Minggu, 04 Maret 2018

Museum Di Kota Tanjung Pandan





Selanjutnya perjalanan di Belitung sampai di sebuah museum di kota Tanjung Pandan tepatnya di jalan Melati 41A. Rasa penasaran aku begitu memuncak saat sudah sampai pintu masuk museum. Tapi ternyata setelah membayar tiket masuk, tak didampingi dengan pemandu wisata, sehingga dengan cepat aku berkeliling sebentar untuk melihat koleksi museum. Dan ada beberapa yang aku tidak tahu karena tak tertulis di tulisan di setiap koleksi atau ada sesuatu yang tak jelas yang aku tanyakan ke penjaga tiket. Ternyata pengetahuannya juga mumpuni saat aku tanya. Mungkin karena saat itu tak ada pegawai lain selain dia tentunya penjaga karcis juga kebingungan. Kalau dia jadi pemandu wisata , yang menjaga tiket masuk tak ada. Akhirnya ya aku bolak balik ke depan untuk menanyakan sesuatu padanya.


Dulu museum ini dikenal dengan museum geologi . Pendiriannya disuruh oleh mentri perindustrian dasar dan pertambangan bapak Chaerul Saleh kepada perushaan tambang Bangka Belitung untuk membuat museum. Dan akhirnya berdirilah sebuah museum yang dibangun oleh geolog asal Austria Dr R Osberger yang semula akan dibangun di Kelapa Kampit tapi akhirnya di Tanjung Pandan untuk memudahkan akses . Museum ini berada di tempat bekas kantor dari NV Billiton Maatchappij. Nah , yang tertarik di halaman museum ini terdapat lokomobil terbuat dari besi baja yang dibuat tahun 1908, dua patung singa  yang diambil dari rumah kapiten Ho A Jun.


Masuk ke dalam museum kita disuguhi ruang penuh dengan aneka keramik tua dari Tiongkok seperti kendi,mangkoik dengan beraneka ragam bentuk dan corak yang ditemukan di Belitung. Keramik-keramik ini memang sudah kuno karena ada yang berasal dari dinasti Yuan, Wangsa Tan dan lain sebagainya. Juga terdapat koleksi benda  dari logam tembaga dan kuningan seperti bokor, baki segiempat,wadah buah  tempat perhiasan. Di dalam kotak juga terlihat batu satam, batu yang merupakan ciri dari pulau Belitung dimana batu ini tak terdapat di pulau lainnya. Banyak terdapat jenis senjata tajam tradisional yang dipajang di sana.  Dan di ruang utama terdapat awetan ikan Arapaina. Ikan arapaina ini adalah ikan air tawar terbesar di dunia. Dan diduga masih hidup di sungai Lenggang di Belitung Timur dan dikenal dengan ikan ampong atau ikan buaya.


Ada lagi berekong sejenis biawak dengan tubuh ramping, kulit lebih halus dan gerakannya sangat lincah. Hidupnya di tepian hutan sungai dan makan katak. Ada lagi buaya awetan dan penyu besar. Terdapat miniatur Kapal Keruk (KK) Dendang, satu dari 30 KK yang pernah digunakan di Belitung. Ada juga maket tentang tata cara penambangan timah. Yang dimulai dari sumur Palembang sampai ke pemakaian kapal keruk dan peleburan biji timah . Dan di museum juga diperlihatkan jenis batuan dan biji logam seperti batu kawi, timah, kalsit, radio larit, kwarsa, bijih nikel, siderit, hematit, piryt,dan masih banyak lagi. Koleksi lainnya terdapat dimetrodon yaitu mamalia berkaki empat yang hidup di jaman 280-265 tahun yang lalu. Dia punya sirip di bagian punggungnya dengan panjang tubuhnya 3,8 meter dengan berat 200 kg. Juga terdapat macam –macam gading gajah.


Kemudian di bagian belakang dari museum terdapat halama luas dengan pohon-pohon besar. Ternyata ada kebun binatang mini. Dan kebanyakan kandang-kandangnya banyak yang kosong dan tak terpelihara kebersihannya. Tampak suram . Binatang yang ada di sana, buaya, kancil ( kancil ini bersembunyi di balik semak-semak yang tinggi sehingga tak terlihat oleh kita yang ada di depan kandangnya.) Hampir saja aku kira tak ada hewannya. Sungguh memprihatinkan tempat kebun binatang kecil ini, sangat tak terurus dan sedikit bau.  Dan saat aku kembali ke bagian depan tempat penjualan tiket, penjual tiketnya tersenyum kecut saat aku memberitahu kalau di belakang itu tempat yang kesannya kumuh dan tak terurus. Aku juga agak kecewa saat di sini tak ada pemandu sehingga banyak hal yang sebetulnya aku sendiri kurang tahu tapi tak ada orang yang bisa aku tanyakan. Sayang sekali . Padahal wisata edukasi ini seharusnya segera dibenahi agar bisa menarik banyak wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Ini pekerjaan rumah dari pemerintah setempat untuk mewujudkan museum sebagai tempat wisata edukasi yang patut dikunjungi.


40 komentar:

Amallia Sarah mengatakan...

Wah aku hobi banget mba lihat2 keramik tua Tiongkok, cuma belum pernah lihat-lihat di museum. Asik banget ya ke museum ada kebun binatang mini gitu, jadi bisa sekalian y mba

Anisa AE mengatakan...

Pingin lihat keramik antiknya tuh, kalau biasanya cuma bisa lihat dai TV. Hehe.

Diana mengatakan...

Museum barang antik nih, aku jadi penasaran.

Kemana-lagi mengatakan...

Terus kondisi hewan nya bagaimana di kebun binatang mini itu..

Darul Azis mengatakan...

Koleksi museumnya benar-benar antik semua. Mamah Tira beruntung banget bisa menyaksikan koleksi2 antik itu dari jarak yang sangat dekat.

Makasih udah berbagi Mah.

BlogSabda.com mengatakan...

sayang banget ya mbak, padahal koleksi nya bagus, tapi fasilitasnya kurang memadai.

Tira Soekardi mengatakan...

iya mbak amalia, sayangnya banyak museum yg masih belumterawat

Tira Soekardi mengatakan...

iya mabk anisa, ada keramik yang pecah dan tertutupi kerak

Tira Soekardi mengatakan...

silahkan mampir ke sana mbak diana

Tira Soekardi mengatakan...

kemana lagi, ya gitu deh suram, dan kotor, sedih ya

Tira Soekardi mengatakan...

betul mas darul, aku tertarik dengan proses penambangan timah

Tira Soekardi mengatakan...

betul mas sabda , begitulah kebanyakan museum

mutimimut mengatakan...

Belitung ternyata memiliki museum yang bersejarah ya, selain terkenal dengan keindahan pantai-pantainya

Dian Restu Agustina mengatakan...

Mbak..untuk binatang yang tidak terurus itu kita bisa laporkan lho ke KLHK, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kan, termasuk menyia-nyiakan binatang..apalagi yang dilindungi.

Kasihan.

Akhmad Muhaimin Azzet mengatakan...

Keramik tua dari Tiongkok itu tentunya sangat bernilai ya, Bu.

Edwina mengatakan...

Sesekali berkunjung ke museum jadi ide wisata yang menarik.

Tira Soekardi mengatakan...

betul mbak mutie

Tira Soekardi mengatakan...

oh begitu ya mbak dian, aku juga miris lihatnya teruatam kancil duh lihat bola matanya jadi sedih

Tira Soekardi mengatakan...

jelas pak akhmad

Tira Soekardi mengatakan...

betul mabk edwina, dan museum ahrsu dibagusin agar semakin banyak orang datang dan mendapatkan edukasi yang baik

megasavithri mengatakan...

kebun binatang mininya lebih baik gak ada aja ya mba dari pada gak terawat, binatangnya biar bebas aja gitu cari makan sendiri :(

"Titik Asa" mengatakan...

Keren mbak jalan-jalannya.
Saya sudah lama gak berkunjung ke museum, jadi ingin meluangkan waktu untuk berkunjung ke museum nih Mbak...

Salam,

Santi Dewi mengatakan...

senangnya masuk museum itu, kita jadi belajar dan tau ttg sejarah ya mba... :)

Prananingrum mengatakan...

aku juga suka barang2 antik

Dani Maulana mengatakan...

Terakhir masuk museum itu SMA hahahaha. Rindu rasanya berkunjung di museum2 yang ada di Indonesia setelah membaca tulisan ini

Siti Nurjanah mengatakan...

Wuahh..waktu ke Belitung fokus explore keindahan alamnya. Ternyata ada museum juga di wilayah kotanya

Tira Soekardi mengatakan...

betul mbak mega, sedih lihatnya

Tira Soekardi mengatakan...

mas titik asa, saya kalau ke suatu kota pasti selalu cari museum buat dilihat

Tira Soekardi mengatakan...

iya mbak santi, dari kecil aku sudah dibiasakan ibuku pergi ke museum

Tira Soekardi mengatakan...

kesannya indah ya mbak prananingrum

Tira Soekardi mengatakan...

mas dani, kalau sma pastinya karena ada tuags dari guru sejarah ya

Tira Soekardi mengatakan...

ada mbak siti, kalau aku selalu cari museum kalau berkunjung ke suatu tempat

farida mengatakan...

Waini, keramik tiongkoknya yg bikin mata berbinar ��

Tira Soekardi mengatakan...

iya mabk farida , ada yang bagus dan ada yang tertutup kerak, ada yang sebagian pecah

Himawan Sant mengatakan...

Sayangnya museum ini kurang ada nama informasi di tiap koleksinya,ya ...
Padahal terbilang lengkap koleksinya.

Sewaktu-waktu kapan kak Tira travelling ke museum keraton Surakarta atau museum keraton Yogyakarta akan ditemui koleksi museum tertata sangat apik.

Tira Soekardi mengatakan...

iya masa himawan, di sana juga ada tuisannya tapi kan masih ada banyak pertanyaan di benak saya tapi gak ada guidenya

Dila Augusty mengatakan...

Kalo pergi ke tempat yang penuh nilai sejarah itu, saya suka ngebayangin langkah-langkah orang disana kala itu. Apa yang mereka lakukan. Kehidupan masa lalu seperti apa

Kadang ada rasa rindu juga, Bu

Tira Soekardi mengatakan...

betul mbak dila, suak membayangkan kejadian di masa lampau ya

Jalan-Jalan KeNai mengatakan...

Sayangnya masih banyak museum yang kurang terawat atau memberikan informasi setengah-setengah :)

Tira Soekardi mengatakan...

betul mbak keke, apalagi kalau sudah kumuh itu miris rasanya

Posting Komentar