaret



        

;;