Minggu, 16 Juli 2023
Sejak kecil aku selalu kagum dengan gedung sate. Gedung yang megah dengan tusuk sate di atas gedungnya. Setiap lewat sana yang dilihat adalah satenya. Tuh, lihat satenya. Begitulah masa kecilku di Bandung selalu mengamati gedung sate. Beberapa tahun ini setelah banyak dikembangkan wisata , area gedung satepun juga mulai dibenahi sehingga bisa dikunjungi warga yang mau melihat gedung sate dari dekat. Malah disediakan tempat untuk berfoto dan duduk-duduk santai. Apalagi di sekitarnya banyak pohon rindang yang bikin udara tambah sejuk.
Makanya gedung sate ini menjadi ikon kota Bandung dan memiliki sejarah panjang. Memiliki sejarah panjang dimulai dari pemerintahan kolonial Belanda. Peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 27 juli 1920 yang dihadiri oleh Johanna Catherina Coops yang merupakan putri tertua Wali Kota Bandung dan B. Coops serta Petronella Roelofsen yang mewakili Gubernur Jenderal di Batavia. Dan gedung sate ini dibuat dengan arsitektur yang merupakan gabungan beberapa nuansa. Mulai dari tradisonal nusantara dan beberapa aliran aristek pada gedung sate ini. Desain jendela yang besar dengan bagian atas setengah lingkaran ini mengadopsi ciri Moor Spanyol .Keseluruhan gedung ini menggunakan model rennaisance Italia. Model atap mengadopsi Asia seperti pura di Bali dan pagoda di Thailand. Ornamen-ornamen batu di gedung sate ini juga sering disebut sebagai adopsi dari candi Borobudur. Perpaduan budaya inilah yang membuat gedung sate ini menjadi megah dan indah. Pembanguan mencapai 4 tahun dan awalnya digunakan untuk pemerintahan kolonial Belanda. Pada tanggal 3 Desember ada peristiwa bersejarah , yaitu meninggalnya 7 orang karena mempertahankan gedung sate dari pasukan Gurkha. Akibatnya dibuatkan tugu untuk mengenang 7 orang yang tewas dan ditaruh di halaman belakang gedung. Tapi tahun 1970 tepat tanggal 3 Desember dipindahkan ke bagian depan halaman gedung sate ini.
Pada tahun 1980 akhirnya gedung sate digunakan untuk kantor gubernur Jawa Barat. Kemudian dibangun gedung baru yang ala-ala gedung sate juga untuk kantor DPRD. Dan akhirnya gedung sate bisa digunakan untuk wisata sejarah dengan dilengkapi fasilitas Bahkan di dalam gedung satenya terdapat museum . Lengkap sudah . Jadi waktu ke sana mau konten bersama Usep. Suasana sangat mendukung karena masih pagi hari. Di bagian depannya ada lapangan Gasibu yang digunakan warga untuk berolahraga atau sekedar duduk-duduk santai. Di bagian depan ada kolam yang ada air mancurnya. Juga terdapat tulisan Gedung Sate yang besar. Dikelilingi oleh pepohonan yang bersar dan rindang membuat suasana tetap sejuk. Kami datang pada saat jam kerja karena kalau hari minggu akan penuh karena ada pasar kaget yang memenuhi jalan di sana. Jadi yang jalan-jalan ke kota Bandung bisa deh lihat-lihat ikon kota Bandung yang megah dan indah ini.
Label: jalan-jalan
13 komentar:
Gedung Sate ini paling sering muncul dalam buku pelajaran SD. Dari dulu, penasaran banget dengan bentuk dari Gedung Sate ini sekarang.
Akhirnya, melalui tulisan ini bisa melihat secara virtual dan membayangkan bentukan Gedung Sate itu seperti apa.
Terima kasih banyak Mamah Tira untuk tulisan yang amat menarik ini.
Jadi kalo ke Gedung Sate enaknya di pagi hari ya. Makasih banyak referensi lengkapnya ini. Semoga nanti pas ke Bandung bisa juga ke Gedung Sate.
Iya biar gak panas, mampir ke bandung pak
boleh masuk ke dalem nggak sih mbak? penasaran sama isinya. terakhir ke Bandung, kami (saya dan teman-teman blogger) masuk ke gedung KAA.. http://www.masekorner.com/2019/07/spot-asik-di-kota-bandung.html
Di dalam ada museumnya , tp sy gak masuk sana tp masuk dari belakang di sana ada museum pos. Dari sana ya bisa lihat2 tp gak sampai ruangan kerja karyawannya. Tp sy pernah masuk ke dalam ke tempat kerja karyawan di sana saat masih aktif kerja
jalan pagi tiap minggu di seputaran sini..... kemudian sarapan tahu goreng atau kupat.....duluuuuu....
Zaman penjajahan sebuah gedung dibangun selama 4 th, sudah termasik cepat. Maklum, kadang bahan bangunannya ada yang didatangkan dari Belanda.
Wah betul itu, sudah pernah ya
Betul dan bangunablnnya kokoh gak termakan usia, awet
dulu suka kepikiran, satenya sebelah mana :)
Kalau bertandang ke Bandung biasanya selalu berkunjung ke Gedung Sate, meski sampai saat ini blm pernah sekalipun masuk ke dalamnya.
Sekarang sudah gak lagi kan
Di dalamnya ada museum, di belakang ada museum pos
Posting Komentar