Kamis, 10 November 2016

Asisten Rumah Tangga Atau Tidak





 Gambar dari sini

Dari kecil aku terbiasa dengan adanya asisten rumah tangga. Ibuku memperkerjakan dua asisten rumah tangga untuk membantunya dalam pekerjaan rumah tangga dan warung sembako miliknya. Pengalaman aku melihat ibuku memiliki asisten rumah tangga kebanyakan sangat positif. Mereka bekerja dan mengabdi begitu kuat pada ibuku. Dan kita juga sudah menganggap mereka merupakan bagian dari keluarga besar kami. Walau ada pembantu ibuku tak pernah memanjakan kami , tapi kami juga harus turut bekerja untuk rumah tangga ini agar selalu rapih . Kamar kami sendiri harus rapih dan menjadi tugas anak-anak untuk merapihkan sendiri. Kamipun dibiasakan dengan kata minta tolong saat butuh bantuan asisiten rumah tangga. 

Tapi kenyataan pengalaman aku dengan asisiten rumah tanggaku dulu jaman aku masih bersama orang tua sangat berbeda dengan saat aku sudah berumah tangga. Jauh berbeda. Aku selalu mendapatkan asisten rumah tangga yang semuanya bekerja dan tak mau menuruti apa yang diperintahkan aku. Rasanya punya asisiten rumah tangga itu bukannya mengurangi pekerjaan malah menambah stres saja. Mulai dari sukanya nonton di depan televisi, cucian piring numpuk di bak cucian dan kadang anak-anak terlantar karena kamalasannya. Punya asisiten rumah tangga serasa gak punya. Banyak pekerjaan yang akhirnya harus aku tanganin juga. Padahal aku pulang sudah capai kerja mau pegang anak tapi lihat pekerjaan yang belum selesai akhirnya aku yang membereskannya. Bukannya malu tapi esoknya juga seperti itu. Berkali-kali aku mengganti asisten rumah tangga tapi sampai kesekian kalinya aku tak bisa menemukan yang rajin dan mau benar-benar bekerja. Rasanya sudah putus asa bisa mendapatkan asisten rumah tangga yang sesuai dengan harapan kita. 

Akhirnya aku terpikirkan apakah bisa ya tanpa asisten ruamh tangga??  Suatu dilema yang cukup besar. Karena aku juga ibu yang bekerja, gak mungkin sekali kalau tanpa asisten rumah tangga. Otakku terus berpikir untuk kemungkinan yang paling buruk tanpa asisten rumah tangga, tapi akhirnya kembali lagi nol besar. Bagaimana anak-anak nanti di rumah sendiri, bagaimana makan mereka???? Sampai suatu saat aku terpikirkan akan uji coba tak ada asisiten rumah tangga . Aku suruh asisiten rumah tanggaku pulang dulu sebentar dengan alasan aku mau pulang kampung ambil cuti. Anak keduaku yang berusia tiga tahun aku ceritakan kalau mau aku ajak ngajar. Aku menyuruhnya untuk gak rewel, kalau ada apa-apa harus bilang sama mama. Sedang anak sulungku sudah sekolah kelas dua. Dan dia sudah biasa pulang sendiri. Aku bekali kunci rumah. Jadi pulang sekolah dia akan sendiri di rumah. Aku menyuruhnya untuk menonton televisi dan anggap saja rumah ada isinya. Dan aku wanti-wanti agar jangan membukakan pintu ke siapa saja termasuk ke orang yang dikenal, anggap saja rumah kosong. Di rumah aku sudah menyediakan makan siang untuk anakku dan baju ganti . Alhamdulilah hari pertama uji ciba berhasil. Hari kedua ,anak perenpuan aku yang aku bawa agak rewel karena mulai bosan bermain di ruang guru. Tapi akhirnya bisa dibujuk untuk diam kembali. Selang satu minggu anak-anak sudah terbiasa tanpa pembantu rumah tangga. Dan aku ternyata lebih enjoy walau aku harus kerja keras dengan pekerjaan rumah tangga. Dari jam setengah empat pagi aku sudah bangun. Mulai bikin sarapan, dan makan siang, nyuci baju. Untungnya suamiku termasuk yang suka bantu aku bekerja di rumah, sehingga saat berangkat kerja rumah sudah rapih dan bersih.

Jadi, setelah semuanya siap, aku pergi ke rumah pembantuku di daerah Mandirancan Kuningan. Saat itu aku memberikan uang  pesangon padanya dan gaji bulan lalu yang belum dibayarkan. Entah kenapa rasanya seneng gitu bisa memPHKkan asisten rumah tangga yang selama ini aku nurutin apa mau mereka karena butuh tenaga mereka. Akhirnya dilemaku terputuskan juga. Pilihanku ternyata tak salah. Anak-anak jadi lebih mandiri dan mereka selalu membantu tugas rumah tangga seiring dengan usia mereka yang bertambah. Dan ternyata aku lebih berbahagia tanpa asisten rumah tangga yang bikin aku stres selama ini. Bye-bye asisten rumah tangga, akhirnya aku bebas dari mereka. Merdeka melakukan apa yang aku mau tanpa harus ngomel tiap hari karena kerjaan mereka gak beres. 


54 komentar:

Ipeh Alena mengatakan...

Bunda Tira, pengalamannya hampir mirip denganku, asisten rumah tanggaku dulu waktu masih tinggal dengan Mamah, cuma rajin kalau pas Mamah dan Papah ada. Tapi kalau mereka pergi sebentar, langsung main ke rumah tetangga dan ngobrol lamaa sekali.

Otomatis pekerjaan rumah terbengkalai. Nanti kalau ditanya Mamah, alesannya segudang! Saya yang menyaksikan aja sampai bosan dan akhirnya memilih untuk meminta Mamay memberhentikannya.

Karena kejadian seperti itu sering, akhirnya saya malah jadi trauma punya ART sampai sekarang :)

tutyqueen mengatakan...

iya mbak, aku pernah pakai ART sewaktu di Medan, yg ada aku tambah stress, cukup sekali pakai ART sampai sekarang nggak pernah lagi :)

Dwi Ananta mengatakan...

Keren banget Mba sudah bangun jam 4! Aku paling gak bisa bangun pagi huhuhuhu... anakku malah lebih duluan bangun dari aku. Dan meskipun sampai sekarang belum pernah menggunakan jasa ART, rumah juga jauh dari kesan rapi >.<

Anisa AE mengatakan...

Itu baru yang namanya the power of Emak. Rasanya capek2 nikmat gimana gitu. Apalagi ketika punya bayi. Bisa2 sehari tidur cuma tiga jam. :D

Nasirullah Sitam mengatakan...

Temanku dulu pakai asisten rumah tangga. Tapi sekarang nggak pakai lagi heheheheh.

Nurul Fitri Fatkhani mengatakan...

Wah..saya pernah mengalami yang seperti ini, Mbak. Dilema punya ART. Anak-anak terbengkalai, karena ART lebih senang di depan TV. Gemesin juga, ya..

Tira Soekardi mengatakan...

nah itulah mbak ipeh , bikin aku stres.

Tira Soekardi mengatakan...

nah itulah mbak tuty, aku belum pernah dapat ART yang baik gak spt ibuku

Tira Soekardi mengatakan...

mbak dweedy, aku selalu membiasakan anak2 membereskan maiannya kalausudah selesai main ke dalam kotakbesar, jadi gak terlalu berantakan

Tira Soekardi mengatakan...

mas Sitam , maksudnya laporan ya kalau tetangganya gak pakai ART?

Tira Soekardi mengatakan...

nah itu dia mbak nurul, itu jaman saya, jaman sekarang ART sibuk dg ponselnay , masak saja bawaponsel

Tira Soekardi mengatakan...

iya mbak anisa, emak itu tenaganya luar biasa

Nathalia DP mengatakan...

Sama... Lbh baik lelah fisik drpd lelah hati gara2 art :D

Tira Soekardi mengatakan...

yes , setuju mbak nathalia

qhachan mengatakan...

dulu pernah ngalamin kayak gini, drama bgt huhu. tp abis itu aku pake tetangga, ngga nginep. istilahnya pocokan. dan alhamdulillah udah setaunan lebih masih cocok.

Liswanti Pertiwi mengatakan...

Saya semenjak menikah ga pernah pake asisten rumah tangga mba, biarpun sibuk kerja. Sekalinya pake asisten rumah tangga pas saat lahiran, eh kerjaannya ga beres. Banyak bolosnya, akhirnya ga pernah pake lagi ART. Itu pun cuma 2 bulan saja, sampe jahitan sesarku udah mendingan.

Indah Primadona mengatakan...

iya sekarang cari asisten rumah tangga susah, gak kayak dulu yang orangnya selalu rajin dan setia
aku juga sering ganti-ganti ART, suka pusing lihat tingkah lakunya

Tira Soekardi mengatakan...

mbak qhachan , aku juga perna pakai orang yg tinggal di kampung belakang perumahan tapi ay itu sering ngambilin barang sedikit2 tapi sering spt beras, bawang, sabun cuci dll, jadi kadang aku harus banyak beli barang tersebut

Tira Soekardi mengatakan...

oh begitu ya mbak Liswanti lebih nyaman ya

Tira Soekardi mengatakan...

iya mbak indah gak kayak jaman ibuku namanya ART itu setia dan mengabdi shg kita juga jadi sayang dengan mereka

Rindang Yuliani mengatakan...

ART bagi ibu pekerja zaman sekarang memang bikin dilema ya. Beruntungnya di keluarga besar saya, sejak dulu tak pernah memiliki ART sehingga kami para perempuan terbiasa mandiri.

Hanif Insanwisata mengatakan...

alhamdulillah, di keluarga besar g ada yang pake ART gt. jadi sekaligus belajar mandiri. eaah

Tira Soekardi mengatakan...

iya mbak rindang, butuh tapi susah yang cari bisa profesionaldan sungguh2

Tira Soekardi mengatakan...

memang lebih baik begitu mas hanif

Pangeran mengatakan...

Hahaha.. aku aku dari kecil memang diasuh sama orang tua jadi gak tahu rasanya punya ART, pas baca artikel ini kok jadi mikir..
"wadao, sia-sia amat tuh duit kalau untuk bayar ART yang males malessan"

Adriana Dian mengatakan...

Iya betul ya maaak, tanpa ART anak-anak bisa lebih mandiri yaaa. Aku banget tuh jaman kecil dulu, nggak ada ART jadi bisa nyuci baju dan lain-lain. Beda sama adik aku yang sekarang di rumah pake ART, mana bisa dia nyuci baju pake tangan. Ehehehehe

Witri Prasetyo Aji mengatakan...

Aku enggak punya pengalaman punya ART sih, tapi di rumah ortuku juga pernah punyaaa
ya gitulah, problem selalu ada ajah

Tira Soekardi mengatakan...

iya mas ardi, malas bayar ART yg malas

Tira Soekardi mengatakan...

betul mbak adriana, aankku skrg sangat mandiri dan aku juga jadi senang saat mereka jauh dari ortu mereka sudah siap

Tira Soekardi mengatakan...

iya mbak witri, ART sekarang susah diandalkan

sari widiarti mengatakan...

dulu, waktu aku kecil, mama pakai ART. karena memang mama wanita karir, jadi biar gak repot pakai ART. Sekarang anknya udah besar, nggak pakai RT lagi :)

Heri Heryanto mengatakan...

semakin mantapin istri kalau belum perlu ART. selain belajar mandiri dan waktu lebih dekat ngurusin dan nelatenin anak.

vira elyansyah mengatakan...

Ada nilai positifnya juga tanpa asisten rumah tangga :)
Anak-anak jadi belajar untuk melakukan pekerjaaan rumah bersama-sama dan membuat komunikasi jadi lebih menyenangkan :)

Tira Soekardi mengatakan...

mbak sari kebutuhan ART juga tergantung keadaan ya, saat anak2 sdh besar kayaknya gak butuh lagi

Tira Soekardi mengatakan...

iya mas Heri kalau istri gak kerja sih gak perlu ART, hanay perlu mas Heri juga bantu2 urusan rumah tangga juga , jadi istri tidak merasa sendiri

Tira Soekardi mengatakan...

betul mbak vira

angkisland mengatakan...

sukses terus mamah tira semoga makin rajin buat anak"nya...

Ruli retno mengatakan...

Bener juga drpd stres mending capek ya kan..

Tira Soekardi mengatakan...

makasih mas angki

Tira Soekardi mengatakan...

iya mbak ruli, capai hati senang itu lebih penting

Turis Cantik mengatakan...

Saya sih lebih suka beberes sendiri tapi saya paling pakai prt yg hnya mengurus anak dan pulang pergi. Kl ngak ada anak sih saya ngak prnh pakai prt

Astrid Prasetya mengatakan...

Hehe.. aku dari awal menikah punya ART, malah sempet dua ART. Pas lahiran anak ketiga n resign udah deh ngga punya ART lagi. Ternyata ngga masalah juga. Walopun rumah ngga serapi dulu wkwkwk..

Tira Soekardi mengatakan...

turiscantik,ya saya butuh krn bekerja sih, kalau gak kerja sih mungkin gak pakai ART deh

Tira Soekardi mengatakan...

memang kalau gak kerja sih enakan gak punya ART, sekarang susah cari ART yang bener mau kerja

Jiah Al Jafara mengatakan...

Kaya di sinetron yaaa
Kalo org rmh sama sekali gak ada art

Tira Soekardi mengatakan...

iya mungkin sinetron juga lihat kenyataan yang ada

Lusi mengatakan...

Jadi ingat jaman dulu. Baguslah diajarkan ke anak2 sekarang agar motorik & inderanya aktif dg berbagai gerak & repetitif spt kalau pegang gadget.

Tira Soekardi mengatakan...

iya mbak lusi

nitalanaf mengatakan...

Selama dg suami bisa tolong menolong dan kondisi masih bisa diatasi, iya dijalani aja dulu ya mba. Anak2 pun insya Allah jadi mandiri ya ☺

Tira Soekardi mengatakan...

betul , kita satu tim yg tangguh , jadi kita tetap fight tanpa pembantu

Internet provider indonesia mengatakan...

sukses terus jaga anak dengan baik-baik so jaman sekarang ini banyak korban anak" jadi jangan sampe anak" jadi sasaran. :)

Tira Soekardi mengatakan...

iya

Eva Sri Rahayu mengatakan...

Nyari ART memang katanya sama persis kayak nyari jodoh. Harus nyari yang cocok lahir batin ^^

Tira Soekardi mengatakan...

iya mbak eva, ih perbandingannya lucu kayak cari jodoh

Posting Komentar