Minggu, 08 Oktober 2023

Sejarah Panjang Museum Pos

 


Oh ya kalau ingat pos, jadi ingat jaman kecil . Jaman dulu kantor pos sangat ramai . Ada yang kirim uang , kirim surat , menjual perangko, materai dan kartu pos. Pokoknya suasananya sangat ramai dan selalu sibuk. Sejak ada surat elektronik keberadaan pos menjadi sangat berkurang. Orang sudah jarang berkirim surat , uang lagi. Jadi sekaarng lebih ke pengiriman barang dan pembayaran . Anak-anak sekarang tentunya kurang tahu keberadaan pos jaman itu. Mereka tahunya ya surat elektronik. Nah, makanya kali ini jalan-jalan sama Usep pergi ke museum pos di kota Bandung. Ternyata diriku yang lahir dan tinggal di Bandung belum pernah sama sekali ke museum pos. Nah, dengan jalan-jalan kali bisa mengedukasi anak-anak tentang kantor pos.

 


 


Museum pos ini terletak di jalan Cilaki nomer 37  dan sudah ada sejak jaman kolonial Belandan tepatnya tahun 1933. Dulunya bangunan ini dikenal dengan sebutan Pos Telegrap dan Telepon atau PTT. Saat perpindahan kekausaan dari Belanda ke Jepang , museum dan beserta isinya sangat tak terurus dan saat kemerdekaanpun masih belum diurus dengan baik. Kemudian tahun 1980 perum Giro dan Pos mengambil inisiatif untuk memperbaiki dan tahun 1983 museum ini diberi nama museum Pos dan Giro. Tahun 1995 museum akhirnya diubah menjadi museum Pos Indonsesia.

 


Koleksi dari museum ini berupa koleksi perangko dari negara sendiri dan negaar-negara di dunia. Juga terdapat ruangan yang berisi surat emas, suart dari berbagai raja, surat dari beberapa negara.  Dari suart emas ini kita jadi tahu bagaimana komunikasi para raja saat itu. Juga terdapat aneka timbangan , aneka alat transportasi untuk mengantarkan surat dari satu kota ke kota lainnya . Atau ke beberapoa negara di belahan dunia lainnya. Jadi di dalam museum ini ada tiga koleksi utamanya

 


Koleksi sejarah

Sejarah tentang perkembangan pos dari tahun ke tahun

Koleksi filateli

Koleksi perangko dengan koleksi sebanyak131 juta keping perangko baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Koleksi peralatan dan sarana penunjang

Ada 200 koleksi sarana penunjang yang berkaitan dengan aktivitas di kantor pos, seperti alat cetak perangko, timbangan surat berharga, alat transportasi untuk mengantarkan surat.

 


 


Selain itu juga ada sarana lain agar yang datang nyaman dan mendapatkan wawasan baru tentang pos yaitu disediakan tour guide yang bisa menerangkan isi dari museum ini. Sejauh ini menyenangkan berada di dalam museum ini. Kenapa? Karena suasananya terang benderang sehingga semua koleksi perangko jelas dan saat mau difoto atau dividiokan akan terlihat jelas tidak remang-remang. Akibatnya suasananya menyenangkan dan tidak membuat takut karena suasannya terang. Jadi bagi yang datang ke Bandung  bisa bawa anak-anak untuk datang ke sini sehingga mereka tahu ada pos sebelumnya dengan segala hal yang yang berhubungan dengan pos.

21 komentar:

Anisa mengatakan...

Wah panjang banget nih ya, Mbak sejarah kantor pos tersebut. Keren sekali

Dina mengatakan...

Benar banget, Mbak memang anak zaman sekarang kurang tahu tentang sejarah kantor pos gitu

Indra mengatakan...

Wah ternyata kantor pos dulu ramai banget gitu ya, Kak. Tidak seperti sekarang

Lina mengatakan...

Ternyata ada museumnya nih ya, Kak. Saya jadi pingin pergi ke sana nih hihi

Sasa mengatakan...

Tentunya sekali bisa refreshing, pergi ke museum kantor pos bisa menambah edukasi ya

Tira Soekardi mengatakan...

Yup

Tira Soekardi mengatakan...

Harus kemari

Tira Soekardi mengatakan...

Wah, artinya gak pernah lihat kantor pos

Tira Soekardi mengatakan...

Iya, lengkap lagi

Tira Soekardi mengatakan...

Iya

erykaditya mengatakan...

bener banget mbaaa..anak skrg gak pernah tahu fungsi awal kantor pos dulu yang menjadi pusat komunikasi..sekarang kantor pos terkesan hanya sebagai pelengkap so sad ;(

Tira Soekardi mengatakan...

Iya, fungsinya hanya buat pembayaran saja

fanny Nila (dcatqueen.com) mengatakan...

Aiisssh ternyata ada museumnya ya Mbaaa 😍😍. Aku termasuk yg seriiiiing bangt pakai jasa pos di zaman sekolah. Untuk kirim surat ke sahabat pena waktu itu 😄. Ama pernah terima pembayaran karya yg dimuat di majalah bobo lewat wesel pos.

Rindu masa2 itu. Tapi Skr memang jadi jauh LBH mudah dlm mengirimkan surat atau apapun.

Jadi pengen ih ke museum ini. Anakku harus tahu. Pernah loh mereka ga nyangka kalo kirim surat zaman dulu hrs ke kantor pos, trus ga tahu juga apa itu perangko dan kartu pos 😄. Kalo aku bawa kesana kan bisa jadi paham yaa

Uphiet mengatakan...

Wah seru sekali museum pos ini. Saya semenjak remaja hobi sekali berkunjung ke kantor pos, berkirim surat ke sahabat pena atau menambah koleksi perangko. Sekarang hobi ini sudah saya hentikan karena sudah sangat jarang orang berkirim surat :(

Tira Soekardi mengatakan...

Aku ingat nungguin surat dari pacar dan jadi akrab dengan tukang posnya

Tira Soekardi mengatakan...

Betul, aku juga punya banyak sahabat pena

Tanza Erlambang - Sawan Fibriosis mengatakan...

jadi tahu tentang sejarah pos..... informatif.
Thank you for sharing

Tira Soekardi mengatakan...

Sama2

Fajarwalker.com mengatakan...

Kalau di jakarta ada juga, di dalem area taman mini kalau tidak salah. Tapi saya belum pernah mampir, karena masih bingung itu masih buka apa engga.

Sejarah pos di Indonesia panjang banget sih. Tapi sedih banget, sekarang kondisinya malah megap-megap, kalah saing sama berbagai ekdpedisi lain di Indonesia.

Tira Soekardi mengatakan...

Ya harus berinovasi agar gak mati ya

elfanmauludi mengatakan...

Menurut saya alasan kenapa kantor pos tetap bisa bertahan sampai sekarang adalah karena kantor pos adalah bagian dari usaha milik negara, selebihnya mungkin nasibnya bakal sama seperti usaha perkantoran yang lain jika tidak mau melakukan inovasi.

Posting Komentar