Minggu, 14 September 2025
Gambar dari sini
Jadi waktu trend-trendnya mie Bangladesh mau sekali nyoba tapi apa daya di kota Cirebon belum ada. Sekalinya ada jauh dari rumah dan gak sejalan kalau mau ke arah kota. Jadi cuma bisa lihat orang bikin status makan mie Bangladsh saja . Apalagi anak –anak sudah menceritakan dan meriviewnya hasil mereka kulineran. Jadinya hanya gigit jari. Eh saat jalan-jalan ke kota lihatlah depan CSB mall ada mie Bangladesh . Senang dong tapi dilalahnya gak bisa ke sana saja karena banyak kegiatan yang arahnya ke Sumber bukan ke kota. Sampai akhirnya bisa makan mie Bangladesh tapi sudah gak ngetrend lagi. Tapi gak mengapa yang penting bisa cobain rasanya.
Apa benar mie Bangladesh ini asalnya dari Bangladesh. Ternyata kejauhan mikirnya. Kalau baca asal usulnya juga jadi ingin ketawa saja. Oh, ternyata kenapa dikasih nama Bangladesh itu karena sebuah nama. Ya. Allah. Jadi mie ini banyak versinya. Pertama karena pemilik warung yang pertama kali menciptakan mie ini namanya Bang Ladesh sehingga jadi Bangladesh. Hiii, unik ya, hanya karena sebuah nama loh, jadi nama kuliner. Ada lagi versi yang mengatakan mie ini dari Lhokseumawe Aceh dimana pemilik warungnya Abdullah Arsyad memiliki warung dengan nama Banglah Delima Sigli. Jadi bangladesh. Unik lagi. Karena dua daerah ini banyak dihuni dengan etnis dari Asia Selatan makanya bumbu rempahnya menyerupai masakan Asia Selatan.
Ciri mie Bangladesh ini adalah rasa pedas dan gurih dengan tambahan toping telur, ayam dan menggunakan bumbu rempah Aceh. Yang paling terkenal di kota Medan adalah warkop Agam , mie Bangkadeshnya sangat disukai warga.. Mie disajikan dengan sedikit berkuah atau nyemek dan dilengkapi dengan tambahan telur setengah matang sehingga rasanya mienya creamy dan gurih. Jadi kami berdua akhirnya mengunjungi warkop yang jual mie Bangladesh depan CSBmall. Walau sudah ketinggalan jaman tak apalah untuk mencobanya. Aku sedikit ragu karena memang aku kurang suka yang terlalu banyak rempahnya seperti mie Aceh. Tapi karena mau coba akhirnya dicoba juga. Dan ternyata rempah-rempahnya gak terlau medok sehingga aku suka, Gak seperti awal makan mie Aceh langsung kurang suka.
Akhirnya aku bisa suka juga mie Bangkadesh. Di sana juga terdapa mie Paskitan yang kering tanpa kuah dan juga ada mie Aceh. Tapi cukup nyobain yang Bangladesh saja. Dan laporan ke anak-anak kalau kami berdua suka dengan rasanya. Begitulah pengalaman kami berdua makan mie Bangkadesh yang bukan dari Bangladesh. Rasa penasaran sudah terobati dan tentu akan datang kembali jika lagi mau makan mie. Walau terlambat trendnya tapi yang penting kami lansia ceria sudah pernah nyobain dong. Siapa tim yang suka dan siapa tim yang gak suka.
Label: aceh, bangladesh, kuliner, medan, mie
0 komentar:
Posting Komentar