Minggu, 26 Maret 2023

 

 


Kali ini anak Circle of Happiness belajar fase bulan. Tahu gak buat prakteknya pakai kue oreo. Bisa ? Bisa loh , jadi anak-anak suka karena sesudahnya kuenya bisa dimakan . Jadi anak tambah semangat belajarnya. Asyik kan?

 


Jadi bulan itu ada beberapa fase . Itu karena adanya perputaran bumi mengelilingi matahari. Bulan sebagai satelit bumi ikut berputar bersama bumi. Akibat perputarannya ini menyebabkan sinar matahari yang mengenai bulan akan berbeda  sehingga membuat bentuk bulan akan berbeda setiap waktu. Bulan itu satelit alami dari bumi dan bulan tidak dapat memancarkan sinar sendiri tapi memantulkan cahaya matahari sehingga tampak terang. Jadi bulan akan mengelilingi bumi yang dikenal dengan revolusi bulan. Untuk revolusi bulan mengelilingi bumi butuh waktu 29,5 hari. Aslinya bulan berbetuk seperti bola. Nah, tadi sudah disebutkan kalau bulan tampak karena memantulkan sinar matahari . Akibatnya bagian bulan yang terkena cahaya matahari juga akan berbeda karena revolusi bulan itu.


 

Nah, dengan adanya perbedaan cahaya matahari yang sampai ke bulan sehingga akan terdapat bentuk bulan yang berbeda. Dan sering disebut dengan fase bulan.

 


Fase bulan baru. Fase dimana bulan terletak di tengah-tengah antara matahari dan bumi .Akibatnya sinar matahari akan mengenai sisi depan bulan dan sisi bulan yang menghadap bumi akan tampak gelap karena tidak terkena matahari.

 

Fase bulan sabit awal. Setelah pada posisi bulan baru bulan akan bergerak ke atas sedikit sehingga bagian yang terkena sinar matahari tidak ada setengahnya. Akibatnya akan terlihat seperti sabit dari bumi sehingga dikenal dengan nama bulan sabit.

 

Fase paruh awal. Fase ini setengah bulan karena yang kita lihat setengah bulan dan setengah lainnya gelap

 

Fase bulan purnama. Kedudukannya  bulan terletak di antara bumi dan matahari tapi di sini posisi bulan yang diterangi matahari menghadap bumi sehingga akan tampak bulan penuh.

 

Kemudian akan dilanjutkan dengan paruh akhir, sabit akhir dan fase paruh akhir setelah berputar setengah lingkaran.

 


Jadi anak-anak akan membuat  fase bulan di selembar kertas jeruk dan diwarnai agar jelas. Setelahnya anak –anak akan membuat fase bulan dengan menggunakan oreo.

Alat dan bahan

Kertas bekas dus

Oreo

Sendok

Alat tulis dan spidol

 


Cara kerajnya.

Potong dus dengan ukuran yang diinginkan dan buat lingkaran sebesar oreo sebanyak 8 buah melingkar dan di bagian tengahnya dibuat gambar mataharinya.

Kemudian oreo dibelah menjadi dua dan dikerok bagian putihnya dengan menggunakan ujung sendok sampai terbetuk fase bulan.

Kemudian letakan oreo di atas kertas dari dus tadi yang sudah digambari bulatan.

Susun fase bulan di atas kertas tadi.

 


Kegiatan kali ini anak mendapatkan banyak manfaat

Wawasan tentang bentuk bulan dan posisi bulan , bumi dan matahari seperti apa

Kemampuan menerapkan apa yang sudah  diterangkan pada kertas dan oreonya

Memahami fase bulan dengan baik

Kemampuan motorik halus bisa meningkat

 


Nah, kali ini anak-anak mendapatkan banyak hal di kegiatan ini. Wawasan tentang fase bulan dan menagap bisa terjadi seperti itu. Sungguh luar biasa gembiranya anak-anak dan sebelum pulang oreonya dimakan . Perut kenyang , pikiran dapat ilmu . Sip kan?

Minggu, 12 Maret 2023

 


Jadi ya aku mengenal kuliner tahu campur ya dari ibuku. Ibuku asalnya dari Surabaya. Selain suka bikin di rumah juga saat ke Surabaya selalu menikmati tahu campur khas Surabaya. Rasa petisnya itu yang bikin tahunya punya cita rasa yang beda dengan tahu yang lain. Jadi rasa tahu campur sih sudah tak asing lagi. Jadi saat anakku mengajak makan tahu campur di sekitaran Duren Sawit ya aku senang-senang saja. Apalagi sudah lama tidak menikmati tahu campur khas Jawa Timuran ini.

 

Tahu campur ini berisi daging sapi kenyal , tahu goreng, toge, selada air, mie kuning. Bahan –bahan tersebut dipotong-potong dan disiram dengan kuah yang kaya rempah dan yang pasti ada petisnya. Ditambah kerupuk , sambal , bawang goreng agar terasa nikmat. Dan yang unik di sini ditambahkan perkedel singkong yang terbut dari singkong yang diparut dan diberi kuah yang terdiri dari bumbu seperti bawang merah,bawang putih, ketumbar, daun jeruk,jinten, laso, garam yang dihaluskan. Tahu campur sendiri berasal dari daerah Lamongan. Padahal yang terkenal kemana-mana malah soto Lamongan. Dan ditemukan di desa Padenganploso, kecamatan Pucuk. Nah, ini ditandai dengan gapura yang bertuliskan Bumi Tahu Campur. Gapura ini memberitahukan kalau tahu campur ini ya berasal dari desa ini.

 

Jadi tahu campur ini sudah dikenal sejak jaman kolonial. Dan sebagian penduduk di desa ini merantau ke berbagi kota dan menjual tahu campur ini sehingga tahu campur makin dikenal masarakat luas. Katanya lagi mula-mula adanya tahu campur ini ada pekerja yang bekerja jadi koki Belanda , pulang kampung ke desanya dan memperkenalkan kuliner tahu campur ini. Disebut dengan tahu campur karena bahannya tahu yang dicampur dengan bahan-bahan lainnya. Bukan tahu campur ya kalau belum dicampur dengan petis, sambal dan kadang-kadang pakai krupuk kanji. Ada juga versi lainnya tentang tahu campur ini. Jadi karena awalnya di Lamongan itu khasnya soto. Jadi ada warga yang baru pulang dari sawah dan ternyata tak ada makanan yang ada adalah bahan untuk membuat soto seperti toge,kubis, petis dan sisa tahu kemarin. Akhirnya warga tersebut mencampur semua bahan yang ada jadi satu dan ditambah kuah soto tapi rasanya kurang enak sehingga ditambah petis. Dan rasanya malah enak. Kemudian atas saran tetangga agar bapak ini menjual makanan ini. Tapi saat belanja ke pasar kubisnya habis dan diganti dengan selada dan malah rasanya jadi lebih enak. Saat ada pembeli yang mau membeli dan menanyakan apa nama makanannya tapi bapak itu geleng-geleng kepala. Pembelinya menyebutkan nama tahu campur. Akhirnya makananya dikenal dengan tahu campur.

 

Nah, kembali lagi ke area Duren Sawit tadi , tahu campur yang kita nimati benar-benar enak sekali. Mungkin karena sudah lama tak makan jadi terasa enak sekali. Jadi kelak kalau ke Jakarta lagi harus mampir di warung Jawa Timuran ini. Masih banyak kulienr yang belum dicoba di sini

Minggu, 05 Maret 2023

 


Beberapa kali mengunjungi kawasan kota tua selalu takjub dengan gedung-gedung tua. Arsitektur khas Belanda dan Indonesia menyatu dalam gambaran gedung-gedung tua di sana. Pintu dan jendela yang lebar selalu menjadi ciri khas bangunan tua. Tapi ternyata ada satu yang terlewatkan yaitu jembatan merah . Ya, mungkin saat berkeliling di kawasan kota tua tidak sampai ke arah sana. Saat menginap di Mercuri Batavia dari kamar terlihat jembatan merahnya. Nah, mungkin dari kawasan kota tua letaknya ada di bagian belakang sehingga waktu itu tak sampai ditelusuri. Nah, berhubung tampak dari kamar paginya datang ke sana untuk melihat jembatan merah ini.

 

 

Jembatan merah pada jamannya bernama Englese Brug adalah jembatan yang menghubungkan sungai kanal di Jakarta dan saat itu menjadi pusat perekonomian Jakarta. Jembatan ini terdiri dari dua beton baja yang bersambungan sehingga bisa dibuka dan ditutup. Dulu saat sungai di Jakarta masih bersih menjadi pusat perdagangan lewat sungai yang ada di sana.  Apakah sekarang jembatan ini masih bisa dibuka ditutup? Ternyata tidak, saat diuji cobakan tahun 2007 ada kendala pada betonnya yang sudah dimakan usia. Tahun 2008 jembatan ini dibuka untuk wisata. Banyak wisatawan yang datang melihat jembatan tua ini. Juga banyak dipakai spot foto ala-ala atau untuk pre wedding. Pada maalm hari ada lampu-lampu. Dan warna lampu yang dipasang di jembatan sehingga akan tampak lebih indah. Dan jembatan menjadi warna coklat karena efek dari lampu-lampunya.

 

 

Jembatan ini dikelilingi pagar besi yang memiliki pintu dengan sedikit taman dan tempat duduk. Panjang jembatan 30 meter dengan lebar 4,43 meter. Dibangun tahun 1628 oleh Belanda. Sayangnya sungai yang berada di bawah jembatan sangat keruh. Katanya sih datang malam hari jembatan ini cantik  saat malam hari karena keruhnya tak terlihat karena sorot dari cahaya lampu yang banyak.  Jembatan ini dijadikan cagar budaya yang dilestarikan. Ternyata jembatan ini sudah banyak berganti nama. Saat dibangun diberi nama dengan De Honder Pasar Brug yang artinya pasar ayam karena memang letaknya dekat dengan pasar ayam. Tahun 1655 diperbaiki lagi oleh Belanda dan diganti dengan nama HetMiddlepuntBrug atau jembatan pusat. Jembatan ini menjadi saksi bisu sejarah kelam karena di sini terjadi pembantaian etnis Tionghoa oleh Belanda. Akibatnya sungai di bawah jembatan ini disebut dengan sungai bangke atau angke.  Tahun 1937 dipugar oleh dinas purbakala Belanda. Bentuk dan gaya tak berubah tapi namanya ganti menjadi OphaalBrug Juliana.Setelah kemerdekaan diganti menjadi jembatan kota Intan. Trahun 2000 dipugar oleh pemerintah provinsi Jakarta.

 

Ternyata jembatan ini melekat cerita sejarah yang memberikan wawasan tersendiri .Jembatan tua ini dari kejauahn terlihat eksotis , berdiri tegak, kokoh. Jalan yang ada di jembatan ini terbuat dari bahan yng masih kuat . Besi-besi yang menyanggah jembatan juga tampak kokoh. Jembatan dulu yang kuat di jamannya, sekarang masih terlihat kokoh dan menjadi saksi sejarah perkembangan kota Jakarta. Tak ada salahnya datang ke sini sambil membayangkan peristiwa yang terjadi saat pembangunan jembatan ini.

 


 


;;