Sabtu, 04 September 2021

Dari Dongeng Jadi Drama

 


Kali ini mengundang bu Lisma . Bu Lisma adalah penggiat literasi di pepustakaan 400 Cirebon. Bu Lisma mendongeng cerita fabel. Cerita dengan tokoh hewan. Setelah bu Lisma mendongeng dan anak-anak  anak-anak dibagi 4 kelompok. Dan setiap kelompok dipimpin oleh kakak relawan akan membuat drama tentang fabel.

Dongeng yang diceritakan bu Lisma adalah dongeng Siput Dan Kelinci

Di suatu hutan ada seekor kelinci. Kelinci hewan yang ceria dan heboh. Dia selalu lari ke sana kemari dan selalu menyapa teman-teman yang lain. Kelinci terkenal dengan larinya yang cepat. Dan karena terkenal kelinci mulai sombong. Malah dia suka mengejek hewan-hewan yang jalannya lambat. Marmut menasehati kelinci jangan sombong apalagi suka mengejek hewan lainnya. Tapi kelinci tak peduli. Bahkan dia makin sering mengejek siput. Siput kesal dan menantang lomba lari pada kelinci. Kelinci jelas menerima tantangannya. Saat mulai lomba , banyak hewan-hewan lainnya datang untuk menyaksikan perlombaan. Siput jalan dengan lambat, kelinci melesat jauh. Kelinci mulai leha-leha karena dia yakin gak bakal disusul. Tapi dia kaget kok siput sudah ada di depannya. Dia kejar lagi saat dia sudah jauh dari siput dia leha-leha lagi. dan dia kaget siput sudah ada di depannya. Dan dia menyusul kembali. Tapi terdengar suaar sorak sorai di garis finish, ternyata siput sudah sampia garis finish. Kelinci malu sekali. Dia pulang . Tapi dengan kejadian ini kelinci tak sombong lagi. Marmut penasaran kenapa siput bisa memang. Saat marmut bertanya pada siput , marmut tersenyum simpul. Ternyata yang ada di depan kelinci itu bukan siput yang ikut lomba lari tapi siput yang lainnya.

 


Nah, masing-masing kelompok membaut cerita fabelnya terlebih dahulu dengan hewan yang sudah ditentukan. Jadi nanti anak-anak akan memakai ikat kepala yang ada gambar hewannya. Setelah membuat ceritanya, baru latihan diperagakan dalam bentuk drama. Jadi harus membaut dialog –dialog yang sederhana kata-katanya sehingga anak-anak mudah menghafalnya. Kalau sudah mereka satu-satu per kelompok maju ke depan untuk menampilkan drama mereka.

 

Dari kegiatan ini anak-anak mulai bisa membuat cerita fabel sederhana. Selain itu anak-anak belajar menampilkan karakter masing-masing hewan yang tentunya akan berbeda. Anak-anak juga belajar membuat ekspresi wajah dan geark atau olah tubuh sesuai dengan perannya. Dan memang membuat anak-anak itu mau mengeluarkan ekspresi sesuai cerita itu gak mudah. Karena mereka selalu beralasan malu, takut dan lain sebagainya. Tapi tentunya kakak relawan harus bisa memotivasi anak-anak agar berani berekspresi, berani tampil, berani bicara keras agar yang lain bisa mendengar..

 


Akhir kata dari semua kelompok tadi memang ada kelebihan dan kekurangannya. Tapi ini tak mengapa, karena akan ada kegiatan-kegiatan lainnya yang bisa meningkatkan kemampuan anak dalam hal membuat cerita, bersekspresi, berani bicara keras dan berani tampil. Tak ada usaha yang sia-sia. Semua akan terlihat hasilnya asal mau terus berlatih dengan keras


 

4 komentar:

Anisa AE mengatakan...

Wah keren, nih, selain mengajarkan kemampuan literasi pada anak juga bisa membangkitkan kreativitas mereka. Good job!

Tira Soekardi mengatakan...

makasih mbak

Tanza Erlambang - Sawan Fibriosis mengatakan...

anak anak kelihatan enjoy....
mantul ....👍👍

Tira Soekardi mengatakan...

makasih

Posting Komentar