Kamis, 17 Oktober 2019

Museum Di Dalam Benteng Vredeburg



Sebelumnya sudah diceritakan bagaimana sejarah dibangunnya benteng ini dengan banyak cerita dalam pemanfaatan benteng ini. Di sini akan aku lengkapi cerita benteng ini. Kenapa? Karena selain di dalam ada bangunan-bangunan yang dulunya berguna untuk benteng pertahanan , di sini juga terdapat museum dalam bentuk diorama. Diorama ini banyak menceritakan tentang perjuangan bangsa Indonesia mearih kemerdekaan.



Jadi di dalam benteng ini selain bangunan yang ada di sana terdapat juga

  • 1.      Koleksi realia. Koleksi berupa benda yang benar-benar nyata yang berperan dalam proses sejarah . Seperti senjata, peralatan rumah tangga, pakaian , naskah , peralatan dapur dan sebagainya.
  • 2.      Koleksi foto, miniatur,lukisan atau benda hasil visualisasi.
  • 3.      Koleksi adegan peristiwa sejarah dalam bentuk diorama
  • 4.      Ruang pengenalan. Studio mini dengan kapasitas 50 orang untuk melihat film dokumenter.. Lama film sekitar 10-15 menit. Bisa ditonton sebelum menjelajahi ruang diorama.
  • 5.      Media interaktif. Di dalam diorama terdapat media layar sentuh dimana pengunjung bisa melihat peristiwa sejarah di sana.
  • 6.      Ruanga adiovisual. Ruang ini digunakan untuk melihat film-film perjuangan koleksi dari  museum ini. Tapi pemutaran film ini hanya ada pada hari tertentu , yaitu pada hari minggu jam 10 dan 13 dan hari jumat jam 13 pada minggu kedua, ketiga dan keempat saja.



Untuk dioroma terbagi menjadi 4 bagian yaitu
Diarama terdapat 4 bagian yang dipisahkan dalam dua gedung yang berbeda.Setiap diorama terdapat satu adegan dalam suatu peristiwa penting dalam sejarah.

  • 1.      Ruang diorama satu mewakili sejarah mulai dari perang Diponegoro sampai masa pendudukan Jepang. Terdiri dari 11 diorama.
  • 2.      Ruang diorama dua mewakili peristiwa dari awal kemerdekaan sampai agresi militer yang pertama. Terdiri dari 19 diorama.
  • 3.      Ruang diorama tiga mewakili masa setelah perjanjian Renvile sampai pengakuan kedaulat RIS. Terdiri dari 18 diorama.
  • 4.      Ruang diorama empat mewakili mulai dari sejarah negara kesatuan Republik Indonesia sampai orde baru. Hanya terdiri dari 7 diorama.




Kalau kita mengeliling diorama-diorama tersebut akan tergambarkan perjalanana sejarah perjuangan untuk meraih kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan. Dan sepanjang mengelilingi diorama, pengetahuan tentang sejarah akan semakin luas dan mengingat kembali pelajaran sejarah yang pernah diajari dulu waktu sekolah. Nah, yang aku juga masih bingung, adalah lampu yang temaram malah cenderung gelap malah jadi kadang bikin seram. Kenapa gak pakai lampu yang terang sekalian saja. Sama keluhan aku saat mengunjungi museum Sonobudoyo juga masalah lampu yang temaram.  Kebayang kalau lihat sendirian ya, bikin serem gitu loh. Belum suasana yang sepi sekali. Nah, bisa dijadikan tujuan untuk kunjungan ke museum ini, untuk mengenalkan sejarah bangasa kita pada anak-anak, agar mereka mengerti sejarah bangsa kita dan menghargai jerih payah pejuang kita. Karena kita yang menikmati hasil perjuangan mereka. Agar anak-anak menghargai pahlawan –pahlawan kita.  Tidak ada salahnya untuk mengunjungi museum ini. Ok, selamat berkunjung dan menggali sejarang bangsa ini.


36 komentar:

Bang Day mengatakan...

Dengan melihat diaroma kita bisa sedikit membayangkan kejadian2 penting saat itu yah.
Saya suka sekali ttg sejarah mba

Tira Soekardi mengatakan...

bang day, sama dong. dari kecil sama ibuku aku sering dibawa ke museum.

dudukpalingdepan mengatakan...

Berkunjung ke museum sejarah memang jadi bikin merinding. Teringat susahnya perjuangan para pahlawan dulu.

labollatorium mengatakan...

Wisata ke museum bikin kita lebih bersyukur dengan nikmat kemerdekaan

Okapi note mengatakan...

agak serem sih kalo ada patung tiruan dan miniatur dimuseum kayak matanya gerak gitu wkwk.
tapi ada audivisualnya jg jadi bisa banyak belajar sejarah disini. keren...

Tira Soekardi mengatakan...

dudukpalingdepan, masalahnya lampu yg temaram dan suasana sepi itulah yg bikin serem

Tira Soekardi mengatakan...

betul labollatorium

Tira Soekardi mengatakan...

memang iay aptungnya agak serem dan ditambah suasana yg temaram okapinote

Buleipotan mengatakan...

hahaha, kadang jadi imajinatif kalau patung ngelirik atau gerak saking minimnya pencahayaan

Ericka Abdullah mengatakan...

Aiih jadi inget masa SD pas pertama kali liburan sekolah ke museum ini mbak :) itu foto penjahit sepertinya saya juga pernah foto

Tira Soekardi mengatakan...

nah itu dia buleipotan

Tira Soekardi mengatakan...

oh gitu ya mbak ericka, wah sudah lama juga ya

Erlina mengatakan...

Saya juga suka memperhatikan diaroma. Di situ, kita bisa lebih berimajinasi ke masa lalu:)

Mas Prim mengatakan...

Kalau saja dulu pelajaran sejarah disampaikan menggunakan media diorama, mungkin nggak akan ada cerita murid ngantuk saat pelajaran sejarah 😥

MRENEYOO mengatakan...

Wah pernh ada bbrp kali ke museum sejarah sperti lubang buaya dn bbrp lainnya, kesannya wmg mencekam yaa.. Sperti terbawa suasana jmn dulu.. Apalagi lampunya memang redup..makin tmbh serem

Latifah Kusuma mengatakan...

Aku suka ajakin adik ke museum, seperti museum di Benteng Vredeburg ini. Nilai edukatifnya menyelaraskan belajar sambil bermain.

Tira Soekardi mengatakan...

wah sama mbak erlina, sayangnya warna tubuhny aterlalu coklat ya

Tira Soekardi mengatakan...

ha, ah, mas prima, gurunya hrs pandai bercerita, saat saat smp aku suka pelajaran sejarah krn gurunya pandai bercerita, nah kalau sekarang kan bisa pakai media komputer , pakai animasi , bisa pakai power point , banyak deh tergantung gurunya

Tira Soekardi mengatakan...

iya mbak heni,

Tira Soekardi mengatakan...

betul mbak latifah, sangat bermanfaat. hanya saja perlu museum bikin kegiatan agar masarakat amu ke museum

Ibrahim mengatakan...

gambar yang terakhir itu nampak nyata banget ya mbak, salam kenal

Yeni Sovia mengatakan...

Wah museum selalu jadi tempat liburan yang mengedukasi ya Bun. Oh ya Bun hebat ikh rajin nulisnya ��

efo.teo mengatakan...

Weeeeeit, saya berkali-kali lewat depan benteng vredeburg, tapi nga pernah mampir :D

bener-bener baru tau kalau dalemnya begitu ._.

Tira Soekardi mengatakan...

iya mas ibrahim tapi warna kulitnya terlalu coklat jd tampak serem

Tira Soekardi mengatakan...

iya banget mbak yeni, banyak hal bisa kita pelajari

Tira Soekardi mengatakan...

makanya mapir mas febri, aku juag baru kali ini setelah sering lewat sana tanpa mampir

Dari Catatan mengatakan...

Kenapa museum cahanya selalu redup ya? Hehehhe

Nur Rochma mengatakan...

Sewaktu kesini saya sempatkan masuk ke studio mini dan nonton film dokumenter. Senang bisa belajar sejarah.

Tira Soekardi mengatakan...

nah itu dia dari catatan, ini yang aku pertanyakan, malah jd serem

Tira Soekardi mengatakan...

wah asyik dong mbak nur bisa nonton film dokumneternya

Nurul Sufitri mengatakan...

Aku juga pernah berkunjung ke Benteng Vredeburg, bun. Kita jadi tau sejawah ya dan menambah wawasan. Waktu itu sempat nonton filmnya di sebuah ruangan.

Tira Soekardi mengatakan...

betul mbak nurul, aku suka banget cerita sejarah

Nynamuztyka mengatakan...

Aku suka wisata sejarah. Semoga pada suatu saat bisa ke sana.

Tira Soekardi mengatakan...

semoga ya nynamuztyka

Annafi mengatakan...

Semenjak aku tinggal di Cileungsi aku jadi jarang banget ke museum.. abis baca postingan ini aku pingin bikin plan ke Bogor dan jalan-jalan ke museumnya

Tira Soekardi mengatakan...

nah di bogor museumdekat kebun raya itu perlu dikunjungi mbak annafi

Posting Komentar