Minggu, 29 Agustus 2010

Rahimku sayang,rahimku malang

Awalnya dari perdarahan yang sering terjadi padaku, dan aku belum khawatir karena menurut dokter ini mungkin awal menopause, yang memang tanda-tandanya banyak keluar darah.Tetapi ternyata perdarahan terus saja terjadi dan aku memeriksakan ke dokter kandungan ternyata di USG tidak terlihat gejala apa-apa di dalam rahimku dan dokter memutuskan spiralku dicopot,mungkin gangguan bisa datang dari spiral yang sudah dipakai bertahun-tahun.

Ternyata hanya berhenti sebentar , keluar darah lagi yang banyak dan dokter memutuskan untuk pap smear, ternyata hasil pap smear negatif.Sampai saat itu aku belum mengalami kekhawatiran karena perdarahan tidak terus menerus, kadang masih berhenti juga.Pertengahan juli perdarahan terus menerus dan belum berhenti sampai hampir tiap jam harus mengganti pembalut.Kembali ke dokter ternyata ada penebalan rahim mungkin disebabkan karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Kemudian dilakukan terapi hormon progesteron tetapi hasilnya kurang memuaskan bahkan ketika diperiksa dengan USG makin menebal sampai 3 cm sedangkan perdarahan masih berlanjut.

Dari indikasi tersebut dokter menyarankan 2 alternatif yaitu dikuret untuk menipiskan dinding rahim tetapi dengan resiko penebalan mungkin berulang kembali atau pengangkatan rahim dan tentunya perdarahan tidak akan terjadi lagi dan kalaupun ada sesuatu di dalamnya sudah aman karena sudah diambil.Ternyata memang setelah operasi ketauan ada miomnya.

Tanpa pikir panjang lagi aku memutuskan untuk melakukan operasi pengangkatan rahim dengan dasar akan lebih aman . Mungkin orang lain akan berpikir 1000 kali untuk melakukan ini karena rahim adalah salah satu yang dimiliki perempuan sebagai identitas,karena banyak kasus wanita lebih cenderung untuk mempertahankan rahimnya daripada harus diambil. Aku berani memutuskan untuk operasi karena dari segi logika inilah yang paling aman dan tidak akan terjadi perdarahan lagi dan sudah punya anak.

Bagiku tak terpikirkan masalah lain yang akan timbul karena banyak wanita menjadi takut tidak bisa menikmati hubungan suami istri lagi, takut suami berpaling lagi. Banyak orang yang akhirnya jadi iba melihat orang yang harus diambil rahimnya , tapi aku yakin akan cinta suamiku tentunya. Karena suatu pernikahan yang dimulai dengan niatan yang baik akan berakhir dengan baik juga. Karena masalah hubungan suami istri itu mudah bisa dibicarakan baik-baik dan bisa dicari solusinya dan tentunya dalam perkawinan hubungan suami istri bukan satu-satunya hal yang dapat mempertahankan cinta, masih bayak yang lain.

Buat wanita-wanita lainnya bila ternyata rahimnya harus diangkat dan itu merupakan jalan yang terbaik janganlah pernah takut untuk melakukannya. ada/tidaknya rahim tidak akan mempengaruhi kualitas hidup kita, tapi kualitas hidup kita ditentukan oleh hidup kita sendiri kok. Kembangkanlah sayapmu untuk berkreasi, mengabdi pada keluarga kita, masarakat dan lingkungan, menjadi orang yang berguna tuk orang lain.... walau tanpa rahim.... Be strong woman!!!!!!



Makasih buat teman-teman FKH, teman SMA ST Angela Bandung, murid-muridku dan saudaraku yang sudah mendukungku dan mendoakanku. Buat mama tercinta yang sudah merawatku, Tina, Wida , Tari, makasih dukungan moril dan materiilnya untukku...... Saya sayang kalian semua....

Ini foto ketika saya ditengok oleh teman dari FKH Bogor